Menggapai Bintang

6 2 1
                                    

Malam yang cerah dengan gemerlap bintang yang menemani, menambah kesan yang menakjubkan untuk hari ini. Dibawah langit penuh bintang nan luas Dirgan melihat matanya secerah bintang dilangit -- Tara, sangat bersemangat menceritakan tentang cita-citanya menjadi pembuat Pesawat.

"Gan, apa cita-citamu kalau sudah besar nanti?," Tanya Tara."Kalau aku ingin membuat pesawat Antariksa," kata Tara dengan semangat.

Dirgan duduk termenung sambil berpikir sejenak di sebelah Tara yang sedang menikmati keindahan bintang malam.

"Dirgan, ini sudah hampir larut! Antarkan Tara pulang!," Teriak Ibu dari dalam rumah.

"Baik, Bu," ujar Dirgan.

Dirgan berdiri dari duduknya dan mengulurkan tangannya untuk membantu tara berdiri, "Tar, ayo aku antar kamu pulang" kata Dirgan mengajak.

Tara menerima uluran tangan dari dirgan yang berniat membantunya berdiri Tarapun bangun dan berpamit menerima uluran tangan dari dirgan yang berniat membantunya berdiri an dengan kedua orang tua dirgan dan pergi pulang Bersama Dirgan dengan motor yang ditumpanginya.

"Kalau begitu Tara pulang dulu baik om tante terima kasih sudah mengingatkan, Assalamu'alaikum" kata Tara.

"Wa'alaikumsalam, hati-hati dijalan" jawab Ayah Dirgan.

Dirgan menjawab pertanyaan Tara sambil berjalan keluar rumah bersama.

"Jika kamu ingin menjadi pembuat pesawat Antariksa, maka aku akan jadi pilot dari pesawat tersebut," jawab Dirgan. Tara hanya memberikan senyuman dengan banyak arti kepada Dirgan.

"Kami berangkat dulu ya Bu, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam, Iya. Kalian hati-hati di jalan! Jangan ngebut Gan bawa motornya sudah malam!" seru Ibunya.

Sesampainya dirumah Tara, Tara turun dari motor.

"makasih ya, udh anterin aku pulang." Kata Tara.

Dirgan mengagguk dengan singkat

"Cepat tidur biar gak sakit," ujar Dirgan.

"Siap, Bos!" jawab Tara.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Tara membersihkan diri lalu beranjak tidur, demi mengikuti saran Dirgan.

***      

Hari telah lama berlalu waktu kami selalu bermain bersama dulu. Saat ini aku tengah belajar serta bekerja di LAPAN dan telah diundang ke NASA sebagai pilot dengan membawa nama INDONESIA dipundakku. Saat ini aku telah sampai di NASA. Aku mendengar suara seorang Wanita yang memanggilku. Terdengar tak asing, ternyata itu Tara teman masa kecilku dulu.

"Gan!"     

Dirgan menoleh ketika mendengar seseorang memanggil namanya. Dipicingkan matanya untuk memastikan siapa wanita yang tengah berjalan mendekat itu.

"Tara? Ngapain kamu kesini?" Tanya Dirgan.

"Aku? tentu saja ingin mengetahui siapa pilot dari pesawat yang berhasil kubuat dan terbang menuju satelit dan akan mengendalikan satelit diluar angkasa selama 2tahun ini," Jawab Tara dengan gembira.

Tak disangka ternyata Dirgan terpilih untuk menjadi pilot dan pengendali satelit selama dua tahun, Dirgan mengira angannya waktu itu hanya sebatas mimpi saja.

"Selamat ya Gan," kata Tara.

"Makasih Tar, sebelum aku berangkat aku mau mengatakan sesuatu ke kamu" sambil memegang tangan Tara dan berlutut.

"Eeh mengatakan apa Dir, kok kamu berlutut gitu?" Tanya Tara terheran. "Berdiri malu tau banyak orang yang lihat" lanjut Tara meminta Dirgan untuk berdiri.

"Gak, gak papa biar semua orang tau, Ra aku dah suka sama kamu sejak kita SMA walau kita temenan dari kecil, tapi aku udah jatuh cinta sama kamu sejak SMA. Hari ini adalah keberangkatanku ke luar angkasa, maukah kamu menungguku? saat kembali nanti aku berjanji akan bersamamu," Kata Dirgan.

"I, iya akan aku tunggu" jawab Tara sambil merona.

***

Beberapa jam telah berlalu

Pesawat hampir lepas landas setelah Dirgan menyampaikan perasaannya terhadap Tara, ia langsung bersiap-siap berangkat dan Tara pun melihat kepergian Dirgan sambil berharap ia akan kembali dengan selamat 2-6 tahun lagi.

Saat Dirgan menyampaikan perasaannya tadi dihadapan semua orang Tara berjanji akan menunggu Dirgan. Masa kecil kami habiskan dengan bermain dan belajar tentang Antariksa, Angkasa, dan cita-cita yang kami impikan bersama saat ini telah tergapai, hingga kasih sayang beserta cinta kami ciptakan bersama.

"Aku berjanji pada diriku sendiri akan menunggu Dirgan kembali, kuharap Dirganpun menjanjikan hal yang sama diluar sana," Tara bergumam dan tersenyum sambil menatap langit.

Disisi lain diwaktu yang sama....

Saat Dirgan mengatakan perasaan pada Tara, rasanya Dirgan juga sangat malu tapi ia telah bertekad sejak lama untuk memberikan surprise ini padanya. Walau Dirgan memberi tahu saat hendak pergi ke angkasa, akan tetapi perasaannya takkan pudar.

"Dan aku pun berjanji pada diriku sendiri juga pada Tara, akan Kembali kesisinya dengan selamat dan akan bersama dengannya selamanya, kuharap ia benar-benar akan menungguku," Dirgan bergumam dan tersenyum sambil mengendalikan pesawat.

Setiap orang memiliki impian dan cita-cita setinggi dan seluas angkasa bahkan jika itu mustahil sekalipun. Seseorang tidak akan mampu mewujudkannya bila hanya dengan bicara omong kosong dan tidak mengusahakan cita-cita dan imppiannya tersebut. Seperti halnya Dirgan dan Tara tanpa usaha, kerja keras, semangat dari setiap orang juga doa dari orangtua serta ibadah. Jangan patah semangat setiap lika-liku kehidupan pasti ada masalah di depannya namun bukan berarti setiap masalah tidak ada solusinya. 

Bersambung ....

The Row of WordWhere stories live. Discover now