Happy reading Phi/Nong-kha~~
Jika ada typo tolong beritahu 🙇🏾♀️"Apa kau akan berbohong lagi lain kali?" tanya Day. Itt menggelengkan kepalanya bolak-balik ke bahu Day yang basah karena air mata Itt.
"Itt", ulangi Day.
"Day... aku tidak akan berbohong lagi," isak Itt.
"Tidak baik berbohong lagi, kau tahu? Betapa sedihnya aku ketika aku mengetahui bahwa kamu berbohong kepadaku, aku mempercayaimu! Tapi kamu menghancurkan kepercayaanku. Seberapa buruk kamu?" Day berkata dengan keras kepala untuk memperkuat apa yang dipahami dan dirasakan Itt.
"Tahan aku." Itt, semakin dia mendengarkan apa yang dikatakan Day, semakin Itt menyadari betapa salahnya dia.
"Pikirkan ke belakang. Jika aku berbohong kepadamu, itu akan merusak kepercayaanmu. Bagaimana perasaanmu?" Itt terus menggelengkan kepalanya.
"Hei... aku tidak akan berbohong lagi... Kamu juga tidak bisa berbohong padaku," isak Itt mengetahui apa yang dimaksud Day.
"Jika kamu melakukan kesalahan lagi, apa yang akan aku lakukan padamu, Itt?" tanya Day, tapi Itt tidak menjawab.
"Jika kamu membuat kesalahan lagi, akankah kita berpisah? Agar tidak ada yang memaksamu. Apakah kamu dapat melakukan sesuatu yang kamu inginkan?" Itt segera mendongak mendengar perkataan Day, matanya merah dan sembab dan wajahnya penuh air mata.
...
"Eh... Oh Day!... Kamu akan meninggalkanku, kan?... Kamu... Kamu tidak ingin bersamaku lagi, kan?..." Itt menjerit dan meninju dada Day. Hingga Day harus memegang kedua tangan Itt.
"Itt, berhenti!" Day berkata dengan muram. Ini membuat Itt membeku dan terisak lagi.
"Ini dia... Kapan aku mengatakan itu? Tentang meninggalkanmu...?" Day mengatakan semuanya sebelum menekan kepala Itt ke bahunya.
"Huhu...akan kuberitahu Ayah...kau akan meninggalkanku." Itt masih menangis tersedu-sedu.
Sigh..."Aku punya istri sepertimu. Ini seperti membesarkan anak. Mengapa kamu ingin tinggal bersamaku dan sebaik biasanya?" Kata Day sambil tersenyum. Apakah Itt masih menangisi Day? Itt langsung mengakui bahwa dia memiliki sumur air mata yang sangat dangkal.
"Maafkan aku... untuk saat ini," kata Itt lagi.
"Tidak perlu mengatakannya, permintaan maaf hanya perkataan dan tidak ada artinya jika kamu tidak berpikir untuk menjadi lebih baik... jika kamu benar-benar ingin meminta maaf kepadaku, dengarkan aku dan jangan terlalu keras kepala," kata Day. Itt terisak-isak seperti itu selama beberapa saat hingga ia merasa lega.
"Day.." Itt memanggil Day dengan suara rendah.
"Apa?" Kata Day sebagai tanggapan.
"Bisakah aku memakai celana? Aku tidak ingin hidup seperti ini," kata Itt lagi. Day tersenyum tipis.
"Oke," jawab Day sambil menggeser Itt ke posisi duduk di tempat tidur. Lalu Day bangun, membawakannya pakaian dalam dan celana pendek. Day melepaskan rantai dari pergelangan kakinya. Itt segera bangkit dan menarik celananya, sebelum tersentak saat Day mencengkeram pergelangan kaki Itt dan memasangnya kembali ke rantai.
"Day...jangan lakukan ini. Aku tidak mau memasang rantainya," kata Itt sambil menggigil. Day menatapnya.
"Kau masih dihukum, Itt," kata Day dengan nada kasar.
"Jadi kapan ini akan berakhir?" Itt bertanya lagi saat Day mengamankan rantai di pergelangan kakinya.
"Kapanpun aku ingin melepasnya, aku akan melepasnya seperti sebelumnya," kata Day dengan nada monoton. Itt duduk dengan wajah cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Syndrome : Day-Itt Book 2
RomanceDay "Oh! Bersamamu seperti membesarkan seorang anak." Itt "Mulai sekarang, jangan mengurusku! Karena seorang ayah juga bisa menelantarkan anaknya!" ~~~~~ Day "Istriku, kamu pasti cemburu." Itt "Aku tidak cemburu, bodoh!" ~~~~~ Itt "Ya! Aku idiot ma...