DUA

272 22 4
                                    

Happy reading


******


Malam telah tiba kini seorang laki-laki tampak fokus dengan beberapa buku di hadapannya, sesekali ia memijit pelipisnya karena merasakan sedikit pusing di kepalanya.

Tok. Tok. Tok

Sebuah ketukan pintu pun tak mengalihkan pandangannya dari beberapa buku tebal itu.

"Aji! Gue masuk, ya?" tanya seseorang dari balik pintu kamarnya.

"Masuk aja." sahut Fajri tanpa menoleh.

Setelah itu pintu kamarnya yang tidak di kunci itu terbuka menampilkan sosok Fenly yang berjalan menghampirinya sambil membawa segelas susu hangat.

"Ada apa?" tanya Fajri to the point.

"Nih minum dulu, " Fenly meletakkan segelas susu tersebut di meja samping buku Fajri.

Fajri tersenyum lalu menatap minuman yang di berikan abangnya barusan kemudian beralih menatap Fenly.

"Makasih Kovel. " ucap Fajri yang langsung meminum susu yang di berikan Fenly.

"Sama-sama, Ji."

"Kovel mau?" tanya Fajri menawarkan susu yang tinggal setengah itu.

Laki-laki pemilik tatapan tajam itu hanya tertawa kecil lalu berujar.

"Aji abisin aja, itu kan gue buatin buat lo, masa gue juga yang minum." balas Fenly.

"Gak apa-apa. Kovel cobain deh, enak tau susunya, " Fajri mendekatkan gelas itu ke bibir Fenly dan mau tak mau Fenly pun meminumnya.

Melihat itu Fajri langsung tersenyum senang. Namun beberapa detik kemudian ia terkekeh ketika melihat wajah abangnya itu.

"Duh... Kovel kaya bocah aja minum kok belepotan, " timpal Fajri yang menyapu sisa noda di bibir Fenly.

Bola mata Fenly melebar ketika mendengar dan mendapati perlakuan Fajri barusan, dengan segera ia menepis pelan tangan Fajri dan mendengus kesal.

"Dih... Lo pikir cuma gue doang? Noh, " kini giliran tangan Fenly yang menyentuh dan mengusap lembut sudut bibir Fajri yang terdapat noda disana.

Fajri tersentak dan mendengus namun beberapa saat kemudian mereka berdua tertawa lepas. Sederhana tapi sengat manis, Fenly dan Fajri memang tidak bisa terpisah bahkan satu hari pun begitu juga dengan saudara-saudaranya yang lain.

Siapa saja yang melihat bagaimana manisnya cara Fenly memperlakuan Fajri pasti akan merasa ingin di posisi itu.

"Gue lanjut belajar lagi ya, Kovel." ucap Fajri lembut.

Fenly menganggukkan kepalanya lalu mengusap puncak kepala Fajri gemas.

"Semangat!! Kalau capek gak apa-apa tunda dulu belajarnya. Istirahat terus tidur." pesan Fenly kepada adiknya itu.

Laki-laki berwajah tampan yang memiliki gigi kelinci itu hanya mengangguk serta tersenyum simpul tak lupa ia mengacungkan jempolnya kearah Fenly.

ABOUT BROTHER'S || UN1TYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang