Song for this chapter:
Within Temptation - Dangerous Mind🌸🌸🌸
"Jadi, apa Aksa sudah sering memperlakukanmu seperti tadi?" tanya Krisna dengan satu tangannya memegang setir sementara satu tangan yang lain bersandari di jendela yang kacanya terbuka.
Aku menggeleng pelan. "Hari ini dia lebih menyebalkan ketimbang sebelumnya. Annoying."
"Menurutmu kenapa?"
"Dunno. Mungkin dia memang suka iseng? Sebentar, kenapa kamu kelihatan santai sekali dengan hal ini? You're talking with woman who slept with your soon brother in law, at least you should be mad at me," ucapku keheranan. Yang sesungguhnya aku sendiri masih merasa nggak nyaman dengan kenyataan bahwa Krisna mengetahui bahwa aku pernah tidur dengan Aksa, tunangan adiknya.
"Kamu berharap aku bersikap seperti apa? Menghakimimu? Dengan tipe laki-laki seperti Aksa, aku sudah memprediksi akan banyak perempuan yang pernah dipermainkan dia. Hanya saja aku nggak nyangka kamu salah satunya."
"Aku nggak pernah dipermainkan, aku bahkan nggak kenal dia siapa saat kami—ah, sudahlah."
"That's the point. Mana bisa aku marah kalau kamu sendiri yang bilang kamu nggak kenal dia saat kalian berdua terlibat one night stand. Buatku itu masih lebih baik ketimbang menjadi wanita yang pernah dia sakiti. Itu akan sangat canggung sekali."
"Benar kamu berpikir begitu?"
"Kenapa? Apa kamu sebenarnya merasa sangat tersakiti dengan Aksa yang lebih memilih adikku ketimbang kamu?"
Aku mengernyit seolah baru saja mendengar lelucon yang paling nggak lucu.
"Stop it! Kamu membuatku geli," tukasku.
"Kamu terganggu dengan sikap Aksa?" tanya Krisna.
"Tentu saja. Aku nggak tahu apa yang dia pikirkan saat pemotretan tadi. Terus-menerus melirikku alih-alih calon istrinya. It's weird. Super weird, ditambah sikapnya barusan yang membuatku—"
"Kalau begitu, pura-pura saja kita punya hubungan," potong Krisna. Aku nggak tahu dia bercanda atau nggak, tapi dengan ekspresinya yang serius, sulit buatku untuk mengira dia main-main atau serius saat mengatakannya.
Aku terdiam. Masih mencoba mencerna maksud perkataannya, tapi aku masih belum sepenuhnya paham.
"Maksudmu?"
"Kamu ingin menyingkirkan Aksa dan mau supaya dia berhenti mengganggumu karena itu aku mengatakan ini. Kalau dipikir-pikir situasi kita juga mendukung. Aku duda yang nggak sedang menjalin hubungan dengan siapa pun dan kamu lajang yang nggak mau laki-laki yang akan menikah mengganggumu. Kamu bisa mengandalkan aku."
Sejujurnya, saat Krisna mengatakan itu aku bisa merasakan debaran yang nggak manusiawi di dadaku. Hanya saja, aku cukup pintar menyembunyikannya. Seperti aku menyembunyikan perasaanku selama bertahun-tahun saat Krisna masih berpacaran dengan Alya.
"Jadi kamu akan berpura-pura mendekatiku? Bagus banget, rasanya ini sudah seperti plot dalam drama korea saat semua masalah bisa diselesaikan dengan berpura-pura pacaran atau nikah kontrak."
"Oh, kamu nggak suka pura-pura? Lebih memilih sungguhan?" tantang Krisna, yang membuatku makin blingsatan.
"Nggak usah main-main deh. Aku nggak mau lagi berada di situasi aneh kayak dulu," kataku sedikit canggung.
"Jadi kamu berpikir, andai kita menjalin hubungan sungguhan, kamu mengira posisimu masih akan terjebak antara aku dan Alya?"
"Aku nggak mau membayangkannya." Aku menggelengkan kepala. Jelas bukan hal yang menyenangkan untuk diingat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Through My Lens
Chick-LitPetra Larasati, si kutu loncat dalam pekerjaan dan dalam hal segala hal, termasuk percintaan. Doyan jatuh cinta, tapi tidak pernah menjalin hubungan serius. Di antara banyak job yang ia lakukan, Petra memutuskan untuk yang menjadi fotografer di seb...