"Tuan muda.."
Gara yang tengah asik memandang langit sontak melirik seorang bodyguard yang baru saja memanggilnya.
"Saya tidak menemukan Juju, tuan muda." Ujar bodyguard yang tidak lain adalah Ajun itu berdiri di hadapan Gara yang sedang duduk di gazebo halaman belakang.
Gara yang merasa lelah karena sudah mencari Juju kesana kemari, meminta tolong Ajun untuk melanjutkan pencariannya. Sedangkan Gara sendiri memutuskan untuk beristirahat dengan mendudukkan diri di pinggir gazebo selagi menunggu Ajun mencari Juju.
Walaupun terbilang hari masih terang, lebih tepatnya masih sore, suasana halaman belakang tetap saja selalu membuat Gara risih. Karena memang mau itu hari terang atau gelap Gara tetap bisa merasakan kehadiran makhluk halus yang berkeliaran di sekitar halaman belakang mansionnya itu, terutama di area pagar pembatas menuju hutan. Beh, disana ada berbagai macam makhluk halus menampakkan diri. Seperti sengaja ingin dilihat oleh Gara.
Gara yang sudah pasti malas melihat makhluk-makhluk itu, walaupun sekarang penglihatannya tidak setajam dulu tetapi tetap saja Gara lebih memilih mengalihkan pandangannya ke arah atas, memandang langit sore yang nampak sedikit gelap karena mendung.
Meskipun Gara sukanya dengan langit yang cerah tapi daripada lihat hantu, mending lihat langit mendung, ya kan?
Jadi sejak tadi Gara duduk di gazebo itu kepalanya lebih banyak mendongak ke atas dan hanya sekilas-sekilas saja melihat sekeliling.
Kalau kalian tanya kenapa Gara tidak masuk saja ke dalam mansion dan kenapa malah memilih duduk disana yang jelas-jelas tidak membuatnya nyaman. Itu karena Gara tidak sanggup berjalan. Badannya sudah sangat lemas. Mengingat Gara tadi sempat mengalami serangan panik yang cukup menguras tenaga, jiwa dan raga.
Biasanya setiap Gara habis mengalami serangan panik ia akan tertidur karena lelah. Tapi untuk tadi Gara malah memaksakan diri mencari keberadaan kucingnya yang belum ketemu. Sehingga kini rasa lelah dan lemasnya itu menjadi double.
Mendengar laporan dari Ajun yang ternyata tidak berhasil juga menemukan si juju, Gara lantas menghela napas sedih.
Kemana perginya kucing kesayangannya itu?
Apa kucingnya itu sedang mencari pejantan?
Karena memang Juju itu kucing betina dan mungkin saja sedang masa birahi alias minta dikawinin. Makanya jadi menghilang entah kemana. Tapi Gara sebagai babu tetap saja khawatir. Takut kucing nya itu kenapa-napa.
"Yaudah, kalo gitu, bang. Makasih ya udah bantu nyariin si Juju. Sekarang Abang balik aja ke tugasnya. Gue mau tidur bentar disini. Nanti kalo ada bang Shino nyamperin kesini bilangin ke dia gue minta gendong bawa ke kamar." Ujar Gara sembari membaringkan tubuhnya dengan kaki dibiarkan menjuntai dipinggir gazebo, jadi tubuhnya saja yang rebahan diatas. Gara ingin dalam posisi seperti itu untuk sejenak.
"Sama saya aja, tuan muda. Biar saya yang gendong. Ayo, saya antar ke kamar sekarang."
Ajun menawarkan diri untuk mengantarkan tuan mudanya itu ke kamar. Tapi Gara malah menggelengkan kepala, tanda menolak tawaran itu.
"Gak usah. Bang Ajun balik aja ke tugasnya abang. Gue nunggu bang Shino aja. Bentar lagi dia pasti nyamperin kesini." Ujar Gara lirih. Ia mulai mengantuk.
"Tapi tugas utama saya 'kan menjaga tuan muda setiap sedang berada diluar mansion." Balas Ajun.
Gara berdecak,"Bang, ini juga gue masih ada di sekitaran mansion. Gak bener-bener keluar ngelewatin pagar pembatas atau gerbang depan. Kecuali gue keluar sono noh, ke hutan atau ke jalanan. Nah, baru harus lo jaga."

KAMU SEDANG MEMBACA
About Gara
General FictionTentang Gara menghadapi kekurangan dan kelemahan nya. 📢 Warning! - Ini cuma cerita fiksi ya! Jadi jangan terlalu dianggap serius! Buat hiburan aja! Ambil sisi baik nya, buang sisi buruk nya, okey! 💙😽