| DUA PULUH ENAM |

1.5K 329 122
                                    

jangan lupa vote dan komennya yah gais❤️

siapin hati bacanya karna ini cukup panjang,😄📈

happy reading 🤍




Sejujurnya Serein masih bingung dengan perkataan Jaan beberapa jam lalu. Sebenarnya apa alasan mereka tidak pernah menemuinya di malam hari? Sehabis makan malam tepat pukul delapan, Serein diantar ke dalam kamar. Seperti biasa, dia tidak diizinkan menginjakkan kakinya keluar dari pintu meski hanya sejengkal.

Gadis yang sedang duduk bersila di atas kasur itu mengusap-usap dagunya. Dia meraih buku dan bolpoinnya. Mencoba mencatat beberapa alasan yang menjadi praduga di dalam pemikirannya.

1. Pulang ke tempat asal masing-masing
2. Terdapat banyak makhluk mengerikan yang kemungkinan tiba-tiba muncul
3. Peraturan yang sudah ditetapkan dan tidak boleh dilanggar
3. Menyembunyikan sebuah rahasia

Beberapa saat Serein terdiam. Untuk opsi pertama, rasanya aneh jika mereka terus-menerus pergi ke tempat asal tanpa ada waktu kosong sehari saja—di antara salah satu dari ketujuhnya—untuk menemuinya, lagipula mereka selalu mengantarnya tepat waktu, tidak pernah lewat dari jam delapan. Opsi kedua, bukankah mereka berada di tempat yang sama, tidakkah peluang muncul makhluk mengerikan akan sama besar entah itu siang maupun malam? Jika sedang menghabiskan waktu bersama pada siang hari mereka selalu menjaganya dari berbagai macam makhluk, tidak bisakah mereka menjaganya saat malam juga? Kecuali situasi pada malam hari lebih berbahaya.

Untuk poin ketiga, cukup masuk akal karena mereka menetapkan peraturan dan tidak boleh melanggarnya. Poin keempat, Serein juga masih belum terlalu yakin, jika dipikir-pikir tidak mungkin mereka menyembunyikan rahasia lain, bilapun ada Serein tidak bisa menebaknya. Memang tidak menutup kemungkinan makhluk misterius seperti mereka masih memiliki rahasia-rahasia lain yang belum Serein ketahui, namun untuk sekarang hal tersebut tidak perlu terlalu dipikirkan.

Alasan yang paling tepat menurut perkiraan Serein adalah poin kedua dan poin ketiga. Untuk saat ini, alasan itu yang paling masuk akal dan dapat diterima dengan baik. Ngomong-ngomong, Serein tidak masalah jika mereka bertujuh tidak menemuinya di malam hari, anggap saja sebagai hari tenang untuk Serein dari menghabiskan waktunya bersama tujuh makhluk berbeda temperamen itu, masalahnya mereka 'sama sekali tidak pernah' menunjukkan wajahnya.

Aneh sekali. Apa mereka berubah menjadi monster?

Sebuah suara dari arah jendela menarik perhatian Serein. Gadis itu meletakkan buku dan bolpoin dari pangkuannya, turun dari kasur menghampiri jendela yang menampilkan bulan purnama utuh yang begitu besar nan indah.

Bulan itu bersinar begitu terang seolah-olah ingin menyampaikan sesuatu dan perlahan menghinoptis Serein. Dia menjulurkan tangannya menyentuh kaca jendela seolah bulan tersebut menempel di sana.

Serein memekik kencang kala sebuah tangan dengan cakar tajam muncul di jendelanya. Dia terperanjat ke belakang beberapa langkah, memegang dadanya merasakan jantungnya berpacu cepat. Matanya masih tertuju pada tangan tersebut yang menjalar dari atas ke bawah seperti adegan di salah satu film horor. Serein benar-benar terkejut.

"Siapa?!" Serein tercenung kala tangan bercakar tajam itu menghilang dan tidak ada suara apa pun, perlahan dia mendekat kembali ke jendela. Terdengar sebuah suara yang seperti cicitan burung namun sungguh tidak sedap didengar di telinga, seperti campuran burung hantu yang tengah menangis, burung gagak dan cicitan yang hanya terdengar lima detik sekali.

"Nona anda harus tidur sekarang juga." Seorang pelayan yang merupakan nimfa tanah tiba-tiba muncul memperingatkannya.

"Ada apa?"

Dark Creatures | ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang