Chap 16: Saingan baru

159 30 6
                                    

Sakura terkejut saat tiba-tiba Sasori memeluknya. Emeraldnya menatap satu persatu temannya yang sama  terkejutnya. Tatapan Sakura fokus ke Sasuke yang juga sedang menatapnya, dapat Sakura lihat kilatan tak suka di matanya saat melihat Sasori memeluknya. Melihat hal itu tangan Sakura sengaja membalas pelukan Sasori.

Kenapa tiba-tiba Sasori ada di sini?

Jadi perkataannya waktu itu yang mengatakan tertarik tinggal di Tokyo dan akan pindah ke sekolah yang sama dengannya itu sungguhan?

Sasori melepaskan pelukannya, senyuman tak lepas dari wajah tampannya. Ia mengelus pucuk merah muda Sakura gemas.

"Kau beneran pindah kesini?" Tanya Sakura menatap Sasori tidak percaya.

"Tentu saja, waktu itu kan aku sudah bilang." Jawab Sasori.

"Terus paman dan bibi?"

"Mereka bilang aku boleh tinggal di sini, asal ada Cherry pasti aku akan baik-baik saja."

Sakura menghela nafas. Ayah dan Ibu Sasori sangat mempercayai Sakura, dulu saat Sakura baru pertama kali tinggal di Osaka rumahnya bersebelahan dengan Sasori. Mereka sering bermain bersama meski saat SD mereka tidak satu sekolah dan baru satu sekolah saat SMP.

Saking dekatnya ia dengan Sasori sampai orang tua laki-laki itu sudah menganggap Sakura sebagai anak mereka sendiri.

Sebenarnya saat Sakura berumur 9 tahun ia mengalami kecelakaan bersama ayah kandungnya.
Ayahnya meninggal di rumah sakit dan Sakura kritis. Perlahan Sakura  melewati masa kritisnya dan mulai sembuh. Saat dirinya kehilangan sosok ayah, ayah Sasori lah yang selalu memanjakannya seperti anaknya sendiri. Hal itu membuat Sakura bahagia dan ia sudah seperti saudara dengan Sasori.

Bahkan setelah ibunya menikah lagi, Sakura tetap di manjakan oleh orang tua Sasori sampai ia pindah kembali ke Tokyo karena urusan pekerjaan ayah barunya.

"Ehem, Saku."

Panggilan dari gadis bercepol dua itu membuat Sakura menoleh melihat kearahnya, termasuk Sasori.

"Dia siapa?" Tanya Tenten berusaha bersikap biasa saja meski aslinya ia sangat terkejut ketika melihat sahabatnya di peluk oleh murid baru.

Sakura menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, pasti ketiga sahabatnya itu penasaran dengan siapa sebenarnya Sasori.

Sakura yang tidak pernah dekat dengan laki-laki mana pun, tiba-tiba di peluk oleh murid baru. Pasti ketiga sahabatnya itu bertanya-tanya.

"Etto... Dia Sasori Akasuna, dia temanku saat aku masih tinggal di Osaka." Kata Sakura memperkenalkan Sasori kepada ketiga sahabatnya.

"Teman? Jadi aku ini hanya kau anggap teman?" Kata Sasori kesal lalu mencubit kedua pipi Sakura.

"Aww, sakit Sasori... Lepaskan!"

Kedua tangan Sakura memukul-mukul lengan Sasori agar laki-laki itu melepaskan cubitannya.

Sakura mengelus kedua pipinya setelah Sasori melepaskan cubitannya. Ia menjitak kepala merah Sasori membuat laki-laki itu mengaduh kesakitan.

"Duh, sakit tau Cherry..." Kata Sasori sembari mengelus kepalanya yang di jitak Sakura tadi.

Salahnya sendiri tadi mencubit pipi Sakura.

"Cherry?" Naruto mengulang panggilan Sasori pada Sakura.

"Kenapa kau memanggil Sakura-chan dengan sebutan itu?" Tanya Naruto. Ada rasa tak suka mengetahui Sakura memiliki teman laki-laki yang sangat dekat dengannya. Bahkan laki-laki itu sampai pindah agar bisa satu sekolah dengan gadis yang Naruto sukai itu.

The Bad Truth (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang