Seminggu kemudian setelah kejadian itu, shania dan saktia beraktivitas seperti biasa, tapi dokter bilang tidak boleh mengangkat berat dan kecapean.
"mamah zee pulang" teriak zee yang baru pulang sekolah
Shania yang berada didapur langsung menghampiri anaknya.
"halo sayang, gimana sekolahnya" tanya shania melepaskan tas zee dan duduk disofa.
"capek mah, zee ikut ekskul basket" ucap zee bersandar disandaran sofa.
"kok gak bilang mamah" ucap shania menatap zee
"hehe zee lupa mah, itu mendadak diumumin kemarin mah" ucap zee menggaruk kepalanya yang tak gatal.
Shania hanya menggelengkan kepalanya.
"yaudah, adek istirahat gih, ganti baju terus turun kebawah makan " ucap shania
"iya mom, kiss" ucap zee memajukan pipinya
Shania tersenyum lalu memeluk anaknya dan menciumnya.
"bye mah, zee kekamar ya" ucap zee berjalan meninggalkan shania.
Shania duduk bersandar disofa sambil menghela nafas.
"kenapa sih, badan aku sering ngilu kalo banyak aktivitas" gumam shania merasakan nyeri ditubuhnya.
"sayang aku pulang" ucap saktia langsung menghampiri shania.
"kamu kenapa ay" tanya saktia khawatir
"sak, badan aku akhir-akhir ini sering banget sakit, setiap beraktivitas lebih" ucap shania mengadu.
"kita kerumah sakit ya" ucap saktia mengusap kepala shania
Shania menggelengkan kepalanya.
"aku gak mau zee tau" gumam shania lirih didengar saktia
"yaudah, besok kita kerumah sakit, pas zee sekolah" ucap saktia
"iya sak" ucap shania tersenyum
Saktia mengusap kepala shania
"papah" teriak zee menuruni tangga langsung duduk dipangkuan saktia.
"kenapa anak papah" ucap saktia merapikan anak poni zee.
"jangan lari-lari dek " ucap shania menatap zee.
"iya mamah, sorry" ucap zee pelan
Shania tersenyum.
"iya sayang gpp" ucap shania mengusap pipi zee.
"tadi mau apa kesini dek" tanya saktia
Zee menatap saktia dengan senyum tengilnya.
"besok zee libur zee mau kepantai" ucap zee bersemangat.
Saktia menatap shania yang menatapnya balik, shania mengangguk tanda mengizinkan.
"emang besok libur apa dek" tanya saktia
"besok libul lapat gulu" ucap zee
Saktia lagi-lagi menatap shania yang tersenyum.
"papah, bolehkan" tanya zee yang berharap mengizinkan.
"papah gak bolehin ya" tanya zee kembali dengan wajah sedih.
Shania menepuk lengan saktia.
"sini sama mamah" ucap shania
Saktia menaruh zee kepangkuan shania dengan hati-hati.
"sini tatap mamah" ucap shania memegang kedua pipi zee yang cemberut.
"mamah sama papah bolehin kok kepantai, besok kita kepantai yaa, sama ci gre juga, tapi mamah sama papah berangkatnya belakangan gppkan? Adek sama ci gre duluan" ucap shania membuat zee diam.
"mamah sama papah mau kemana, zee ikut" ucap zee menatap satu persatu orang tuanya.
"mamah ada urusan sebentar sama papah, nanti mamah nyusul adek kepantai, sebentar aja, kalo adek ikut nanti lama loh gak bisa main puas-puas" ucap shania membujuk zee
Zee tampak berfikir lama lalu menatap shania
"cici gre " tanya zee
"ci gre nanti mamah suruh kesini, langsung nginap sini" ucap shania
"iya deh, tapi janji ya mamah sama papah jangan lama" ucap zee mengangkat jari kelingking nya.
Shania tersenyum lalu menautkan jarinya ke jari zee.
"janji" ucap shania lalu mencium pipi zee.
Zee turun dari pangkuan shania, dia berdiri sedikit menjauh dari orang tuanya.
"kenapa dek" tanya saktia
Zee menatap saktia
"mamah kok pucat" ucap zee menunjuk shania yang tersenyum.
Saktia menatap shania khawatir.
"mamah gpp dek, yuk bobo siang yuk" ajak shania menghampiri zee.
"sini papah gendong" ucap saktia menggendong zee
Mereka pun berjalan menuju lantai atas kekamar shania.