Aku terbangun dari tidurku. Aku melirik jam dinding. Semua sudah aku persiapkan sejak semalaman. Aku sudah siap untuk bersekolah kembali. Menjalani kehidupan seperti remaja lainnya.
Mengejar dosen, menunggu dosen itu datang atau berkumpul dengan teman-teman. Kulihat Kak Sean sudah siap dimeja makan. Aku tersenyum kearahnya.
"Kak Sean! Ini kakak yang masak semua?"tanyaku heran.
Banyak sekali makanan yang berada dihadapanku. Aku tidak yakin jika Kak Sean yang memasaknya. Setauku dia paling tidak suka memasak. Dia kan lelaki. Terakhir kali aku melihatnya takut dengan minyak panas.
Oleh karena itu aku tidak yakin jika ia yang memasak semua ini?
"Iyalah! Emangnya siapa lagi?"jawabnya dengan singkat.
"Seriusan kak? Banyak banget makanannya. Aku gak yakin"kataku dengan singkat.
"Dibilangin ngeyel ya! Ini semua kakak yang masak. Masa kamu gak percaya sih? Maklum aja ya kalo rasanya agak gak enak. Kakak bukan kamu"jelas Kak Sean yang mengedipkan sebelah matanya.
Aku masih memikirkan masakan ini. Rasanya memangnya tidak begitu enak. Tapi aku sangat menghargai masakan kakak tercintaku ini. Aku menghabiskan semuanya. Aku tidak mau melihat dia terluka karena aku tidak memakannya.
Aku menatap dirinya dengan senyuman.
"Enak kak! Sejak kapan kakak bisa masak?"kataku dengan tertawa.
"Kau jangan bohong! Masakan ini gak enak! Kamu boong kan?"
"Sedikit sih kakk! Tapi ini enak beneran kok"
"Yaudah cepetan makannya. Jangan lelet! Udah kesiangan tau!"katanya dengan kesal.
Aku tersenyum kearah kak sean . Mobilnya sudah hilang begitu jauh. Kak sean memang sangat sibuk akhir-akhir ini. Aku juga paham dengan pekerjaannya. Dia sangat sulit berada dirumah. Namun aku tidak boleh merasa kesepian lagi.
Aku mencari-cari dimana keberadaan fakultas psikologi. Sudah aku putari seluruh wilayah kampus ini namun sama sekali tidak aku temukan juga.
Bruk!
Aku menabrak seseorang. Tak sengaja aku menjatuhkan semua buku yang ia pegang. Ku dengar ia sempat menggerutu karenaku. Semua ini karena kesalahanku.
"Maaf tadi aku gak sengaja!"kataku sambil merapikan semua bukunya.
"Iya gakpapa! Udah gue bisa sendiri!"jawabnya dengan singkat.
Aku berdiri dan membiarkan ia yang merapikannya. Yang aku kaget adalah dia Fariz. Aku baru saja berhadapan kembali dengan Fariz . Dia masa laluku, dia sudah melupakanku. Dan aku tidak boleh mengharapkannya lagi.
"Fariz ! Aku minta maaf!"kataku kembali.
"Lo lagi lo lagi! Mau apa sih lo? Mau kesini lagi? Mau ketemu gue? Udah ya! Kita anggap aja gak pernah kenal! Lo udah gak berarti untuk gue!"balas Fariz dengan angkuh.
Dia memang benar-benar berbeda.
"Fariz aku bisa jelaaskan semuanya- aku--"
"Udah ya! Gue sibuk! Jadi lo jangan buang waktu gue yang berharga untuk hal yang gak penting! Minggir"kata Fariz yang mendorongku dengan kasar.
Begitu besarkah rasa bencimu terhadapku? Sampai kau memperlakukanku seperti tidak mengenal. Apakah aku salah jika aku pergi meninggalkanmu? Aku tidak mau pergi darimu. Kamu berubah.
Aku masih memikirkan sikapnya tadi terhadapku. Semua karena aku. Karena aku dia menjadi kasar. Karena aku dia berubah tidak seperti dulu.
"Lo gakpapa?"sahut seseorang yang mengangetkanku.
"Gakpapa! Gue baik-baik aja. "Kataku dengan tersenyum.
"Gue sempet lihat lo didorong sama Fariz . Maafin sepupu gue. Dia emang kayak gitu. Sikapnya menjadi kasar."katanya dengan ramah.
"Iya-gakpapa kok! Gue juga paham lagian gue juga anak baru disini"kataku dengan ytertawa.
"Lo fakultas apa?"tanya nya dengan ramah
"Psikolog. Oh iya nama gue Tyas "
"Nama gue Putra !"jawabnya dengan senyuman manisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Beating Of Love [selesai]
Novela JuvenilAku tidak tau sampai kapan semua ini akan berakhir. Copyright © 2015 by Moonlittype