5. Menginap

19 3 0
                                    

(Bumantara Nakshatra)

Hujan yang tadinya hanya gerimis berubah menjadi lebat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan yang tadinya hanya gerimis berubah menjadi lebat. Bumantara sedikit menyesal karna pergi terlalu jauh dan tidak segera kembali ke apartemen Panca tadinya. Lalu bagaimana ia sekarang bisa pulang. Tongkat pintar dan earphone untuk mengakses lokasinya sekarang sepertinya sudah rusak karena kecelakaan kecil yang terjadi padanya beberapa menit lalu.

"Ehem" Naladhipa berdeham sekedar mengurangi kegugupan yang tiba-tiba melandanya sekarang.

Mendengar suara dari sampingnya membuat Bumantara menoleh. Sibuk berpikir ia melupakan orang yang baru saja menolongnya

"Oh iya makasih udah nolongin saya tadi. Maaf saya gak bisa liat makanya tadi gak bisa neduh, untung ada yang nolongin kalau aja tadi gak ditolong saya udah basah diguyur hujan"

"Itu juga baju kamu agak basah karna kelamaan neduh, terus muka kamu itu luka masih baru deh kayaknya. Kamu habis nyungsep ya" balas Naladhipa memperhatikan baju yang sedikit basah dan luka goresan di wajah serta siku sebelah kanan Bumantara. Ia sedikit kasihan dengan laki-laki di depannya sekarang.

Bumantara tersenyum "iya tadi sempet keserempet motor emak-emak"

"Emangnya kamu sendirian gak ada siapapun gitu yang nemenin." Tanya Naladhipa melihat kearah saat ia tadi menggandeng Bumantara untuk lari

"Iya tadinya aku nginep di apartemen temen dekat gedung merpati karna suntuk jadi keluar sendiri cari angin"

"Ga bahaya apa keluar sendiri agak jauh lagi" tanya Naladhipa

Ia tahu gedung merpati yang dimaksud Bumantara itu adalah apartemen yang lumayan elit dan sedikit jauh dari tempat mereka sekarang

"Iya keasikan jalan tadi hehehe" ucap Bumantara lalu terkekeh

"Aku boleh mintak tolong gak coba liatin ini. Earphone ku kayaknya lepas tolong pasangin terus hubungin ke tongkat ini ada tombol penghubungnya disitu nanti kalau nyambung ad lampu merah kedip 2 kali" tunjuk Bumantara menjelaskan arah tombol tongkat pintar miliknya lalu memberikan earphone ke Naladhipa

Tongkat yang dipakai Bumantara memang bukan tongkat orang tunanetra pada umumnya. Tongkat milik Bumantara adalah tongkat pintar yang khusus dibeli oleh Arka dan Arsa yang dilengkapi dengan sensor ultrasonik dan GPS guna mengakses lokasi dan menyamarkan kebisingan hujan yang terhubung pada earphone si pemakai. Jadi biasanya kalau hujan Bumantara bisa mengakses tempat tapi karna earphone yang sudah rusak iya takut mengambil resiko jika harus terus berjalan mengingat sekarang ia sedang berada tidak jauh dari jalan raya.

"Ini sih bukan lepas tapi rusak. Isi dalamnya kayak ad yang hilang terus lampu merah di tongkatnya gak muncul"

"Duh gimana dong akses GPS gue disitu lagi" ucap Bumantara pelan namun masih bisa didengar Naladhipa

Payung Teduh: NALATARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang