00

141 11 0
                                    

"om mark, Jiwa boleh bicara empat mata"

Mark yang berada di teras rumah nya mengajak Jiwa menuju ruang kerja. Ia sanggat suka bagaimana kekasih anaknya berbicara, Mungkin bukan hanya dia yang menyukai anak ini, istrinya hechi juga sangat menyukai Jiwa, tutur kata baik, anak nya memberi kesan yang baik, semua yang ada pada binnie teman istrinya menempel pada Jiwa.

"So, ada apa son? " tanya mark

"Aku mau bahas tentang Raga dan Om ..."

"anak itu ngadu ke kamu, om heran deh kalian kembar tapi sikapnya jauh banget, beda sama kamu, bahkan untuk urusan yang begini aja dia ngadu ke kamu, dasar kekanakan mirip banget sama mamah kamu "

jiwa mengerutkan kening tidak suka mendengar penuturan dari papa kekasihnya, mau bagaimana pun papa kekasihnya ini orang asing di keluarga mereka, ia tidak sedikit pun mengetauhi bagaimana adiknya, kekanakan ? bahkan adiknya jauh lebih dewasa di banding dirinya yang manja, bahkan adiknya jauh lebih hebat dalam urusan perusahaan ayah, opa, dan kakeknya, di banding dia adiknya jauh lebih luar biasa.

"maaf om, saya rasa om sudah keterlaluan menilai adik saya, om bahkan tidak mengenal dengan baik bagaimana adik saya, saya tidak tau masalah apa yang membuat om membenci adik saya, tapi dapat saya pastikan om lah di sini yang kekanakan, bertindak seenaknya dan mungkin tidak berfikir bagaimana perasaaan abel ataupun raga  ... "

" .... tidak berfikir bagaimana adik saya sangat menyangi abel dan bagaimana  abel yang menangis karna melihat kekasihnya menghindarinya om gak tau kan ?  ..."

" dan untuk perkataan kekanakan yang om sandangkan pada adik saya, saya rasa om harus bertanya pada ayah bagaimana hebatnya adik saya yang mungkin jauh lebih kaya dari perusahaan milik om sendiri .." 

"saya pamit om " setelah berucap demikian jiwa meninggalkan mark yang terdiam di kursi kerja kebangganya.

jiwa juga cukup muak dengan orang-orang suka perpandangan buruk akan keluarganya, dia sangat tidak suka keluarga nya di usik dan di kucilkan seperti itu, mungkin ia terlihat lembut dan baik pada banyak orang bukan berarti ia akan diam dan lembut pada orang yang mengejek keluarganya.

*********

abel bangun dari tidurnya ia tidak melihat raga ada di sampingnya, ia melangkahkan kaki sambil memanggil manggil nama raga.

"aga ...aga dimana hiks aga ninggalin abel lagi " ucapnya lirih abel kembali menangis saat ini.

"aga ninggalin abel lagi hiks ... aga gak sayang abel " ugi yang mendengar itu menghampiri pacar dari cucunya

"hey, kenapa nangis " ia memberi pelukan sambil membawa anak itu untuk duduk 

"aga gak ada .... aga ninggalin abel lagi yah ? aga gak sayang abel " kalimat kalimat itu terus terus di ucapkan oleh pacar cucunya, ia memeluk dan memberi usapan pada abel.

"ada, raga lagi beli martabak, tadi nenek nyuruh raga beliin nenek martabak, abel mau martabak kan ?" abel menganggukan kepalanya dengan sisa air mata yang masih mengalir di pipinya. 

"kalo mau jangan nangis ok, sekarang sini temenin nenek nonton sambil nunggu aga pulang " 

ia kembali menganguukan kepalanya, ugi tersenyum sambil mengelus rambut abel, ia yakin cucunya itu akan menikahi anak ini, kedua cucu nya memang hebat dalam memilih kekasih, keduanya amat manis dan mempesona, aga juga tidak salah berada di sisi abel, melihat bagaimana abel yang mirip sekali dengan mantunya membuat ia paham bagaimana raga ingin sekali melindungi kekasih nya yang menggemaskan ini. 


*******

konser txt pecah sekali

ini malah bikin makin cinta :)

jiwa raga || taegyu jichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang