Vivid Sync: Julian

48 4 3
                                    

Julian merenung di depan komputer Megumi setelah mematikan live streaming platform di komputernya tanpa mengatakan apapun. Ponsel Megumi mati setelah menyelesaikan pertandingan dalam kondisi masih bertukar tubuh, akibat vivid sync yang tidak disengaja dan terjadi sejak turnamen E-sport MLBB tahun lalu.

Julian paham mengapa Megumi tidak memilihnya lagi dalam pertandingan apapun sejak saat itu, walaupun kini Julian sendiri sudah menjadi Hero signature Megumi pada akun game-nya.

Bagaimana tidak? Siapa yang tidak takut jika tiba-tiba jiwa mereka terhubung, sinkronisasi dalam game, bahkan bisa tertukar seperti ini tanpa alasan dan logika yang jelas dan bingung bagaimana caranya dia harus kembali ke tubuhnya sendiri, dia berusaha menyalakan ponsel Megumi dengan berbagai cara, namun nihil.

Julian melirik Nobara yang duduk di sofa kamar ini dan masih bermain game itu di ponselnya, mendengar suara narator game yang mengucapkan kata 'Victory'.

"Hey lihat, aku berhasil mendapatkan Savage dengan hero Julian. Bagaimana menurutmu, Megumi?" Nobara menunjukkan hasil pertandingan.

"Bagus. Lanjutkan." Jawab Julian.

"Kenapa wajahmu bingung begitu?"

"Alat ini mati." Jawab Julian.

"Oh pantas saja Gojo-sensei bilang kau sulit dihubungi." Nobara melihat ponselnya lagi sambil memeriksa pesan masuk. "Aku sudah bilang sejak lama padamu untuk membeli ponsel baru tapi kau tidak dengar."

Julian hanya diam, dia bingung dengan 'dunia ini' dan tidak tahu apapun. "Maaf." Hanya itu yang dia jawab.

"Ada misi darurat. Roh kutukan berbahaya menyerang sebuah gedung SD di Asakusa." Nobara bangun dari duduknya di sofa. "Pakai seragammu dan bersiap untuk pergi sekarang, Yuji dan Gojo-sensei sudah menunggu di dekat gerbang Jujutsu High."

"Oke."

Nobara keluar dari kamar asrama Megumi, sambil menutup pintunya. Tanpa berpikir panjang dia langsung mengganti bajunya sebelum keluar dari kamar asrama ini.

Sementara Nobara sudah menunggu di depan lobby asrama. "Ayo." Ajaknya.

Julian hanya diam mengikuti langkahnya menuju tempat yang dimaksud. Dia melihat dua orang melambai ke arah mereka sambil berdiri di dekat sebuah mobil sudah berada di depan untuk mengantarkan ke tempat untuk melakukan misi darurat kali ini.

Yang jadi pertanyaan adalah, apa yang harus Julian lakukan dengan tubuh orang bernama Megumi ini?

"Megumi, tadi penonton siaran langsung game-mu banyak yang bertanya di akun sosial mediaku kenapa siaran langsungnya tiba-tiba mati. Ponselmu mati ya?" Yuji bertanya.

"Oh iya, alatnya mati, aku sudah mencoba mengisi baterainya tapi nihil." Jawab Julian.

"Nanti aku akan belikan yang baru untukmu." Gojo berbicara dari kursi penumpang di samping kursi pengemudi.

Setelah setengah jam perjalanan hening, mobil itu berhenti di sebuah gedung sekolah dasar yang sudah dibatasi oleh garis polisi. Julian bisa langsung menyimpulkan misi darurat yang dimaksud merupakan misi berbahaya, mereka menyebut penyebab bahaya ini adalah roh kutukan, apakah itu semacam hantu atau iblis?

"Aku akan mengawasi kalian dari luar bersama Ijichi, jika kalian hampir mati kalian bisa panggil aku ya."

Julian mengerinyit bingung sambil menaikkan alisnya. Apa maksudnya?

"Gojo-sensei selalu mengatakan hal tidak masuk akal, mana ada orang sekarat bisa teriak." Nobara mengerucutkan bibirnya.

"Ahahahaha tenang Nobara, kalian bahkan bisa menjalani misi ini dengan mata tertutup." Jawab Gojo yang menganggap ini seperti lelucon.

Entah mengapa Julian kesal mendengarnya, rasanya ingin memukul wajahnya, namun Julian bisa merasakan energi orang bernama Gojo-sensei ini sangat kuat dibandingkan dengan yang lainnya, jadi mau tidak mau Julian harus menahan kesal.

"Emerge from the darkness, blacker than the darkness, purify that which is impure."

Energi yang membentuk kubah itu langsung terbentuk saat Gojo mengucapkan sesuatu, kubah ini hanya menutupi bagian area sekolah yang akan dibersihkan dari bahaya. Apa fungsinya ini?

"Selamat bersenang-senang! Jangan lupa teriak jika kalian sekarat." Gojo keluar dari area kubah dan membiarkan murid-muridnya menjalankan misi ini.

"Nobara apa menurutmu kita harus berpencar?" Tanya Yuji.

"Tidak, Yuji, terlalu berbahaya jika berpencar." Jawab Nobara, dia menoleh ke arah Julian. "Megumi, kau punya strategi?"

"Aku butuh senjata." Jawab Julian singkat. Yuji dan Nobara malah memandangnya bingung.

"Hah? Bukannya kau tidak terbiasa menggunakan senjata ya, Megumi?" tanya Yuji.

"Bagaimana bisa aku bertarung tanpa senjata?" Lagi, jawaban Julian menimbulkan kebingungan pada teman satu timnya kali ini.

"Gunakan kemampuanmu dalam memanggil Shikigami, Megumi." Pada akhirnya Nobara memilih memandu jalan.

"Hah? Apa itu Shikigami?" Tanya Julian.

Belum sempat Yuji menjawab, tiba-tiba monster dengan suara aneh muncul dari dalam salah satu kelas, menghancurkan jendela dengan tentakel berdurinya yang sangat banyak. Mata Julian langsung terbelalak melihat bentuk monster gurita dengan kepala mirip gajah.

Tentakel monster itu mulai menyerang, Nobara langsung melempar paku dengan energi terkutuknya, menahan beberapa tentakel itu di tembok. Yuji dan Julian segera menghindar dari serangan itu.

Jadi ini yang namanya curse spirits?

Selama beberapa detik, Julian berpikir. "Kalian tolong ulur waktu, aku akan mencari senjata apapun." Julian langsung berlari ke sebuah ruangan, mencari apapun yang bisa dijadikan senjata yang cocok baginya.

"Hey! Megumi! Panggil saja Nue atau Divine Dog mu! Jangan lari!" Nobara protes sambil meledakkan tentakel itu dengan paku terkutuknya, sementara Yuji fokus memukul dan menendang tentakel monster itu.

Julian menendang pintu ruangan penyimpanan alat olahraga dan langsung membuat senjata dengan net voli dan besi runcing untuk menancapkan tenda atau banner besar.

Julian langsung keluar setelah senjata sederhana itu jadi dan melihat Yuji terlempar tepat di depan pintu ruangan ini. "Kau tidak apa-apa?"

"Ya." Yuji bangun. "Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu karena kau tiba-tiba lupa soal Shikigami. Tapi kau bisa gunakan tanganmu seperti ini sambil menyebut nama Nue." Ucap Yuji menunjukkan sebuah gestur, sebelum dia kembali bertarung.

Baiklah, Julian mengerti apa yang harus dilakukan sekarang. Dia menggenggam senjata sederhana itu sambil berjalan mendekat. "Nue!" Dia mencoba hal yang disarankan Yuji, detik itu juga muncul seekor burung di atas kepala Julian, seakan mendengarkan kehendaknya untuk menyerang kepala monster itu sekaligus mengalihkan perhatiannya.

"Yuji, Nobara! Minggir!" Julian memutar senjata buatannya dengan kencang sebelum melempar ujungnya ke arah bagian bawah kepala monsternya sekaligus mengalirkan energinya seperti halnya dia menggunakan senjata rantainya.

Ujung senjata itu berhasil menancap tepat di leher monsternya, membuka kesempatan pada Yuji untuk memberikan pukulan terakhir yang mematikan, sementara tentakel monster itu seluruhnya sudah dikunci oleh paku terkutuk milik Nobara.

Setelah mendapat pukulan dari Yuji, monster itu menghilang menjadi abu. Kubah yang menutupi area sekolah pun menghilang tanda misi ini sudah selesai.

Julian menoleh setelah mendengar suara tepuk tangan dari Gojo atas keberhasilan misi kali ini, dia membawa sedikit hadiah untuk apresiasi pada muridnya dan membuat mereka senang.

"Aku sudah meminta tolong pada Ijichi untuk kembali ke asramamu dan mengambil ponsel lamamu, ponselmu hanya mengalami error sedikit dan masih bisa digunakan, tapi aku juga sudah membelikan ponsel baru untukmu, Megumi." Gojo menyerahkan ponsel lama Megumi (sekaligus yang baru) ke tangan Julian dan membuat mata Julian berbinar sedikit.

Apakah ini adalah tanda baginya untuk kembali ke Land of Dawn?

ONESHOTS OF MLBBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang