"Aaaa akhirnya beres juga," ucapku senang sembari melakukan peregangan tubuh. "Gila sih ga kebayang Woozi bisa buat ratusan lagu disini. Satu lagu aja bikin sakit kepala."
"Emang jiwa producer dia. Jangan kaget dia emang begitu dari dulu," Bumzu, Producer lagu Seventeen yang bekerja sama dengan Woozi, menepuk pundakku pelan.
"Iya makannya aku harus banyak belajar biar jadi kek Uji," balasku semangat. "Oia hari ini cukup segini kah? Ada lagi yang harus kukerjakan, Bumzu-nim?"
Bumzu menggelengkan kepalanya.
"Hari ini cukup. Lanjut besok ya! Hanya saja aku ingin kamu bereskan lagu Imperfect Love itu besok oke? Anak anak belum rekaman dan pastinya heboh setiap kali rekaman."
"Baik Bumzu-nim," Aku tersenyum lalu mengganguk paham. Tidak lama Bumzu pun pamit meninggalkan studio. Dan yaa itu artinya meninggalkanku sendiri di studio Woozi.
Aku menyenderkan tubuhku sembari mengamati langit ruangan yang didominasi warna ungu ini. Baru saja aku menutup mataku bermaksud untuk beristirahat sebentar tiba tiba masuk notif pesan KakaoTalk.
Kalian pasti bisa menebak dari siapa pesan itu berasal. Betul sekali. Yoon Jeonghan. Manusia paling nyebelin sejagad raya.
'Dah beres nih aku latihannya~ Btw beliin lego ya? Aku belom beli soalnya ^^'
'Lah? Jadi kamu nyuruh temenin tapi belom ada legonya plus aku yang harus beli?'
'Yey 100 buat kamu deh. Makannya beliin ya sebelom kesini. Aku tunggu :>'
'GA MAU. TITIK.'
'Lah nape kan kamu kaya.'
'GA KEBALIK??'
'Hah iya gitu aku kaya?'
'Lama lama aku ga jadi nemenin kamu dah. Bisa aku gila dalam waktu dekat.'
'Gila buat mencintaiku? Aigoo aku tahu maksudmu~'
'Dahlah capek. Cepet lego yang mana biar cepet kelar.'
'Bebas yang penting lego. Semua lego mau kamu borong juga gapapa. Ikhlas aku.'
'Aku yang ga ikhlas. Belom juga gajian udah diperas.'
'Jahat banget nuduh aku begitu. Aku cuman nitip ya bukan beliin.'
'GMN KAMU AJA DAH.'
Aku mematikan ponselku kesal. Bisa bisanya aku yang disuruh belikan mainannya? Aku bahkan belum gajian?! Kurang asem.
Walaupun begitu aku menyeret kakiku untuk pergi menuju mall terdekat untuk membelikan paduka Jeonghan mainan lego MEMAKAI UANG PRIBADIKU. Helaan nafas tidak rela ini menghambatku untuk pergi.
"Noonaaa!"
Ah suara itu. Pasti Dino. Aku menoleh dan mendapatinya melambaikan tangannya dari jauh.
"Mau kemana malem malem gini? Dingin loh diluar," teriak Dino lagi.
"Mau beli lego!"
"Mau ikuttt," Dino kemudian bergegas mengambil jaket Joshua yang kebetulan sedang bersamanya dan berlari menghampiriku. Sementara itu Joshua hanya tertawa melihat jaketnya diambil begitu saja. Alias pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unspoken Love || Yoon Jeonghan
Fanfiction"Sampai detik ini pun, aku tidak pernah menyesal telah menyayangimu sampai akhir." ~ Yoon Jeonghan "Maaf, ternyata hatiku seegois ini memintamu hadir dalam setiap doaku." ~ (y/n) Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Begitulah cara takdir menuli...