Sekitar pukul 06.00, aku sudah berdiri di balkon lantai dua, tepat di kamarku. Mengisap nikotin sambil menatap pria cantik berbalut pakaian ketat—tengah melakukan yoga di halaman depan rumahnya. Olahraga itu penting, untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tubuh tidak mudah terserang penyakit. Saat pria itu melakukan pose Bhujangasana, yang biasa orang sebut dengan cobra pose. Berbaring dengan posisi perut menghadap ke tanah dan merentangkan kaki, kedua siku berada di bagian samping, lalu mengangkat dada dan tumpukan berat badan di siku. Tubuhku menegak, sangat jelas bagaimana posisi itu malah membuatku dapat melihat jelas lekuk tubuh indah itu, pinggang yang kecil dan ramping serta dua bongkah yang terlihat bulat berisi.
Melihat pemandangan itu di pagi hari, aku menggigit kuku dengan gelisah. Tubuhku selalu bereaksi aneh. Bergerak tidak tertahan hingga tubuhku merosot, aku berdiri dengan kedua lututku yang bergetar, tanganku meremas kuat pada pagar pembatas, mataku tidak lepas dari pria yang masih mempertahankan posisi yoga-nya. Napasku berubah memburu, aku sangat tidak bisa berpikir jernih. Tanpa melepaskan pandangan, kutarik tali celana tidur yang sedang kukenakan lalu kuturunkan, aku sangat gila!! Tanganku bergegas menurunkan boxer berwarna hitam dan aku mulai bermain dengan kejantananku yang menegang.Tangan kiriku berpegangan kuat pada pagar pembatas, satu tangan yang lain meremas kuat bergerak memaju-mundurkan milikku yang semakin membesar. Jarak kami terlalu jauh, jadi, ketika desahanku keluar, si cantik tidak akan mendengar.
Mataku memejam erat menikmati ini, saat kubuka pelan kedua netra tajamku, desahanku semakin keras. Si cantik di bawah sana mengganti pose yoga Bhujangasana menjadi Adho Mukha Svanasana, orang sering menyebutnya dengan down dog.
Memposisikan badan menelungkup di lantai, meletakkan kaki di tanah. Kemudian, mengangkat lutut dari lantai dan luruskan. Aku semakin terbakar, membayangkan bagaimana ketika pria cantik di bawah sana melakukan yoga pose down frog dan aku memompa di belakangnya. Sialan!!!
"Ahh ... Bangsss—!!!" Tubuhku bergetar kuat ketika cairan putih milikku berhasil keluar. Dengan napas tersenggal, aku kembali menatap pria cantik itu yang sudah berdiri, merapikan karpet dan meraih handuk leher—berjalan menuju rumah sambil meneguk air di dalam botol berwarna biru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang Naluri [SUDAH TERBIT]
FanficBible tidak tahu jika pria yang baru saja pindah ke sebelah rumahnya adalah sebuah narkoba yang menjelma manusia, membuatnya kecanduan setiap saat. "What do you think about me? Tentang ... Seseorang yang akan menjadi pasanganku nantinya, apa bisa ak...