Chapter 45 : Testing {2}

12 2 0
                                    

Jangan lupa beri 💬 dan tekan tombol 🌟
Ya!

Happy reading guys!!

****


Lapangan akademi terlihat ramai, seluruh kursi terlihat penuh oleh para siswa dan siswi bukan hanya tingkat SMA keatas tapi juga SMP kebawah dan rata-rata mereka adalah anak-anak dengan pembelajaran khusus ya kalau bukan mereka akan belajar di gedung lain tapi tetap sekitar academy seperti di samping akademi.

"Hello everyone!! Apa kabar nih?! Suaranya dong! Mana semangatnya?" tanya sang mc dengan semangat yang dibalas sorakan semangat oleh para penonton.

"Keren pada semangat nih, oke guys seperti yang kita tahu, kali ini kita akan mengadakan sebuah acara spektakuler eak, canda woi, maksudnya ujian bagi para murid terpilih!" seru mc satu lagi.

"Yap murid terpilih, bukan sembarang murid ya guys. Berisikan delapan orang dengan sepuluh kelompok. Ya kita sama-sama tau kenapa ujian ini istimewa bukan, akhirnya setelah dua kali penundaan kita bisa melaksanakannya. Gue yakin diantara lo pada pasti ada yang senang karena gak ikut kan?" tanya si mc yang dibalas semangat oleh para penonton.

"Gue yakin banget itu karena gue juga gitu hehe, tapi ups...kita gak usah banyak basa-basi, ujian ini akan segera dimulai namun sebelumnya perkenalkan, saya Habib Arasyah dan rekan saya...."

"Rizal pradipta. Kami akan menemani kalian sekalian untuk beberapa waktu kedepan. Baiklah, langsung saja...."

Rizal menjentikkan jarinya, perlahan bagian atas lapangan tersebut tertutup dengan atap yang muncul membuat tempat itu menjadi sebuah studio membuat tempat itu makin heboh dalam seketika dan heran, ini hal langkah mengingat lapangan yang diubah menjadi studio hanya terjadi dalam rangka acara besar.

Layar trasparan besar muncul disana dan hidup menampilkan ada lima belas kolom di sana. Mc, tempat para kepala sekolah, penonton depan, samping kanan dan kiri, sepuluh kelompok yang diuji dan juga para guru. Di sana tampak sepuluh kelompok dengan warna berbeda mulai memasuki hutan dan juga benteng masing-masing kelompok.

"Ya sepertinya para kelompok telah bergerak, baiklah kalau begitu atas instruksi para kepala sekolah dan pimpinan, acara kali ini kita mulai!"

Sorakan heboh mengelekar membuat Syams dam Qamar menutup telinga mereka begitu pula dengan Agam dan Agler, mereka berempat ada di tempat yang sama dan jangan lupa juga para keluarga Rafailah juga di sana, ya seperti Gavin misalnya. Mereka yang dibagian tingkat dasar saja mengingat mereka dipisah sesuai tingkatan.

"Aku jadi merindukan Khayri setelah pesta itu bocah satu itu tidak muncul lagi, kemana dia sebenarnya?" tanya Qamar frustasi.

"Dia ikut Ayah Mar, sebagai alasan ya aku sangat tau itu, dia benar-benar picik," kesal Syams.

"Ya sebagai gantinya ada bocah lain di sini," ucap Agam datar sambil melirik anak laki-laki yang setahun lebih tua disampingnya.

Sepupunya, yap itu Hariz, anak itu masuk sudah hampir seminggu ini dan selama Khayri tidak ada, padahal tujuannya bersekolah disana dengan merengek pada kedua orangtuanya adalah untuk bertemu dengan keponakannya itu.

"Btw ya, kok mereka bisa jadi mc?" tanya Agler.

"Mereka? Yang dua mc itu? Siapa namanya tadi? Lupakan saja. Kamu kenal Gler?" tanya Gavin yang tiba-tiba menimpal.

I Am Felicia (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang