"Abela.... buka jendelanya. Ini aku, Dave." Ucap Dave setengah berbisik.
Arabella segera membuka jendela. "Kenapa dave macuk lewat jendela?"
Dave tak ingin menjawabnya. Dia hanya sedikit malu, apa kata orang-orang jika dia masuk ke kamar wanita dimalam hari. Walaupun umur Arabella baru tiga tahun, dia tetap saja wanita kan?
"Kita kan tidak bertemu seharian. Bagaimana jika kita bermain keluar?" Ujar Dave penuh semangat.
Arabella mengangguk. "Tapi, kemana kita akan pelgi?"
Dave membuat lingkaran sihir portal. "Entahlah, yang penting kita bersama. Jadi tak masalah kemanapun kita pergi."
Dave menarik tangan Arabella. "Pegang tangan ku atau kau akan tertinggal dibelakang."
"Abela akan memegang tangan dave kuat-kuat. Agal tidak teltinggal." Ujar Arabella sungguh-sungguh tanpa tahu jika Dave berbohong. Tanpa berpegangan tangan pun, jika seseorang Melewati lingkaran sihir bersamaan dengan pembuat lingkaran sihir maka itu akan baik-baik saja.
Dalam hitungan detik, mereka tiba di bukit dengan banyak kunang-kunang.
"Huwaaah... ini cangat cantik ceperti Dave." Ucap Arabella dengan sorot mata berbinar.
"Abela.... kenapa kau pergi dengan anak laki-laki itu tapi tidak mengajak kami." Rengek Aerial dan disusul anggukan serempak dari mud, drippi, dan blaze.
"Astaga, abela. Menjauhlah, makhluk aneh apa ini. Rèarmor, keluar!?" Dave segera melindungi Arabella dari belakang punggungnya dengan rèarmor di tangannya.
"Tuan, anda memanggil saya? Karena spirit kecil itu?" Tanya rèarmor dengan nada mengejek.
"Dave, meleka teman abela. Meleka spilit yang baik hati." Ucap Arabella sambil mengintip di balik punggung Dave.
"Hah? Mahkluk aneh ini teman abela?" Tanya Dave lagi sambil mengarahkan pedangnya kearah para spirit.
Abela mengangguk.
"Mari singgirkan pedang terkutuk ini dulu, bung." Ucap Blaze sambil memegang ujung pedang.
"Jangan sentuh aku, spirit syalan." Pekik rèarmor.
"Kenapa kau bisa melihat kami?" Tanya drippi sambil duduk di pundak Arabella yang kini berada di samping Dave.
"Menyingkir dari abela-ku." Ujar Dave sambil menepis para spirit yang terbang sekitar Arabella.
"Hey, nak. Kau sangat tidak sopan." Ucap Mud sambil menendang wajah Dave dengan kaki kecilnya.
Pertengkaran kecil antara Dave dan para spirit pun berlangsung. Saling jambak, sentil, dan memukul, sedangkan Arabella hanya menonton dengan rèarmor yang kini berapa di pelukanya.
"BELHENTI!?" Teriakan Arabella berhasil membuat Dave dan para spirit berhenti.
"Kalian cemua anak nackal. Abela tidak mau belteman dengan kalian." Ucap Arabella sambil membalik badannya. "Ayo lèalmol, kita belmain beldua caja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Won't Fly : The Place We Can't Be Found [END]
Historical FictionCerita romance historical sederhana yang memiliki alur cerita ringan. Bisa dibaca tanpa emosi dan tidak melelahkan pikiran. Semuanya berjalan sesuai ekspektasi, tebakan dan harapan pembaca. Tidak ada tokoh antagonist yang berarti, tanpa teka-teki da...