BAB 5

605 43 2
                                    

"Ambil saja kalungnya sekarang, mumpung dia sedang tak sadarkan diri!"

"Tidak bisa, batu saphir itu bukan batu biasa. Dia akan melawan interaksi apapun yang bersifat negatif,"

"Lalu bagaimana cara kita merebutnya dari gadis ini?"

"Tak secepat itu~" Ia menjeda. Terlihat senyum licik menghiasi wajahnya. "~Kita tunggu dulu beberapa waktu, biar dia merasa nyaman dulu di tempat ini dan buat dia menginginkan berada di sini selamanya, agar ia tidak curiga,"

"Aku mengerti, tapi bagaimana cara~"


"Di mana aku?" Seketika, Blair terbangun dari tidurnya. Tubuhnya masih terkulai lemas, namun semua luka sudah hilang dari tubuhnya. Matanya saaat ini belum terbuka lebar, karena sakit di seluruh area tubuhnya membuat matanya menyipit untuk meringis menahan sakit. "Tenang gadis manis, kau tidak apa-apa, selamat datang di Kingdom of Atlantic,"


"Apa? Kau pasti bercanda. Tidak, tidak, tidak! Ini hanya khayalan! Kau pikir kau bisa menipuku dengan menaruh banyak batu karang, rumput laut, hiasan-hiasan ala kerajaan-kerajaan di bawah laut yang sering di tayangkan di TV. Asal kau tahu, aku ini penggemar Disney, dan semua rekaanmu ini, astaga....... Tak perlu sombong begitu, bahkan kau belum bisa menyaingi film Spiderman yang dapat terbang mengelilingi langit ke tujuh, padahal syutingnya di dalam ruangan. Oke, kuakui aku memang orang Prancis, bukan Amerika, tapi aku bekerja di Amerika maka otomatis aku harus bangga atas karya-karya yang negara ini buat. Lagipula~"


"Kalau begitu, apa kau pikir itu khayalan?" Kata orang dengan muka agak bersisik dan memakai mahkota dan jubbah itu sambil menunjuk ikan yang berenang ke sana kemari dalam berbagai macam bentuk.


"Emh, ng.. kau masih mempercayai manekin-manekin yang dibuat semirip mungkin seperti ikan sungguhan? Oh ayolah berapa umurmu?"

Plak! Satu tamparan keras mendarat di pipi Blair. Sambil meringis kesakitan, Blair memegangi pipinya.


"Begitukah caramu bicara kepada ratumu?" kata salah satu orang yang berpakaian mirip pengawal kerajaan.


"Ratu? Oke, presiden Amerika Barack Obama, dan Prancis pun merupakan Negara berbentuk Republik, bukan Monarki. Aku tak punya Ratu, apakah otakmu sudah tak waras?" baru saja Blair bicara begitu dan orang berpakaian pengawal kerajaan itu berteriak "Anak kurang ajar!" dan hampir menamparku lagi. Blair segera berlari menghindar. Namun entah kenapa, untuk berlari rasanya berat sekali. Blair berpikir kakinya keram, ini bukan pertama kalinya kakinya seperti ini.


"Kau tak dapat berlari Blair, kakimu harus kau gerakkan seperti ini," Katanya orang yang disebut ratu sambil menggerakkan kakinya seolah-olah sedang berenang. "Ini di air, kau lupa?" tanyanya lembut. Perkataannya barusan hampir membuat mulut Blair menganga tak percaya.


Blair mengayun-ayunkan tangannya untuk membuktikan bahwa ia di air. Dan benar, Blair-memang-di air. "Tidak mungkin! Tidak! Keluarkan aku dari sini brengsek!" Blair menarik jubbah orang yang disebut ratu itu, lalu ia menendang pelipisnya. Blair tak akan pernah menyerah. AKU-HARUS-KELUAR-DARI-TEMPAT-INI. Hanya itu yang ada dipikiran Blair. Blair menerobos kerumunan manusia-manusia bersisik yang ada di sekitarku. Blair berenang dengan sekuat tenaganya. Mendorong segala sesuatu yang ada di depannya. Tiba-tiba suatu pedang hampir menghantamnya dan pengawal kerajaan itu berkata, "Jika kau tidak minta maaf pada ratu, pedang ini akan segera menghunusmu,"


"Hentikan Golf, aku memaafkannya. Itu hanya sebuah kesalahan kecil bukan?" Kata Sang Ratu sambil mengedipkan matanya pada Golf. Tampaknya ia sedang menyembunyikan sesuatu. "Maaf Yang Mulia, tapi mengapa kau tak marah? Bukankah Yang Mulia sendiri yang bilang bahwa semua orang yang bertemu dengan Yang Mulia harus membungkuk~"

"Ah, itu peraturan dulu Golf, apa kau lupa? Semenjak ratu yang lama di ganti denganku, peraturan itu sudah tak dipakai lagi," Kata ratu tersebut sambil tersenyum manis. Namun terlihat dipaksa. "Maaf jika saya lancang, tapi apakah pernah ada ratu lama? Bukankah Yang Mulia adalah Ratu Abadi kami?" Blair memutar bola matanya malas. Sudah berapa lama tangannya digenggam erat oleh pengawal itu. Dan sekarang pengawal yang namanya Golf itu, malah mengobrol dengan Sang Ratu. Tidakkah ia tahu bahwa Blair ingin sekali berteriak di teliganya 'Lepaskan aku!' namun niat itu ia urungkan karena melihat pedang itu masih ada di sampingnya. Blair terus menatap kedua orang-eh maksudnya makhluk aneh itu saling terdiam dalam ekspresi mereka masing-masing. Namun Blair tahu, bahwa mata mereka sebenarnya berbicara. Entahlah, Blair hanya mengernyit bingung.


'Kau gila Golf! Apa kau ingin menghancurkan rencanaku?'

'Maaf Yang Mulia, saya tidak mengerti apa yang dikatakan olehYang Mulia'

'Tutup saja mulutmu! Jangan banyak berkomentar, atau aku akan membunuhmu!'

Mereka bisa telepati. Yeah, semua maklhuk Atlantik memang dapat bertelepati. Namun mereka manusia. Tapi bukan manusia biasa, melainkan Manusia Spesial. Mereka disebut Spelhun, singkatan dari SpecialHuman.


Tak lama kemudian, Blair segera memberontak melepaskan genggaman tangannya. Blair berhasil. Lalu ia berenang sekuat tenaganya, dan tak peduli apa yang terjadi di belakangnya. Tak lama kemudian, Blair mendengar suara decitan anak panah yang mungkin akan segera menusuknya. Blair menutup mata. Satu detik... dua detik... tiga detik... empat detik... tak terjadi apapun. Lalu Blair menengok ke belakang. Satu spelhun sudah terbaring tak berdaya. "D..d..dia m..menyelamatkan..ku?'

A.T.L.A.N.T.I.CTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang