Bab 9

1 0 0
                                    


Setiap hari aku mencoba untuk berdamai dengan keadaan ini,meskipun sesekali aku mendatangi tempat yang biasa kita datangi berharap kita bertemu secara tak sengaja, dan benar aku melihatnya dari kejauhan di sebuah mall dia duduk di tempat biasa dia menungguku menjemputnya.

Tak lama ada seorang laki-laki yang ternyata Alex, senyum yang aku rindukan ternyata dia berikan kepada orang pilihannya, setelah puas melihatnya dari jauh aku memilih untuk pergi menenangkan hatiku yang semakin lama semakin sesak.

Pikiran tak karuan, mood yang turun membuat semangat bekerja ku ikut menurun,aku coba chat teman ku yang senggang dan yang biasanya aku curhat dengannya karena permasalahan dia dan aku hampir sama bisa dibilang sama karena perbedaanya sangat tipis setelah bemutuskan untuk bertemu kita mengobrol santai sambil menikmati segarnya es beras kencur dan nikmatnya roti bakaar yang berpadu indahnya area persawahan berlatar gunung arjuno.

" bagaimana bagaimana " ucap Bagas.

" udah gabisa sepertinya nomorku udah di block sama dia " jawabku.

" udahlah cari yang lain toh yang lain masih banyak " ucap Bagas.

"aku tunggu sampai 3 tahun kedepan kalau dia tidak menghubungiku berati ini akan jadi penantian yang sangat panjang dan melelahkan gas " ucapku.

" jangan lah, jangan sampai kamu memutus keturunanmu, cari lah yang mau sama kamu, yang bersyukur dapetin kamu, memangnya dia maunya apa sih? " ucap Bagas.

" ga tau padahal semua yang bikin dia takut atau ragu udah aku jelasin kalau aku bisa menyelesaikannya " jawabku.

" lah iya itu kurang apa lagi coba? Memasak? Kamu pinter masak, anak? Kamu juga ga terlalu pusing dengan anak kan? " ucap Bagas.

" iya padahal aku udah kasih problem solve tapi dia tetep menghilang " ucapku.

" santai jangan diambil pusing, bukan kamu yang kehilangan dia tapi dia yang kehilangan kamu " ucap Bagas.

Kami mengobrol membahas permasalahan masing-masing yang jadi kecocokan antara kita adalah masalah yang hampir 100% mirip dan kondisi kita juga mirip.

" tentang perjanjianmu aku memang sedikit jengkel sih, kok bisa kamu berjanji seperti itu kepada orang yang belum tentu kamu miliki " ucap Bagas.

" ya sebenernya aku sudah memutuskan sebelum ketemu Ayu kalau aku sudah tidak mau lagi pacaran atau nikah, tetapi entah kenapa secara random aja aku tiba-tiba ketempatnya Ayu, ketemu Ayu dan bisa seperti ini awalnya aku sih belum ada perasaan apa-apa Cuma sekedar temen ngopi aja eh makin kesini kok seperti ini aku merasa oh aku pikir aku menemukan part puzzle ku yang terakhir mangkanya aku berusaha memperjuangkan dia " jelasku.

" ya gimana yah kamu sudah berjanji yam au gimana lagi semua terserah kamu dan Allah kamu mau mengingkari janjimu dan meneruskan keturunan dan bisa lebih bahagia mungkin atau kamu tetap memegang janjimu sampai dia kembali itupun kalau dia kembali, kalau tidak ya kamu bakalan sendirian terus sampai tua " jelas Bagas.

" aku tidak tau kedepannya yang jelas untuk waktu dekat ini aku tidak bisa menerima siapapun atau menjalin hubungan dengan wanita lain, mungkin aku menunggu Allah memaksaku untuk mengkahiri janjiku dengan mendatangkan wanita lain ke kehidupanku " ucapku.

" ya itu terserah kamu, yang penting dahulukan kebahagianmu jangan orang lain toh yang kemarin kamu sudah menyerahkan semuanya, aku tau kok kamu kemarin sudah habis-habisan sama dia kamu menghabiskan semua uang dan waktumu untuk dia tanpa memikirkan dirimu sendiri aku tau tapi aku tidak mau ikut campur karena itu urusanmu " ucap Bagas.

" iya Thanks ya, sekarang aku kembali memakai logika dalam hidupku, what I get from u that I give for u apa yang kamu berikan padaku itu yang akan aku berikan padamu jika bisa memberimu lebih aku akan memberimu lebih " jawabku.

" sekarang kamu fokus ke ibumu saja, karena dia yang paling membutuhkanmu sekarang daripada Ayu, jangan sampai kamu menyesal seperti aku ibuku tidak ada ketika aku sibuk dengan urusanku karena ibumu itu surgamu " ucap Bagas.

" iya sekarang aku fokus ke ibuku yang tidak penting aku tinggalkan " ucapku.

Kami bebincang tentang masalah dia, tentang pekerjaan, tentang kehidupan bahkan politik pun kami masuk kan kedalam obrolan, semakin malam semakin dingin pemandangan yang cantik tadi kini sudah berubah dengan titik-titik cahaya lampu neon rumah warga di kegelapan malam, minuman yang tadinya penuh sekarang sudah habis kering, waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, tak seperti biasanya aku sudah mengantuk dan memutuskan untuk pulang.

" udah curhatnya? " ucap Bagas.

" udah hahaha " jawabku sambil tertawa.

" yaudah yuk balik, udah dingin aku lupa gak bawa jaket " ajak Bagas.

" iya ayo dingin juga ternyata disini " sahutku.

Kamu sudah berjuang dengan keras.

Kamu sudah memberikan yang terbaik.

Sekarang biarkan takdir yang bekerja.

Jika memang dia adalah takdirmu sejauh apapun kalian berpisah, pasti takdir akan memberikan jalan untuk mempertemukan kalian bagaimanapun caranya.

Dan jika memang dia bukan takdirmu, cukup lanjutkan hidupmu seperti biasanya.

Tetapi...

Aku memaksakan takdir untuk bersamamu, Benang merah ini aku simpan hanya aku kaitkan padamu.

KesetiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang