🍭 Same Love at Different Times (Mitzu)

388 30 0
                                    

*Mina POV

"Apakah kalian sudah siap?" Tanya Tzuyu padaku dan juga Tzuna Putra kami.

"Ne" Kataku.

"Ne, Daddy. Aku sudah siap" Jawab Tzuna dengan semangat.

"Ayo, kita berangkat sekarang" Ajaknya.

"Les't Go!" Ucap Tzuna yang berlari dulu menuju mobil. Aku tersenyum bahagia melihatnya.

Ya, malam ini kami akan menghadiri acara pernikahan Jeongyeon dan Nayeon. Mereka adalah sahabat kami. Mereka telah menjalani hubungan asmara selama 10 Tahun lamanya hingga sekarang memutuskan untuk menikah. Aku salut pada mereka karena mereka sama-sama tidak ada mantan kekasih, sedangkan aku dan Tzuyu? Aku juga tidak memiliki mantan kekasih karena Tzuyu lah cinta pertamaku, kekasih pertamaku, suami pertama dan semoga menjadi yang terakhir untukku. Itulah harapanku selalu padanya. Cintaku telah habis untuknya, seluruh jiwa ragaku kuberikan hanya padanya, pria tampan bermarga Chou. Sedangkan Tzuyu? Aku bukan cinta pertamanya. Cinta dan Kekasih pertamanya dulu bernama Minatozaki Sana. Aku tidak mengenal Sana terlalu akrab, tapi Sana adalah wanita yang sangat cantik. Aku pernah beberapa kali bertemu dengannya. Dia sangat ramah dan muda bersosialisasi. Sedikit banyaknya informasi yang kudapat, Tzuyu dan Sana telah menjalin kasih selama 5 Tahun lamanya. Mereka saling mencintai, tapi karena ada kesalahpahaman diantara keduanya, mereka pun memutuskan untuk berpisah. Aku tidak tahu kesalahpahaman apa yang terjadi dengan mereka? Saat aku bertanya pada Tzuyu, Tzuyu marah padaku dan melarang menyebut nama Sana didepannya.



******

Sekarang kami baru sampai di acara Pernikahannya. Sungguh pernikahan Jeongyeon dan Nayeon sangat mewah. Banyak  para tamu undangan yang sudah hadir dan juga banyak fotografer sekaligus awak media disini. Mereka tentunya juga memotret kami. Selaku menjadi istri Chou Tzuyu membuatku sangat gugup, karena kami juga menjadi pusat perhatian. Perusahaan Chou Group benar-benar berkembang pesat ditangan Tzuyu Suamiku. Aku bangga padanya dan selalu bangga padanya.

"Jangan gugup Nyonya Chou. Aku disampingmu" Bisik Tzuyu yang membuatku merinding. Bisa-bisanya ia menggodaku di khalayak ramai seperti sekarang ini. Sepertinya wajahku memerah menahan kebaperanku. Kubalas tersenyum manis padanya.

Tzuyu memegang erat tangan Tzuna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tzuyu memegang erat tangan Tzuna. Aku pun mengikuti langkah kecil Putraku.

"Selamat datang Tuan Chou dan Nyonya Chou" Sapa para tamu undangan pada kami secara bergantian. Aku dan Tzuyu membalas sapanya dan juga tersenyum pada mereka.




*****

Setelah mengucapkan selamat pada Nayeon dan Jeongyeon, Aku dan Tzuyu tadi berpisah. Ia berbincang-bincang dengan rekan bisnisnya. Begitupun aku juga berbincang-bincang pada teman-temanku, sedangkan Tzuna dibawa oleh Jihyo dan Momo. Mereka sangat menyukai Tzuna, katanya Tzuna menggemaskan. Ya, Putraku memang menggemaskan.

Dari sekian banyaknya tamu undangan, mataku kesana kemari mencari Suamiku.

"Tzuyu kemana?" Batinku karena tak kutemui keberadaan Tzuyu disini.

Kulihat beberapa sahabat dan rekan bisnisnya, tapi tak kunjung kutemui dirinya.

"Chaeng, apakah kau melihat Tzuyu?" Tanyaku pada Chaeyoung selaku Sahabat dekat Tzuyu.

"Ah, tadi dia sedang mengangkat telepon, karena disini ramai, mungkin ia berada di Taman belakang" Jawabnya.

"Baiklah, terima kasih Chaeng" Kataku.

"Ne" Katanya.



*****

Saat ini aku sudah berada di Taman belakang. Dari kejauhan kulihat Tzuyu benar ada disana, tapi ia tidak sendirian. Aku mulai mendekat tapi bersembunyi dibalik bunga indah ini.

"Apakah tidak ada kata maaf untukku Chou Tzuyu?" Ucap Wanita itu, yang tidak lain dan tidak bukan adalah masa lalu Suamiku.

"Aku sangat menyesal telah menyakitimu, Tzu" Katanya.

"Tolong, jangan menghukumku dengan seolah-olah kita tidak saling mengenal" Sambungnya dengan isak tangisnya.

"Aku memang tidak ingin mengenal Wanita pengkhianat seperti dirimu! Untuk berbicara padamu saja,  itu membuatku muak!" Ucap Tzuyu datar tapi penuh amarah dan tekanan.

Aku mengernyitkan dahiku. Pengkhianat? Apa maksudnya? Apakah Sana mengkhianati Tzuyu? Bukankah selama ini rumor yang beredar hanya kesalahpahaman diantara mereka?

"Aku harus melakukan apa agar kau bisa memaafkanku, Tzu? Aku akan melakukan apa saja untuk menebus kesalahanku. Asalkan kau jangan membenciku" Pinta Sana.

Kulihat Tzuyu menghela napasnya. Sepertinya ia juga berusaha mengontrol emosinya.

"Aku tidak membencimu Sana-ya. Hanya saja lukaku terlalu perih karenamu, rasa kecewaku teramat dalam padamu. Aku benar-benar belum bisa memaafkanmu" Ujarnya.

"Tolong, jangan temui aku lagi setelah ini. Jika hatiku sudah sepenuhnya ikhlas dan sembuh. Aku sendiri yang akan menemuimu. Aku, Istriku, dan juga Putraku, mari bertemu lagi di masa depan" Sambungnya.

Tes

Entah kenapa air mata menetes dipipiku? Mungkin aku terharu karena Tzuyu menyebutku dan Putraku? Kulihat Sana juga meneteskan air matanya.

"Tzu, aku malu padamu" Kata Sana.

"Aku akan menanti waktu itu tiba. Aku menunggu hatimu sembuh dan memaafkan kesalahanku" Lirihnya.

"Bolehkah aku memelukmu?" Tanyanya pada Tzuyu.

Aku melihat Tzuyu hanya diam bergeming. Sebenarnya aku cemburu, tapi disisi lain aku kasihan pada Sana. Wanita itu benar-benar sudah pasrah. Jika Tzuyu memeluknya, aku tidak masalah. Aku dapat memahaminya.

"Maaf Sana-ya, aku tidak mengizinkanmu memelukku. Aku sudah menikah. Aku sangat menghargainya. Aku tidak ingin menyakitinya. Aku mencintai Istriku" Kata Tzuyu yang membuat jantungku berdetak dengan cepat.

"Sebesar apa cintamu padanya? Apakah sama besar seperti saat bersamaku?" Tanya Sana.

"Ne, sama-sama besar. Aku sangat mencintai kalian, tapi dalam kondisi diwaktu yang berbeda. Dulu aku sangat mencintaimu, tapi sekarang aku sangat mencintai Istriku" Jelas Tzuyu yang membuatku tersenyum bahagia mendengarnya.

"Pergilah Sana-ya, Aku tidak ingin Istriku salah paham denganku. Jika ia melihat kita disini, Aku takut itu membuatnya sedih" Katanya pada Sana.

Tes

Air mata kembali menetes dipipiku. Aku benar-benar terharu dengannya.

"Aku beruntung menjadi milikmu Chou Tzuyu" Kataku dalam hati.



"Aku beruntung menjadi milikmu Chou Tzuyu" Kataku dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tzuyu Suami idaman bangat ya?🥰🥰




ONESHOT (SATZU/MITZU/JITZU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang