Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
“Agsam! Lelucuan kamu ini, sumpah, gak lucu sama sekali. Aku takut!” Bearly berusaha keras melepaskan dirinya. Agsam memeluknya sangat erat.
Agsam berdecak, menarik kasar gadis itu agar mau menatapnya. “Gue gak bercanda, Bearly. Gue mau lo!”
Jantung Bearly berdetak hebat. Ia bukan berdebar karna perkataan Agsam, tapi ia seolah tak mengenali sosok laki-laki didepannya sekarang. Bearly ketakutan sekali. Tidak pernah terbayangkan olehnya, jika Agsam dulu yang tak pernah sekalipun menyakitinya bisa membentaknya seperti ini. Yang Bearly inginkan saat ini, ia bisa terlepas dari situasi ini.
Bearly memang memiliki perasaan pada Agsam, terlepas ia pernah menjalani hubungan dengan orang lain. Itu semata-mata ia lakukan agar bisa melupakan perasaannya pada Agsam, yang ia pikir tak akan terbalaskan, karna mereka tidak pernah memiliki komunikasi apapun selama bertahun-tahun. Tapi setelah tahu laki-laki itu memiliki perasaan yang sama dengannya, tapi kenapa sekarang perasaan itu seolah menjadi bomerang untuk Bearly?!
“Agsam ...” panggil Bearly pelan, mencengkram lengan laki-laki itu. “Kita gak bisa sama-sama, oke? Kamu udah punya calon tunangan—”
“Cewek berisik itu, bisa gue lenyapin sekarang juga, Aly.” sela Agsam menyeringai sinis, menunduk sekilas dan mengecup bibir Bearly. “Gue tinggal perintah, semuanya selesai.” bisik Agsam didepan bibir gadis itu.
Dari kerah kemeja Agsam yang dikenakan Bearly, laki-laki itu dapat melihat seberapa banyak kissmark didada gadis itu. Tampak menakjubkan dimata Agsam saat ini. Mahakarya Agsam memang seindah itu. Agsam semakin ingin membuat tanda hak paten itu disetiap inci tubuh Bearly.
Melihat iris abu-abu itu berkilat nafsu, Bearly gemetar. Apalagi ia ingat tidak mengenakan apapun dibalik kemeja ini.
“Lo ngegodain gue, hm?” bisik laki-laki itu rendah, rupanya Agsam sadar jika Bearly tak mengenakan apapun dibalik kemeja sialan yang dikenakannya.
Pipi Bearly bersemu. Gadis itu memalingkan wajah. Tak ingin menatap laki-laki itu. Tangan kecilnya mendorong dada bidang Agsam, agar tak semakin mendesaknya. Bearly tidak akan membiarkan dada sucinya dilecehkan Agsam, seperti bibir dan lehernya. Gadis cantik itu tidak tahu saja, jika Agsam telah merasakan semuanya.
“Agsam, please ... mundur.”
Agsam menyeringai. Ia kian mendesak gadis itu sampai terhimpit antara meja makan dan tubuhnya. Iris abu-abu dibalik kacamata itu, terpejam. Agsam menunduk, mendekatkan bibirnya menyentuh telinga gadis itu. “Lo punya waktu sepuluh menit.”
Bearly tersentak pelan, juga tak mengerti. “Ap-apa?”
“Ada gaun diruang tamu. Siap-siap dalam 10 menit.” ulang Agsam sedikit memberi jarak, menatap manik hazel itu. “Lo tenang aja, ada pakaian dalamnya disana.”