Nih nih udah update lagi ya bab nya. Maaf banget untuk dua hari ini karena gak lanjut update soalnya author lagi kurang vit nih. bagi yang udah gak sabar mencapai endingnya, ya harap bersabar dulu ya. Hehe Kira-kira alur ending bakal kaya apa ya? Ada yang penasaran gak sih?.
Silahkan vote
Silahkan koment.
Happy reading.
Malam ini ayrin hanya termenung di sudut ruangan itu. Ayrin menatap sendu tirai kamarnya yang kian bergoyang terbawa angin. Air mata yang terjatuh sudah tidak bisa terhitung lagi, hatinya sungguh sakit sekarang bahkan iya mengunci dirinya sendiri sejak kembali dari pesantren.
Sudah beberapa jam suaminya tak kunjung pulang. Mungkin saja saat ini iya masih mengkhawatirkan wanita itu. Dan bahkan iya tak memikirkan bagaimana keadaan ayrin sekarang."Assalamualaikum". Ummi mengetuk pintu rumah ayrin berkali-kali. Sementara lamunan ayrin buyar saat mendengar ada seseorang diluar rumahnya, bergegas iya menetralkan ekspresinya kembali.
"Waalaikum salam". Jawab ayrin sambil membuka pintu luar.
"Ummi? Zuhra!".
"Kak ayrin kenapa? Abis nangis ya?". Tanya Zuhra penasaran.
"Ah gak. Kakak gak nangis kok ini cuma perih aja abis potong bawang". Bohong ayrin. Zuhra menatapnya selidik tak percaya apa yang dikatakan ayrin.
"Ummi kira dirumah gak ada orang, soalnya udah dari tadi ummi ketuk pintunya gak ada yang jawab".
"Tadi ayrin di dapur ummi, jadi gak kedengaran. Ummi, Zuhra ayo masuk dulu jangan diluar gak baik untuk kesehatan apa lagi kalau malam begini". Ucap ayrin menyuruh mertua dan iparnya masuk.
"Ay. Ummi tadi denger kabar kalau ustadzah Yura sedang dirawat, apa itu ada kaitannya dengan kamu, apa itu benar?". Ayrin melebarkan sedikit bibirnya tersenyum acuh.
"Bahkan berita yang beredar sama ummi juga mengatakan bahwa ayrin yang bersalah. Justru ustadzah Yura sendiri yang membuat dirinya terjatuh agar ayrin yang disalahkan".
"Tapi untuk apa dia melakukan semua itu?".
"Ayrin gak tau jelas ummi. Tapi yang ayrin tau, ustadzah Yura sangat mencintai mas afzhal dan apapun yang akan dia lakukan untuk mendapatkannya. Dan jelas bahwa ustadzah Yura Sangat membenci ayrin". Jelasnya membuat ummi dan Zuhra terkejut.
"Apa? Kak ayrin serius?. Wah gak bener nih ustadzah Yura, dasar pelakor". Maki Zuhra bar-bar.
"Astaghfirullah Zuhra. Gak boleh ngomong kaya gitu". Ucap ummi yang menasehati putrinya.
"Owh iya nak. afzhal kemana?". Ayrin terdiam iya tidak tau harus menjawab apa bahkan iya sendiri tidak tau dimana suaminya berada sekarang.
"Ayrin gak tau ummi. Sejak tadi pagi mas afzhal belum pulang kerumah, mungkin mas afzhal masih di pesantren".
"Ummi kadang suka kesal sama Abang kamu Zuhra, bisa-bisanya dia itu lebih memperhatikan wanita lain dibandingkan istrinya sendiri". Ketus ummi malas. Sebenarnya istri kyai Habil itu juga kurang suka dengan ustadzah Yura karena perilakunya yang demikian.
Namun ditengah-tengah perbincangan mereka tiba-tiba afzhal kembali."Assalamualaikum..ummi, Zuhra udah lama datangnya". Ucap afzhal memasuki rumah.
"Waalaikum salam. Zuhra lebih baik kamu kembali ke rumah. Gak baik orang yang sudah menikah itu keluyuran". Gerutu ummi yang menyindir putranya sendiri. Sementara Zuhra pun menuruti apa yang dikatakan oleh umminya, Kini hanya tinggal mereka bertiga yang tersisa sedangkan Zuhra sudah kembali kerumah Abinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita dan Sang Pencipta
Ficção Adolescenteبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم Ahlan Wasahlan. Ambillah yang baik, buanglah yang buruk. Happy Reading.... Apa yang ada didepan mata tak akan sanggup menandingi apa yang ada di dalam hati, dan yang sudah di dalam hati tak akan sanggup untuk...