6.

73 11 0
                                    

"Iori, kau mau kemana?"

Iori langsung menolehkan kepalanya sambil memasang sepatunya.

"Aku ada pekerjaan di radio bersama Kujo-san."

"Hanya itu?"

"Iya, Nanase-san."

Setelah selesai memasang sepatunya, Iori berdiri dan keluar dari dorm.

"Jaa, Ittekimasu!"

"Itterashai!"

Riku hanya menggelengkan kepalanya melihat Iori yang terburu-buru. Dia melanjutkan kegiatannya yang tertunda.

Di sisi lain, Iori langsung memasuki mobil yang sudah bertengger di depan dorm IDOLiSH7. Dia melepas masker dan kacamatanya.

"Kau bilang apa pada membermu?"

"Aku bilang ada pekerjaan radio denganmu."

"Kau tidak bilang kita akan berkencan?"

"Mana mungkin aku bilang seperti itu pada Nanase-san. Hawa membunuhnya bisa langsung memenuhi satu dorm."

Iori lantas bergidik pelan membayangkan jika dia mengatakan yang sebenarnya pada Riku. Tenn hanya terkekeh.

"Kau tau? Aku terkadang tidak bisa melawannya jika dia sedang mengeluarkan hawa membunuhnya."

Iori lantas menolehkan kepalanya ke arah Tenn saat mendengar itu. Dia terkejut mengetahui bahwa Tenn bisa takut juga pada Riku.

"Serius?"

"Bahkan Tou-san dan Kaa-san tidak bisa membantahnya."

"Pantas saja seorang Kujo Takamasa menyebutnya monster."

Tenn terkekeh mendengar itu. Yah dia juga sering mendengar dari ayah angkatnya itu jika sang adik kembar bagaikan monster jika di panggung.

"Yahh, aku tidak menyangkal fakta itu."

"Sejujurnya menurutku, kalian berdua adalah monster, Kujo-san."

"Ehh kenapa aku juga?"

"Kau bisa menghipnotis para penggemar dengan suaramu. Yah walaupun tidak sekuat Nanase-san."

Iori mengendikkan bahunya. Tenn hanya tersenyum.

"Entahlah."

Setelahnya tidak ada pembicaraan apapun. Mereka menikmati keheningan selama perjalanan.

Sesampainya di tempat tujuan dan selesai memarkirkan mobilnya, Tenn dan Iori langsung keluar dari mobil dengan penyamaran mereka.

Iori mendongakkan kepalanya dan dia baru sadar bahwa Tenn membawanya ke sebuah perpustakaan kota. Tenn tersenyum dari samping.

"Suka?"

Iori menolehkan kepalanya ke arah Tenn.

"Kenapa mengajakku ke sini?"

"Aku tau kau sangat menyukai buku. Di sini banyak buku yang mungkin akan kau sukai."

Tenn menggenggam tangan Iori dan membawanya masuk ke perpustakaan itu. Mereka melangkahkan kakinya ke bagian filosofi dan sains.

Mata Iori langsung berbinar saat melihat kumpulan buku sains itu. Tenn hanya terkekeh pelan.

"Bacalah sesukamu. Aku akan ke bagian filosofi. Masih di lantai yang sama, jika kau mencariku."

Tenn menepuk kepala Iori saat Iori mengangguk dan langsung bergegas ke bagian filosofi untuk mencari buku yang menarik.

Mereka tenggelam dengan dunia masing-masing selama 3 jam. Iori saking asyiknya sampai tidak menyadari bahwa Tenn melihatnya dari bagian filosofi yang hanya berjarak beberapa meter di depannya.

Setelah puas, Tenn mengajak Iori untuk makan siang di sebuah cafe. Iori mengangguk karena dia sudah merasakan perutnya lapar.

"Iori, ada yang menganggu pikiranmu?"

Iori hanya melirik Tenn dan kembali memusatkan perhatiannya ke luar jendela cafe.

"Nee, Kujo-san, kenapa kalian berdua menyukaiku? Aku tidak seimut nii-san atau tidak setampan Yaotome-san."

Tenn hanya terkekeh pelan. Dia menunduk dan menatap layar ponselnya yang tersambung dengan panggilan video sang adik.

"Nee, Iori, coba kau tebak. Apa yang membuat kami menyukaimu?"

Iori langsung menolehkan kepalanya saat mendengar suara Riku. Dia membelalakkan matanya saat melihat wajah Riku yang terpampang di layar ponsel Tenn.

"N-nanase-san?!! Sejak kapan?!"

"Baru saja."

"Nah coba tebak, Iori. Seperti yang Riku inginkan."

Iori mengernyitkan keningnya mendengar itu.

"Aku...tidak tau..."

Tenn dan Riku terkekeh mendengar jawaban itu.

"Kami menyukaimu, ya karena itu dirimu. Karena kau adalah seorang Izumi Iori."

"Kami tidak perduli jika kau tidak seimut Mitsuki atau Tamaki. Kami tidak perduli jika kau tidak setampan Gaku-san atau Ryuu-san."

"Kau memiliki pesonamu tersendiri."

"Pesona yang bisa membuat kami jatuh cinta padamu. Jatuh cinta pada seorang Izumi Iori."

"Jangan insecure lagi ya?"

Tenn menggenggam tangan Iori seraya tersenyum. Iori menatap Riku dan Tenn bergantian. Jantungnya berdegup kencang saat melihat senyum teduh mereka berdua. Dia mengangguk pelan dengan mata berkaca-kaca.

Setelahnya Riku dipanggil oleh Mitsuki untuk membantu Mezzo bersiap bekerja dan panggilan video mereka berakhir.

Tenn dan Iori menikmati kencan mereka dan pulang saat waktu menunjukkan pukul 7 malam.

Tenn menyempatkan diri untuk makan malam bersama dengan IDOLiSH7 karena Mitsuki dan Riku memaksanya. Dia hanya pasrah mengikuti keduanya. Sedangkan Iori langsung bergegas membersihkan diri dan mengganti pakaiannya sebelum bergabung di meja makan.

Mereka makan dengan suasana yang ricuh. Keributan tidak pernah absen dari meja makan IDOLiSH7 dan Tenn hanya tersenyum melihat itu.

Setelah selesai, Tenn menyempatkan menemani Riku tidur. Saat sang adik sudah tertidur, dia menyempatkan diri untuk mengecek ke kamar Iori.

Saat dirasa Iori sudah tertidur, Tenn berpamitan pada Mitsuki dan Yamato untuk kembali ke dorm TRIGGER. Karena dia tau ponselnya pasti sudah penuh dengan beribu misscall dan pesan dari Ryuu dan Gaku. Beruntung ponselnya tertinggal di mobil.

Tenn memasuki mobil dan melajukan mobilnya ke arah dorm TRIGGER. Dia menghela nafasnya saat ponselnya terus bergetar saat Gaku menelponnya. Dia memutuskan untuk segera bergegas ke dorm mereka sebelum Gaku semakin masuk dalam mode kaa-san nya.















TBC

Maaf ya sayang2 ku baru up.

Karena ada satu dan lain hal + gk ada ide juga jadi baru up deh.

Jangan lupa vommentnya yaaa sayangku.

[END] Izumi Iori, Aishiteru-yo (TennIoRiku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang