"Semua orang yang menyakiti maka akan tersakiti. Tapi semua orang yang membahagiakan belum tentu dapat kebahagiaan"
LUKA ITU TERLALU BANYAK TAPI TIDAK SATU PUN ADA YANG BERDARAH.
TRAUMA ITU MELEKAT, MENCARI OBAT DI MANA DAN SIAPA YANG DAPAT MENYEM...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•••
"CINTA ITU GAK ADA!"
"Percaya sama aku, cinta sesungguhnya itu gak pernah ada. Semua hanya omong kosong yang di lontarkan manusia untuk mendapatkan kesenangan mereka dalam jangka waktu singkat."
"Lukanya terlalu dalam? Gue punya obatnya Thanisa, gue bisa sembuhin itu. Pintunya di buka ya? Biar gue yang masuk untuk sembuhin luka itu."
••☾˚｡❀୧˚𝓣𝓱𝓪𝓷𝓲𝓼𝓪˚୨❀｡˚☽••
"Cukup kalian buat hidup aku sengsara, perpisahan kalian itu keegoisan diri kalian masing masing, bukan karena aku anak pembawa sial!"
"ANAK GATAU DIRI KAMU. BERANI KAMU BERBICARA SEPERTI ITU KE SAYA?"
••☾˚｡❀୧˚𝓣𝓱𝓪𝓷𝓲𝓼𝓪˚୨❀｡˚☽••
"Gue cuma punya lo Than. Lo jangan tinggalin gue!"
"Aku sayang kamu Va. Tapi, aku gak yakin sama hubungan ini, status kita udah beda."
•••
THANISA tak pernah ingin mengenal, atau berbaur dengan perasaan yang namanya cinta. Baginya, semua manusia itu sama, hanya bisa datang lalu meninggalkan.
"Beda Than! Gak semua perasaan bisa lo sama-samain. Perpisahan kedua orang tua lo, gak mengharuskan untuk lo trauma sama yang namanya cinta,"
"Beda dimana? Semua manusia itu sama. Datang membawa bahagia, meninggalkan memberi luka. Hati bukan mainan untuk tempat persinggahan. Cari lah wahana lain, hati aku bukan tempat yang pantas untuk di mainkan." Gadis itu menghembuskan nafasnya kasar, memandangi langit yang sudah mulai menggelap.
Laki-laki tadi menangkup pipi mulus gadis manis pemilik nama Thanisa, menatap kedua netranya dengan lekat. "Ada luka yang gak pernah terlihat di tubuh yang lebih dalam dan lebih menyakitkan dari apapun yang berdarah. Di dalamnya harus sering lo bersihin Than, kalau lo biarin gitu aja, itu yang akan nimbulkan rasa sakit untuk diri lo sendiri."
