2. Beginning

19 5 15
                                    

2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2. Beginning

Apa definisi dari cinta yang sesungguhnya, jika kamu sendiri melihat perpisahan kedua orang tua mu.

-Thanisa Sehika Rania-

•••

   Langit malam itu menjadi saksi berapa banyaknya air mata yang tertumpahkan, betapa sesaknya dada menahan rasa sakit. Mata yang membengkak juga menjadi bukti betapa banyaknya buliran air mata yang membasahi pipi.

Tak ada yang tau, dan tak ada yang mau tau. Terlalu lelah juga menahan semua bendungan ini sendiri. Angin malam yang berhembus, cahaya bulan yang menerangi, dan jangan lupakan air mata yang terus membasahi.

Lagi-lagi gadis itu berharap dan penuh harap. Memandangi ponsel yang sedari tadi tak menampilkan apapun pada layarnya. Menunggu dan terus menunggu salah satu dari mereka menghubungi untuk bertanya bagaimana kabarnya. Tapi seperti yang kita lihat, semua MUSTAHIL.

Gadis itu bernama Thanisa Sheika Rania. Gadis yang bekerja keras mencari uang untuk dirinya sendiri, untuk memenuhi semua kebutuhan hidup yang ia miliki.

Semua orang menjadi buta dan tuli akan rasa sakit yang di rasa oleh Thanisa. Atau mereka dengan sengaja menutup mata dan telinga? Tak ada yang mengerti bahkan, gadis itu tak mengerti dengan dirinya sendiri.

"Salah satu dari mereka lupa seakan tak memiliki tanggung jawab. Bukan hanya salah satu, bahkan keduanya." Gadis itu berucap dengan suara yang bergetar dan air mata yang terus berjatuhan melewati pipi mulusnya.

"Emang harus sepercaya itu pada kalimat First Love Dad? Ya, aku gak bisa memaksa jika memang Ayah menjadi cinta pertama untuk banyak gadis di luar sana."

"Tapi, jangan memaksa ku juga untuk mempercayai kalimat itu. Bahkan, bisa di bilang Ayah adalah luka pertama untukku."  Gadis itu berjalan keluar dari pekarangan rumah kecil yang ia miliki, netranya tak henti-henti untuk menatap keindahan langit malam dengan banyak bintang yang menghiasi.

"Sebelum itu, aku pernah menjadi seorang princess di sebuah kerajaan sederhana. Namun, selalu membuat lengkungan sebuah senyum pada bibir kecilku."

"Aku menjadi princess sang Raja gagah yang selalu menjadi dambaan ku. Kami hidup dalam kerajaan yang berbeda, terkadang sang Raja datang menghampiri ku, atau aku yang datang menghampirinya."

"Kami hidup dengan bahagia, bahkan kami bahagia walaupun tidak memiliki seorang Ratu. Entahlah, pada saat itu aku tak tau pergi kemana ratu kami. Yang aku tau hanya sang Ratu pergi untuk meninggalkan Raja dan sang princess kecil. Ya, dia meninggalkan kami."

"Aku tak pernah sedih karena kehilangan seseorang Ratu. Karena sang raja selalu meyakinkan ku, bahwa aku tak sendiri. Selalu ada Raja gagah yang bersama ku, dia selalu ada untukku, aku menganggapnya adalah semesta dan duniaku."

Thanisa melampaui nestapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang