Jam makan siang memang selalu ramai pengunjung, maka biasa nya ketimbang harus makan di restoran seperti ini Hyun akan lebih memilih untuk makan di ruangan nya dengan bekal yang dibuatkan kirana.
Namun hari ini, Wanita itu tak bisa memberikan nya makanan karna tengah terserang demam. Bahkan sejak semalam usai mimpi buruk mengenai Kala terjadi.
Sera duduk terdiam, gadis itu hanya memesan segelas air putih yang bahkan belum di sentuh sama sekali.
"Mau bicara apa?" Hyun bertanya pelan, menaruh sendok dan garpu nya ke atas piring yang hampir kosong. "Ada hal yang terjadi sama Kala—"
"Kala sakit om." Sera mencela. Mata sendu nya menatap Hyun begitu dalam.
"Kanker paru-paru, stadium 4."
Lelaki itu tak bisa menahan rasa terkejut nya, ia meneliti wajah Sera. Mencari kebohongan yang mungkin saja nampak di sana.
Namun sial, Hyun tak menemukan itu.
"Kala butuh donor paru-paru secepat nya, Ayah, Mamah, dokter Lea. Bahkan aku dan Mba Aussie udah berusaha untuk cari. Tapi ternyata gak gampang."
"Maaf kalo Om dan keluarga, termasuk tante Kirana gak tau hal ini. Karna permintaan Kala."
"Tapi om," Sera meremas tangan nya. "Sera mohon untuk ikut bantu cari paru-paru buat Kala, koneksi om pasti lebih luas kan? Kala kesakitan om."
Air mata yang sejak tadi di tahan tumpah, terlebih saat pagi tadi melihat Kala yang harus mengenakan selang intubasi hanya untuk sekedar bernafas. Sera benar-benar tak sanggup.
Hyun masih begitu kaget dan binggung ingin bereaksi seperti apa, karna fakta ini cukup membuat nya terguncang hebat.
"Om gak tau gimana perasaan Bunda nya kalo tau Kala sakit, tapi dia jadi yang terakir tau." Lelaki itu terseyum tipis. "Kirana harus tau kan keadaan anak nya?"
Sera menggeleng samar, "Tante Kirana dan Ka Rona jangan dulu tau om, Sera mohon. Karna nanti Kala bakal marah."
"Sera kasih tau om, Karna Sera yakin om bisa bantu kita." Mohon nya, meski selama hidup. Gadis itu tak pernah merasa sebutuh ini. Bahkan pada Tuhan nya.
Namun sejak kemarin, Sera tak pernah putus berdoa akan kesembuhan Kala. Ah, Bahkan hanya untuk meminta sang adik di beri waktu lebih lama lagi.
"Sera mohon om, tapi kalo sampe Kala gak juga dapet donor paru-paru."
"Sera bakal kasih paru-paru Sera buat Kala."
~•~
Mungkin awalnya Hyun masih tak percaya atas apa yang Sera katakan, bagaimana bisa Kala mengalami hal seberat ini. Padahal sejak kemarin gadis itu masih terlihat baik-baik saja?
Hyun berjalan mendekat, menatap Kala begitu dalam. Bukankah nasip Kala begitu buruk?
Saat kecil, Kala harus kesepian karna kedua orang tua nya berpisah, beranjak remaja. Kala harus terus berurusan dengan Kekerasan yang Hyun lakukan, dan saat sudah mulai dewasa Kala harus menerima jika diri nya sakit.
Mungkin tak semua orang dapat sekuat Kala dan Hyun akui, Anak bungsu nya merupakan perempuan super kuat.
Mata nya bersitatap dengan kelopak yang berusaha untuk terbuka, Hyun melihat Kala yang berusaha untuk tetap sadar meski telihat amat berat.
"Hei?" Hyun mengusap rambut tipis sang anak agar Kala dapat fokus melihat nya. "Ini Papah sayang."
Kala tak bicara, mulut nya terasa begitu kelu dan Kaku. Yang ia lakukan hanya menggenggam jemari Hyun yang ada di sebelah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala, Dan 10 Pinta (End)
Подростковая литератураNama nya Na Kala Senja, Gadis yang kata nya lahir saat matahari terbenam itu jauh dari kata sempurna. Kala punya uang, punya kekuasaan, punya kecerdasan, punya segala nya yang bahkan gak semua orang miliki. Namun hanya satu yang ia butuhkan kini. Wa...