3. Seorang gadis penjual bubur kacang hijau

19 6 20
                                    

3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3. Seorang gadis penjual bubur kacang hijau

•••

  Seiring dengan fajar yang mulai merekah, sinar matahari menerobos masuk ke kamar sederhana milik Thanisa, seorang gadis cantik yang baru saja menyelesaikan ritual mandinya. Pagi cerah ini menjadi momen yang tepat bagi Thanisa untuk mempersiapkan bubur kacang hijau buatannya dalam jumlah yang lebih banyak. Pasalnya, cuaca yang cerah berarti banyak pelanggan yang akan datang membeli.

Thanisa adalah gadis manis yang berjuang hidup dengan menjual bubur kacang hijau buatannya sendiri. Ia menjalani hidup secara mandiri, tanpa bantuan dari kedua orang tuanya.

Dengan langkah ringan, Thanisa beranjak dari kamarnya menuju dapur minimalis miliknya. Disana, ia merapikan bubur kacang hijau yang telah ia buat sejak subuh tadi, sebelum ia melaksanakan shalat subuh. Banyak cup plastik berisikan bubur kacang hijau yang tersusun rapi di atas meja makan.

Senyum manis terukir di wajah Thanisa, seiring dengan hembusan nafas yang dilepaskannya perlahan. Melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 05.40, Thanisa kini siap untuk memulai hari berjualan bubur kacang hijau buatannya.

"Bismillah, laris manis ya." Ucap Thanisa sambil memasukkan cup bubur ke dalam plastik besar yang akan di bawanya berjualan. 

Kaki panjang Thanisa melangkah keluar dari pintu utama, namun dia terkejut saat melihat seorang laki-laki yang tidak asing baginya duduk di kursi kayu di teras rumahnya. Laki-laki itu tersenyum saat melihat Thanisa keluar, lalu bangkit dari tempat duduknya dan mendekati Thanisa.

"Kamu?" tanya Thanisa bingung.

"Lupa sama gue?" tanya laki-laki itu, sementara wajah Thanisa menampakkan ekspresi ragu.

"Kalau yang ini lupa gak?" laki-laki tadi menyibakkan rambutnya, menunjukkan plaster yang terpampang jelas di pelipisnya.

Thanisa mengangguk dengan mulutnya membentuk huruf O. "Yang kecelakaan kemarin ya? Maaf, aku lupa." kekeh Thanisa dengan rasa malu.

Laki-laki itu mengangguk dan terkekeh kecil, matanya menangkap kantong plastik yang ada di genggaman Thanisa. "Apa itu?"

"Oh ini, ini tu bubur kacang hijau," jawab Thanisa sambil duduk di kursi kayu yang sebelumnya ditempati oleh laki-laki tersebut. Kemudian, dia mengeluarkan dua cup bubur dari dalam kantong plastiknya.

"Kamu udah sarapan?" tanya Thanisa dan laki-laki itu menggeleng. "Sini duduk kita sarapan, ini bubur buatan aku di jamin rasanya enak!"

"Sebanyak ini untuk apa?" tanya laki-laki itu sambil duduk di samping Thanisa.

"Ini untuk dijual," jawab Thanisa sambil menyodorkan satu cup bubur dan sendok plastik kepada laki-laki itu.

Thanisa melampaui nestapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang