START

16 2 0
                                    

Seperti biasa Naya menjalani hari dengan membosankan. Menurutnya tidak ada yang di istimewakan dari hidupnya. Jika Naya membuat buku tentang hidupnya mungkin judulnya 'Naya dan kehidupan yang membosankan' begitulah hari hari yang dijalani Naya.

Naya seperi biasa, selalu datang pertama dan tidak pernah terlambat. Sebenarnya jarak rumah Naya dengan sekolah tidak terlalu jauh. Bahkan mungkin bisa ditempuh dengan jalan kaki. Mungkin Naya bisa saja datang ke sekolah tidak terlalu cepat. Namun ayah Naya, menyuruhnya untuk datang lebih awal, untuk menghindari keramaian saat perjalanan ke sekolah.

"Cepat banget lo datang Nay" Naya yang saat itu melihat ke arah jendela, dibuat kaget dengan kedatangan Vanya.

"Apasih, lo buat gue kaget" Naya berceletuk kesal, karna hari ini dia dibuat kesal dengan ayahnya yang selalu cerewet untuk menyuruhnya berangkat lebih awal, padahal disekolah masih sangat sepi.

"Van, kok lo datang cepat sih?" Selama ini Vanya tidak pernah datang awal waktu, biasanya selalu datang saat bel berbunyi atau lebih tepatnya sering terlambat.

"Hehehe, pengen aja biar bisa nemenin lo, kasian lo sendiri aja"

"Padahal gue pengen liat lo terlambat, asik liat lo dimarahin buk Ratna"

Mendengar ucapan Naya, Vanya menjadi kesal. Namun Naya tidak terlalu mempedulikannya. Menurut Naya, Vanya adalah seorang yang tidak egois. Jadi setelah mereka saling bermusuhan, pasti ujung-ujungnya berbaikan.

"Nay, lo dipanggil Karin tuh"

"Oke makasih Van"

Naya meninggalkan Vanya, dengan segera Naya menghampiri Karin. Karin adalah sahabat Naya sejak mereka kelas 10. Bukan hanya Karin, ada Syera, Talita, dan ada Raina. Mereka dari kelas 10 selalu bersama. Namun semenjak kelas 12 mereka harus berpisah kelas, dan dikelas barunya Naya baru mendapatkan satu teman yaitu Vanya.

"Gimana dikelas baru? kalau dikelas gue sih asik-asik aja sih"

"Lo mah enak ada Syera sama Talita, lah gue? sendiri njir"

"Kasian deh, tapi kasian Raina dia masuk kelas unggul woi"

"Iya, jadi kasian, kira-kira sanggup dia ngak sih?"

"Kalau gue jadi Raina, keknya gue jadi gila"

Mendengar ucapan Karin, mereka berdua tertawa terbahak-bahak. Karin adalah sahabat yang paling dekat dengan Naya. Karin telah menjadi orang yang selalu mendengarkan keluh kesah dari Naya. Begitu juga sebaliknya, Naya dan Karin selalu bertukar cerita.

"Bel masuk telah berbunyi, mohon kepada para siswa masuk ke kelas masing-masing" Naya dan Karin saling bertatapan.

"Cepat banget njir, baru juga mau cerita"

"Nanti aja deh, kita kan ke kantin juga"

Naya dan Karin beranjak dari kursi yang terletak diantara Kelas Naya dan Ririn. Kelas Naya dan Karin saling bersebelahan. Naya kelas 12 IPA 5 sedangkan kelas Karin 12 IPA 4. Sebelum mereka berpisah, Naya dan Karin saling melambaikan tangan.

Saat masuk ke kelas, suasana menjadi riuh. Melihat kelas yang baru rasanya tidak asing dengan kelas yang lama. Namun rasanya kelas yang baru ini terasa asing bagi Naya. Padahal telah sebulan sekolah masih saja suasananya membuat Naya kurang nyaman. Baginya kelas dulu kunci kebahagianya saat disekolah. Kelas yang lama terasa hangat, kompak, dan rasanya bahagia. Dan juga di kelas barunya Naya cukup sulit beradaptasi.

"Nay, kita ada pr ngak?" Vanya bertanya kepada Naya sambil memainkan pena. Karna minggu kemarin Vanya lupa membuat pr, sehingga dia disuruh membersihakan wc perempuan disekolahnya. Sebenarnya Vanya ingin menyontek tugasnya Naya.

Falling in Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang