10¹ + 7 + 10

2.7K 245 7
                                    

"Ayah, Ibu..Nono mau adik !"

"Nono harus sembuh dulu.."

Bangun tidur Junho langsung menuju kamar orang tuanya. Memasuki kamar orang tuanya yang tidak dikunci. Di sana, Junho hanya mendapati Jeno dan Haechan yang masih terlelap.

"Ayah.." Bisiknya pelan sembari memainkan hidung mancung Ayahnya.

"Ayah.." Sedikit menaikkan volume suara dan menciumi pipi ayahnya bertubi-tubi. Jeno yang terusik pun akhirnya terbangun. Mendapati eksistensi Junho di samping ranjang Jeno pun panik. Pasalnya ia dan Haechan sama-sama masih telanjang dibalik selimut. "Oke Jeno, tenang.."

"Ayah, mana adiknya ? Nono sudah sembuh."

"Hah ?!" Jeno pikir putranya akan lupa perihal adik karena setelah seminggu yang lalu ketika  kondisi Junho telah membaik, anak itu tak sama sekali bertanya tentang adik lagi.

"Emmm, tunggu di luar dulu ya." Pinta Jeno, ia harus memakai baju dulu dan mengurus Junho sebelum Haechan terbangun. Bisa habis ia karena lupa mengunci pintu kamar.

"Tidak mau, Nono mau masuk juga." Junho lalu naik ke atas kasur, dan hendak masuk dalam selimut.

"Eits, stop !" Jeno refleks mengambil posisi duduk, mencegah Junho masuk dalam selimut. Akibatnya tubuh bagian atasnya terekspos. Sebenarnya tidak papa juga. Tapi Junho ini tipe anak dengan rasa penasaran tinggi.

"Ayah, kenapa boboknya tidak pakai baju ? Kan dingin Ayah." Nah kan benar. Ada saja yang ditanyakan.

"Tadi malam Ayah kepanasan." Junho ber oh ria. "Ya sudah, Ayah pakai baju dulu. Nono tunggu di luar ya."

"Nono mau di sini saja."

"Nono kalau tunggu di luar nanti dapat adik." Jeno mengide, berusaha membuat Junho agar mau keluar. Memberikannya waktu memakai baju sejenak.

"Oke deh Ayah." Junho memberikan jempolnya lantas keluar dari kamar kedua orang tuanya. Jeno bernapas lega, beruntungnya Haechan masih terlelap dengan nyenyak dan tidak terusik sama sekali. Sepertinya istrinya itu benar-benar kelelahan. Jeno lalu mencuri satu kecupan di kening sang istri dan bergegas memakai baju.

~~~

"Nono !" Jeno yang baru saja memakai baju lalu mencari Junho. Ia tidak mendapati putranya itu di depan kamar. Setelah mencari ke setiap sudut, akhirnya ia menemukan Junho yang tengah bermain dengan Bongsik sambil menyetel kartun spongebob.

"Nono lapar tidak ?"

"Ayah, ayo kita beli adiknya sekarang, mumpung Nono lagi libur." Astaga Junho benar-benar. Alih-alih menjawab pertanyaan Ayahnya ia malah kembali membahas tentang adik.

"Nono, kita tidak bisa beli adik."

"Kenapa ? Uang Ayah sudah habis ? Pakai tabungan Nono saja kalau habis."

"Adik itu tidak dibeli, Nak..Emm, Nono ingat adiknya Kak David tidak ?" Junho mengangguk.

"Di mana adik Kak David ?" Jeno bertanya kembali, ingin memastikan pemahaman putranya.

"Adik Kak David di perut aunty Yongie."

"Nah betul. Kalau adik Kak David di perut aunty Yongie berarti di mana seharusnya adik Nono ?" Junho berpikir sejenak, berusaha mencerna perkataan ayahnya, "di perut Ibu ?" Sedikit tidak yakin Junho menjawab.

"Betul sekali."

"Kalau begitu, ayo bangunkan Ibu..Nono mau lihat adik sekarang."

DUNIA NONO [NOHYUCK] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang