13. Ruang Tersembunyi

1.7K 168 16
                                    


Jungkook menghisap rokoknya di atap rumah sakit setelah dia melakukan operasi.

"Kau mau?" Dia menawarkan sebatang rokok pada orang lain yang berada di sampingnya.

Mahasiswa semester akhir itu menerimanya dengan gugup dan tangannya gemetar saat menyalakan pematik api.

Jungkook melihatnya yang kesusahan jadi dia membantunya dengan pematik api. Haechan berterima kasih padanya.

"Apa kau tahu ada berapa banyak pasien yang terbunuh karna kelalaian dokter?" Tanya Jungkook setelah beberapa saat dalam keheningan.

Tidak bisa menjawab, Haechan pun hanya mampu terdiam.

"Menurutmu bagaimana kau bisa menyelamatkan pasien di detik-detik terakhir?" Jungkook bertanya lagi padanya.

Haechan tidak menjawab apapun karna memang tak tahu.

"Dengan tanganmu, menjaga tanganmu agar tidak gemetar di saat terakhir bisa menyelamatkan nyawa pasien" Kata Jungkook.

"Sunbaenim, Aku minta maaf" Haechan segera membungkuk dalam-dalam di hadapan Jungkook karna merasa sangat bersalah atas kecerobohanya yang dia lakukan selama operasi.

"Tidak, kau tidak perlu minta maaf padaku. Kau harusnya minta maaf pada pasien ketika dia sadar karna kau hampir menghilangkan nyawanya" Jungkook sedikit menunduk di dekatnya dan berbisik pelan pada telinga Haechan.

Deg...

Kata-kata itu secara langsung menghantam Haechan. Tubuhnya berkeringat dingin dan gemetar.

Jungkook menjatuhkan batang rokoknya dan menginjaknya dengan sepatu miliknya sebelum pergi.

.

.

.

Jimin mengetuk apartemen bernomor 109 dengan pelan. Tidak mendengar jawaban apapun, Jimin kini mengetuk semakin keras. Sampai-sampai penghuni apartemen sekitar merasa terganggu oleh tindakannya.

"Ah, maafkan aku. Tapi apa anda pernah melihat penghuni apartemen ini?" Ujar Jimin membungkuk untuk meminta maaf.

"Saya mendengar dia pergi mungkin pindah tempat karna mendapatkan pesan ancaman beberapa kali" Kata penghuni wanita yang menjadi tetangganya.

"Benarkah? Apa dia tidak terlihat sama sekali setelah itu?" Jimin bertanya lagi.

"Ne, aku hanya melihat pacarnya membereskan barang untuknya" Tetangga tersebut menjawab.

"Pacar? Apa anda mengenali siapa pacarnya?" Dengan segera Jimin mendekat untuk mendengar jawabannya.

"Tidak, hari itu aku pertama kali melihatnya" Wanita itu menggeleng.

"Kalau begitu terima kasih" Jimin membungkuk sebagai ucapan terima kasihnya.

Dia kemudian pergi dari sana, menghela nafas saat dia tak mendapatkan apapun. Harusnya dia mendobrak pintu itu tapi tanpa surat perintah dia tidak bisa sembarang melakukannya. Jika tidak, dia akan terkena skors karna telah menghancurkan properti umum.

Jimin berhenti di depan gedung apartemen, dia menuliskan beberapa digit angka yang sama dengan secarik kertas di ponselnya sebelum mulai menghubungi nomor tersebut.

Suara ponsel berdering terdengar berulangkali.

.

.

.

Taehyung selesai dengan lukisannya, dia menaruhnya pada meja kecil di taman belakang yang menghadap langsung ke matahari. Dan kemudian pergi untuk mencuci tangannya dari cat air.

Psycho ✓ (ʙʟ)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang