• Chapter 22 •

2.6K 208 28
                                    

enjoy!

***

Pukul lima sore adalah waktu ramai-ramainya kantor setelah yang pertama yaitu jam makan siang dikarenakan merupakan waktunya pulang bekerja. Para pegawai dengan kompak membereskan pekerjaan mereka, mematikan komputer, dan mengemasi tas masing-masing—kecuali yang harus lembur. Tidak terkecuali Wisnu.

Pria itu keluar dari ruangannya setelah memastikan lampu ruangannya sudah mati, berjalan sekitar lima langkah menuju mesin fingerprint, lalu menempelkan ibu jarinya pada alat tersebut untuk melapor kepulangannya.

Sesekali para pegawai yang berpapasan dengannya, menyapanya. "Pulang dulu, Pak!"

Wisnu tersenyum, mengangguk. "Hati-hati!" balasnya.

"Guys! Ayo!" sapa Wisnu begitu sampai di lobby dimana Sakha, Johan, dan Seno yang menunggunya. Wisnu merangkul bahu Sakha lalu bersama-sama berjalan menuju parkiran.

"Pada bawa mobil semua lo pada?" tanya Sakha. Seno dan Johan mengangguk, kecuali Wisnu yang mendengarai motornya hari ini.

"Mager bawa mobil. Nggak jemput Karina juga." bukang gimmick, tetapi fakta. Pria itu sudah mencicipi bahagianya berdua di dalam mobil sehingga ketika ia harus berkendara sendirian, ia jadi malas harus terjebak kemacetan di dalam mobil sendirian. Lebih baik naik motor dapat menyalip sana-sini dan tiba di rumah dengan waktu lebih cepat.

Sakha langsung menabok pria itu sambil memberikan tatapan menggodanya. "Duilehh yang ditinggal ayang kesian bener!"

"Besok-besok naik KRL dia lama-lama." Johan menimpali. "mengurangi polusi jakarta sekaligus mengatasi kesendirian." Johan terbahak dengan kalimatnya sendiri.

Ketiganya pun melajukan kendaraan masing-masing menuju tujuan yang sama. Salah satu restoran bbq jepang terkenal di Jakarta Selatan dalam rangka memenuhi janji Wisnu untuk menraktir kawan-kawannya.

Sudah hampir empat bulan sejak resminya hubungan Wisnu dengan Karina, tetapi kawan-kawannya baru dapat menentukan waktu sekarang karena kesibukan masing-masing.

Ketika sedang menunggu lampu merah lalu lintas berganti menjadi hijau, mata Wisnu menangkap papan iklan LED yang menayangkan Karina sebagai bintang iklan salah satu merk sheet mask yang berasal dari negara ginseng tersebut.

Wisnu tersenyum melihat itu. Tangannya langsung meraih ponselnya di saku jaketnya, membuka kamera, dan memotretnya. Wisnu melihat hasil jepretannya. Senyum otomatis terbit di sudut bibirnya.

Kekasihnya itu terlihat sangat cantik dan bersinar.

Wisnu menghela napasnya, begitu melihat foto Karina, ia baru menyadari jika ternyata ia se-rindu itu pada Karina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wisnu menghela napasnya, begitu melihat foto Karina, ia baru menyadari jika ternyata ia se-rindu itu pada Karina. Padahal pria itu kira ia akan bersikap biasa saja karena hal ini bukanlah hal yang besar, toh Karina masih pulang ke rumah yang berada tepat di depan rumahnya.

Ready to Love? [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang