"Abela. Kau bisa memutuskan untuk kembali ke rumah bersama ayahmu, atau kau bisa disini bersama kami." Ucap Selene dengan hangat. Dia memang selalu bersikap hangat kepada Arabella. Selain berhutang budi padanya, arabella memang anak yang baik dan manis sehingga membuat orang-orang di sekitarnya menyayanginya.
Arabella memiringkan kepalanya, pertanyaan itu terlalu tiba-tiba. Tiba-tiba saja Duke Crisiant dan Alesya tiba di istana, untuk menjemput Arabella agar pulang ke r-u-m-a-h.
"Kau bisa menjawabnya nanti saat makan malam." Ucap Reston. Dia tidak tahu kenapa, setelah mengetahui tentang kekuatan suci Arabella, dia merasa jika anak kedua nya itu sangat mirip dengan mendiang istrinya. Berbeda dengan Alesya yang mirip dengannya. Sedikit rasa bersalah muncul di hatinya, apa yang dia lakukan selama hampir tiga tahun terakhir kepada anak tak berdosa itu.
"Kau bisa tinggal disini jika kau mau. Tapi, jika kau kembali kerumah kami akan memperlakukan mu dengan baik." Ucap Alesya sambil memasang wajah gugup.
Duke crisiant beranjak dari duduknya. "Maafkan aku." Lalu pergi berlalu.
Arabella bingung, jika dipikirkan secara rasional. Tentu saja dia ingin terus berada disini, tapi ayah nya terlihat meminta maaf dengan tulus. Apa ayah dan kakaknya pada akhirnya menyayanginya dengan tulus?
Karena Arabella terlihat murung, Dave mengajaknya ke taman.
"Kau tahu, abela. Jika pun kau tinggal disini atau kembali kerumah mu. Aku akan tetap bertanggung jawab kepadamu." Ucap Dave sungguh-sungguh sambil menggenggam tangan Arabella.
Arabella tertawa kecil. "Kenapa Dave akan beltanggung jawab kepada abela?" Tanya Abela.
"Tentu saja aku harus bertanggung jawab. Kita kan telah menghabiskan malam bersama." Ucap Dave dengan tersipu.
Arabella memiringkan kepalanya. "Ah benal, caat itu Abela dan Dave tidul belcama. Jadi, Dave akan beltanggung jawab?" Tanya abela dan dibalas anggukan dari Dave. "Tapi apa beltanggung jawab itu?"
Dave memalingkan wajahnya. "Bertanggung jawab artinya aku akan menemanimu sampai tua nanti, aku akan selalu bersama dengan Abela sampai kapanpun itu." Ucap Dave sungguh-sungguh. "Dengan kata lain kita akan menikah." Lanjutnya.
"Menikah? Bagaimana cala melakukannya."
Dave juga tidak tahu, bagaimana caranya. "Entahlah, kita akan mencari tahu caranya saat dewasa."
"Hahaha. Baiklah, ayo beljanji." Ucap Arabella.
Dave memeluk arabella. "Berjanjilah tidak akan menyukai orang lain."
Arabella menggeleng. "Abela tidak bica kalna ada feya, latu, laja, dan louis. Abela menyukai meleka cemua."
Dave frustasi. "Tapi berjanjilah, jika kau paling menyukaiku."
Arabella mengangguk.
"Ah, kau lihat air mancur disana?" Tanya Dave sambil menunjuk air mancur yang tampak cantik itu. "Ayo kesana."
Dave menarik tangan Arabella dan berlari ke arah air mancur itu.
"Cangat cantik dan jelnih."
"Kau tahu? Air mancur ini bisa membantu kita untuk mewujudkan harapan. Buat harapan lalu lempar koin ini ke atas sana." Ujar Dave lalu memberikan koin emas dari sakunya.
Arabella segera menutup matanya dan membuat permohonan.
Abela halap cemua olang hidup dengan baik dan bisa makan makanan manis cetiap hali dengan wajah telsenyum.
Begitu isi permohonan Arabella.
"Apa harapan mu abela?" Tanya Dave.
"Itu lahacia." Ujar Abela sambil mencoba mengikuti Dave yang duduk di tepi air mancur. Karena tubuhnya yang pendek, dia tak bisa naik. "Bagaimana dengan dave? Apa halapan Dave?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Won't Fly : The Place We Can't Be Found [END]
Fiksi SejarahCerita romance historical sederhana yang memiliki alur cerita ringan. Bisa dibaca tanpa emosi dan tidak melelahkan pikiran. Semuanya berjalan sesuai ekspektasi, tebakan dan harapan pembaca. Tidak ada tokoh antagonist yang berarti, tanpa teka-teki da...