Saat ini gracia dan zee sedang duduk di gazebo ditepi pantai, sambil menunggu kedatangan shania dan saktia gracia bermain hp sedangkan zee hanya duduk melamun.
"dek" panggil gracia duduk disamping zee.
Zee menatap gracia dengan mata berkaca-kaca dan bibir melengkung.
"ehh kenapa adik cici" ucap gracia terkejut langsung membawa zee kepangkuannya dan memeluknya.
Gracia bisa mendengar tangis kecil zee.
"kenapa sayang hm?" tanya gracia lembut
"hiks hiks..hiks"
"adek kenapa sih..kok tiba-tiba mellow" tanya gracia mengusap rambut zee.
"gre" panggil shania yang baru datang bersama saktia yang membawa mainan untuk membuat istana pasir dan sedikit cemilan.
"ehh mamah udah datang, sini mah" ucap gracia
Shania tersenyum lalu duduk didekat gracia.
"zee kenapa " tanya shania
"gre juga gak tau mah, zee tiba-tiba nangis gre bingung" ucap gracia
Shania menatap zee dan mengambil alih gendongan zee.
"anak mamah kenapa nih? Kok nangis, main pasir yuk papah tadi udah beliin dedek mainan loh" ucap shania mengusap rambut zee yang bersandar didadanya.
"hiks..ndak mau hiks.." ucap zee sambil menangis.
Saktia yang duduk langsung mendekati shania.
"yuk main sama papa, nih liat papah bawa apa" ucap saktia mengangkat mainan tersebut.
Zee menatapnya sekilas namun langsung menyembunyikan wajahnya didada shania.
"hiks..hiks"
"main yuk" ucap saktia membujuknya.
"ndak mau papah..hiks.." ucap zee mengeratkan lengannya ke leher shania.
"dia kenapa gre" tanya shania menatap gracia
"gre juga gak tau mah, dari tadi zee diam aja gak ngomong" ucap gracia
Shania mengusap rambut zee sambil menatapnya.
"apa dia punya firasat tentang aku makanya gak mau dilepas pelukannya" ucap shania dalam hati.
Saktia duduk dikarpet yang di oasir lalu dia membongkar mainan yang sudah dia beli.
"dek tuh liat papah main apa" ucap shania, zee menoleh menatap kebawah melihat saktia yang memasukan pasir ke cetakan.
"enggak mau" teriak zee
"ehh kenapa teriak-teriak, kalo sakit tenggorokannya terus dibawa kedokter mau? " ucap shania menatap zee yang kembali menangis dan menundukkan kepalanya.
Shania berdiri dan duduk disamping saktia dengan zee dipangkuannya.
"ayo sini main" ucap saktia
Zee diam lalu berdiri menjauh dari shania dan saktia.
Dia berjalan menjauhi orangtuanya dengan perasaan entah kenapa kesal.
"dekk mau kemana" teriak shania berdiri diikuti saktia.
"biar ge aja yg susul mah" ucap gracia lalu berlari mengejar zee yang sudah jauh berjalan.
"dek tunggu cici" ucap gracia lalu menggenggam tangan zee.
"adek cici kenapa sih hm? " tanya gracia sambil mereka berjalan ditepi pantai.
Zee hanya diam sambil melihat kakinya yang terkena ombak.
Gracia menoleh kebelakang, ternyata mereka sudah sangat jauh dari shania.
"balik yuk dek, kita udah jauh lohh kasian mamah shania sma papah" ucap gracia
"cici aja" ucap zee pelan
Zee berjalan kebatu besar disana dan duduk.
"mamah papah jahat, mamah bohong sama zee kenapa mamah gak jujur sama zee" ucap zee dengan air mata yang jatuh kembali.
Gracia duduk disamping zee lalu menatap adiknya itu.
"mamah bohong apa sama dedek kok sampe kesel gini" tanya gracia lembut
Zee menatap gracia dengan mata sayu
"mamah bohong, mamah sakit" ucap zee kembali menangis.
Gracia membawa zee kepangkuannya dan memeluknya.
"mamah sakit mamah sakit abis kecelakaan itu cici hiks..hiks..mamah bohong.. Mamah bilang gak sakit..hiks.." ucap zee menangis gracia mendengarnya tersenyum dengan mata berkaca-kaca.
"mungkin ada alasan dibalik itu semua dek..mungkin mamah gak mau zee sedih " ucap gracia mengusap kepala zee
"k-kenapa mamah bohong cii..hiks..hiks..zee gak suka..hiks.."
Gracia hanya bisa memeluk erat tubuh zee dan mengusapnya.
"yang sabar ya sayang cici, cici tau kamu anak kuat" gumam gracia menatap zee yang sudah terpejam.
Dia beranjak dari sana dan berjalan menuju tempat semula.
"gre.. Zee gpp kan" tanya shania saat melihat gracia menggendong zee yang memejamkan matanya.
"gpp mah kecapean aja" ucap gracia duduk digazebo.
"mah" panggil gracia saat shania menidurkan zee digendongannya.
"kenapa gre" tanya shania menatap gracia
"kenapa mamah bohong sama zee? Kenapa mamah gak jujur, dia marah sama mamah" ucap gracia
Deg
Shania mengalihkan pandangannya ke anak semata wayangnya itu.
"m-mamah gak mau zee sedih gre..mamah takut" ucap shania sambil mengusap rambut zee.
"tapi gak gitu juga mah, zee masih kecil takutnya kalo udah gede dia jadi trauma" ucap gracia membuat shania menangis.
"maafin mamah gre, mamah salah" ucap shania menangis.
Saktia duduk disamping shania mengusap kepala istrinya.
"kita pulang aja yaa, kasian adek" ucap gracia diangguki saktia.
Merekapun mengemasi barang-barangnya, zee digendong oleh saktia karena saktia tidak mau shania kecapean.
****
Sesampainya dirumah saktia membawa zee kekamar dan menidurkannya, lalu kembali kebawah dimana ada shania dan gracia"gre nginep disini lagi yaa temenin zee, mamah tau zee pasti gak mau sama ammah nanti malam" ucap shania menatap gracia sendu
"iya mah, mamah tenang aja" ucap gracia lalu memeluk shania.
"mamah sehat-sehat ya mah jangan sakit" ucap gracia mengusap pundak shania.
"iya sayang, mamah sehat kok" ucap shania memeluk erat gracia.
Hehehe