Satu hari sebelum diadakannya pensi menjadi hari yang amat sibuk bagi murid-murid SMA Antariksa. Terlebih lagi bagi mereka yang menjadi panitia ataupun siswa yang akan mengisi acaranya esok hari. Dan Argio, adalah salah satu diantara mereka. Ia bersama dengan teman-teman dari klub musiknya kini tengah mempersiapkan alat-alat musik yang akan digunakan esok.
"Coba tes dulu suaranya Gi," seseorang menginteruksi membuat Gio dengan segera mulai memainkan gitar yang ada padanya.
"Oke pas," katanya setelah beberapa saat, sementara teman-teman yang lain pun begitu. Mereka mengetes masing-masing alat musik sebelum akhirnya menyimpannya di posisi yang sudah ditentukan.
"Ya udah, sekarang istirahat dan besok ngumpulnya jangan telat."
Menuruti ucapan temannya itu, mereka akhirnya mengundurkan diri dari sana. Ada yang pergi ke kelas, menuju ke kantin atau pun tetap berada di sana. Dan Gio menjadi orang yang kembali ke kelasnya. Pemuda itu hendak mengambil tas lalu pulang ke rumah. Karena kalau seperti ini suasana sekolah tidak akan berjalan kondusif. Dan mereka bisa pulang seenaknya.
Sayangnya, rencana Argio gagal. Dan penyebabnya adalah Rion. Pemuda itu secara tiba-tiba menghadangnya dan mengajaknya berbicara. Meskipun awalnya Gio menolak, pada akhirnya ia mengikuti kemauan Rion. Keduanya memang harus berbicara dan menyelesaikan permasalahannya.
"Mau ngomong apa?" ucap Gio. Untung saja keadaan kelasnya kosong. Jadi mereka bisa leluasa berbicara di sana.
"Gue mau minta maaf sama lo," Rion membalas, mengalihkan pandangannya sebentar sebelum akhirnya menatap Gio lagi.
"Minta maaf buat apa?"
"Semuanya, gue ngerebut Veela dari lo, gue ga bisa tepatin omongan gue, gue udah mukulin lo, dan banyak hal lainnya."
"Gue juga mukulin lo, bahkan gue yang lebih dulu nyerang lo," kata lelaki yang ada di hadapan Rion itu. "Lo ga perlu minta maaf ke gue. Gue udah tau semuanya dari Becca. Dia cerita ke gue dan minta gue buat maafin lo."
"Sorry ya Yon. Seharusnya gue ga perlu semarah itu ke lo," lanjutnya. Sedangkan Rion menggeleng, menolak pernyataan Gio. "Wajar kenapa lo begitu."
"Gue akhirnya lega bisa ngomong sama lo," Rion meneruskan. Tak lupa ada senyuman yang mengembang di wajahnya. Sementara Gio pun sama, pemuda itu terlihat seperti telah kehilangan bebannya.
"Lo mau balik?" Rion bertanya kemudian. Terdengar biasa saja seolah mereka tak mengalami pertengkaran sebelumnya.
"Iya, males juga ga ngapa-ngapain di sekolah. Lo ga balik?"
"Nanti deh," jawab Rion.
"Ya udah, gue duluan," kata Gio yang selanjutnya melangkah pergi. Namun saat pemuda itu sampai di pintu kelasnya, ia berhenti. Lalu berbalik dan menatap Rion lagi.
"Yon," panggilnya.
"Kenapa?"
"Lo suka kan sama Veela?"
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Starts With Strawberry [Complete]
Teen Fiction[𝐓𝐞𝐞𝐧 𝐅𝐢𝐜𝐭𝐢𝐨𝐧] Veela ga pernah tau, keputusannya buat jadi secret admirer Rion malah berakhir dengan kesepakatan gila yang membuatnya makan hati dengan terpaksa. ***** Berawal dari tertangkapnya Veela saat tengah meletakkan sekotak strob...