Vidio.

4 0 0
                                    

:::::

Siang ini Reza mengajak Roza untuk jalan-jalan supaya Roza tidak terlalu memikirkan masalah kemarin, mereka berhenti untuk istirahat karena sedari tadi berkeliling Reza duduk bersandar menutup matanya menikmati duduknya. Pasalnya sedari tadi ia diajak berkeliling dari lantai satu sampai lantai tiga tidak berhenti sama sekali.

Roza melihat sekeliling rasanya ia tidak ingin berhenti berjalan ia melihat sekitar matanya menangkap toko baju Korea yang baru buka jadi masih ada diskon besar-besaran. "Bang re yok kesana" Reza membuka matanya melihat apa yang ditunjukkan adiknya. "Lo ga cape apa, istirahat bentar"

"Gua ga cape, satu toko ini aja habis tuh istirahat yah yok" Roza seperti anak kecil ia menarik tubuh kakaknya untuk berdiri tapi tidak bisa. "yaudah kalau gamau bang re tunggu sini aja biar aku sendiri" roza langsung berjalan menuju toko itu, dengan terpaksa Reza bangun mengusap rambutnya kasar dan berjalan mengikuti adiknya.

Roza melihat kaos couple bagus ia mengambil dan menempelkan pada badannya melihat di cermin. Roza mendongak mendapati Reza ada disampingnya Roza tersenyum dan segera mengambil baju dengan ukuran kakaknya. Saat hendak ditempelkan ke tubuh kakaknya, Reza malah menghindar raut wajah Roza menunjukkan ekspresi marah.

Reza merengek menuruti permintaan adiknya. Roza tersenyum dan langsung bergegas ke kasir Reza hanya mengikutinya. Setelah dikemas Reza tidak menunjuk gerak gerik akan membayarnya, Roza menyenggol dan mengisyaratkan dengan matanya agar Reza membayar baju itu.

Sekali lagi Reza tidak bergerak matanya melihat sekitar dengan maksud menghindari tatapan Roza. Tapi apa daya ia juga harus mengalah lagi dan membayar tagihan baju itu. "dah langsung pulang ya"

"Bentar"

"Apalagi ya tuhan" lama-lama Reza bisa stres menanggapi Roza yang terus-menerus minta ini minta itu, terlihat juga dari barang belanjaan mereka yang sudah banyak.

"Gua pengen itu" Roza menunjuk ke penjual ice cream, Reza menarik nafas melihat Roza yang seperti anak kecil. Saat hendak berbicara langsung dipotong oleh Roza. "Eitss... Tenang aja ini pake uang gua" Roza berlari menghampiri penjual itu.

"Udah yok pulang" Reza tampak lelah mengikuti Roza jalan-jalan hari ini, seharusnya Reza tidak mengajak Roza jalan-jalan tapi ia senang melihat adiknya berperilaku seperti bocil dari pada berperilaku seperti preman.

Roza jalan sambil menikmati es cream vanila. Reza berjalan begitu cepat diimbangi dengan kakinya yang panjang jadi bisa melangkah dengan jarak lebar. Tidak sepadan dengan langkah Roza membuatnya tertinggal.

"Ish.. tower lagi jalan" Roza menatap kakaknya dengan kesal karena ia tertinggal jauh. Roza terjatuh kedepan membuat ice creamnya juga jatuh, Ia menatap ice cream itu dengan malang. "Aaa ice cream gua, ngapain sih kesandung segala" 

Ia melihat kakaknya sudah tidak terlihat lagi, Reza tidak merasa bahwa Roza tertinggal olehnya. Roza membersihkan ice cream itu dengan tisu saat sudah selesai ada tangan dihadapannya membuat ia berhenti dan menatap tangan itu, tidak itu bukan tangan Reza.

Roza mendongak keatas ia melihat lelaki asing tak dikenalnya sedang merunduk membantu ia untuk berdiri, Roza berdiri dengan sendiri ia tidak menyambut tangan orang itu. Roza berjalan kesamping untuk membuang sampah sedangkan lelaki itu terus menatap tangannya yang tidak disambut baik dengan gadis itu.

Lelaki itu sudah berdiri tegak melipat tangannya sedangkan Roza menatap lelaki itu dari bawah keatas. "Kenapa ga mau pegang tangan gua? gua cuma niat bantu" Roza diam dan masih menatap mata lelaki itu. "Makasih tapi gua bisa sendiri"

"Sama-sama, Anton" Anton memajukan tangannya berniat untuk salaman perkenalan. "Roza" Roza menyambut tangan itu.

"Btw kena..." Ucapan Anton terpotong karena Roza pergi begitu saja dari hadapannya. "...pa bisa jatoh?" Anton meneruskan ucapannya dengan berbalik kebelakang menatap Roza pergi meninggalkannya begitu saja.

Complicated Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang