"Raen? Tolong tetap disini, ada beberapa hal yang ingin saya bicarakan..." Ujar Bapak Rangga setelah menghabiskan makan malam nya.
"Perihal apa?" tanya ku penasaran.
Raizel merapatkan tubuhnya padaku dengan jemari memeluk lengan atas. "Apa aku harus keluar?"
"Tidak, ini perihal kalian berdua.." Jawab Bapak Rangga masih belum memiliki tenaga seperti sedia kala. "Sore tadi Pak Armand menelpon saya, beliau menginformasikan kalau kalian sudah menjalani pemeriksaan sebagai korban dan saksi atas kasus yang dilakukan oleh mantan besan saya, Eve."
Belle memandang penuh tanya, tangan nya terus mengusap punggung Bapak Rangga agar dapat bercerita dengan tenang.
"Lalu?"
"Eve telah tertangkap setelah buron, karena kasus investasi illegal. Kalian salah satu korban nya? Apa ini ada hubungan nya dengan rentetan kasus yang selama ini terjadi? Mulai dari tertangkapnya Theo sebagai pengguna sekaligus pengedar narkotika, penangkapan Nanda setelah terbukti memiliki surat izin palsu dalam pembangunan pabrik limbah. Dan yang baru-baru ini terjadi adalah penangkapan Nagamaz karena masuk kedalam komplotan begal, bersamaan dengan penangkapan Brian karena terbukti menjadi bagian dari anggota terorisme." Bapak Rangga menghela nafas menjeda cerita, Belle memberikan air minum dengan telaten. "Sekarang, Eve tertangkap atas kasus investasi illegal. Apakah itu terjadi secara kebetulan? Saya selama ini berusaha mencari fakta setelah Belle bercerita kalau ternyata Rania adik kandung kamu, ada hubungan apa antara kalian dengan Eve??"
Pertanyaan mematikan dari Bapak Rangga membuatku membeku, haruskah ku ceritakan sejujurnya? Jika tidak maka aku terancam kehilangan pangkat karena Bapak Rangga tampak menaruh curiga berlebih.
"Kak???" Raizel mengeratkan genggaman tangan nya padaku.
"Kami memiliki masa lalu yang buruk bersama keluarga Dominic, semua terjadi bukan karena kebetulan melainkan sebuah rencana yang telah saya susun dengan matang..." Jawab ku dengan jujur, terlihat perasaan bingung diwajah Bapak Rangga.
"Apa maksudnya?"
"Apakah Bapak ingat apa yang pernah saya katakan pada saat saya selesai di lantik menjadi anggota reserse?" ku pejamkan mata, terbayang wajah ibu tengah tersenyum seraya mengulurkan tangan' hendak mengusap rambut agar aku tenang. Gerakan tangan Raizel membuat ku kembali membuka mata, Bapak Rangga dan Belle masih menunggu kalimat selanjutnya.
"Obrolan santai di aula?" Bapak Rangga menyandarkan punggungnya pada bantalan bangsal, syukurlah ia sudah mengingatnya.
"Ya, setelah pelantikan selesai saya menepi ke kursi yang terletak dekat pintu keluar lalu Bapak menghampiri saya dan kita mengobrol ringan." Jawabku sungguh-sungguh. "Pada saat itu Bapak bertanya apa motivasi saya sehingga bisa menjalani pelatihan keras dan berhasil menjadi anggota reserse, Bapak ingat apa jawaban saya saat itu???"
KAMU SEDANG MEMBACA
Machiavellian (END)
Misteri / ThrillerApi dendam yang berkobar akan semakin besar ketika tertiup angin, pion hitam terjatuh satu persatu, seirama dengan deru nafas di ujung takdir. -Raen Hillga Muller,.