34. Missing Cracks: You're Mean

4.2K 290 20
                                    

"Yey, jadi!" teriak Ann dengan senangnya setelah selesai membuat dan membentuk nastar di beberapa loyang besar.

"Ann suka banget ya sama nastar," ucap sang Bunda tersenyum kecil sambil mengaduk adonan lagi.

"Bunda bikin adonan lagi?" tanya Xici melirik pada sang Bunda yang masih sibuk di mesin kue.

"Iya, Bunda mau bikin banyakan buat nyetok di rumah, sama buat Ann juga kalau mau bawa kemana-mana," balas sang Bunda tanpa menoleh.

Xici mengangguk paham lalu kembali membentuk adonan nastar lalu menatanya di atas loyang. Ia membantu dan menemani Ann membentuk nastar-nastar itu, sampai 1 meja makan penuh dengan barisan loyang.

Beberapa sudah dimasukkan ke oven dan sisanya menunggu giliran untuk dipanggang. Setelah beberapa jam, semua nastar itu matang dan tinggal menatanya didalam toples. Ada sekitar 10 toples kecil dan 5 toples besar.

Setelah melihat tumpukan itu, sang Bunda jadi menggaruk kepalanya sendiri. "Duhh... Banyak juga ya, Bunda jadi takut nggak habis."

Xici tertawa kecil mendengar itu. "Kan kata Bunda mau nyetok buat kakak ipar, toh Kak Alva juga suka nyolongin, pasti habis ini nanti."

Sang Bunda yang awalnya kebingungan langsung terdiam sendu. Kesedihannya yang sempat hilang saat asik membuat nastar kini kembali lagi saat mendengar nama putranya disebut.

Xici yang sadar dengan ucapannya langsung gelagapan melihat raut sedih sang Bunda.

"Eh, eemmm... M-maaf ya Bunda, Xici lupa," lirih Xici menunduk. Ia merasa bersalah sudah membuat wajah Bunda kembali sedih. Tak lama, ia merasakan usapan lembut di kepalanya.

"Udah, nggak papa. Kita makan nastar di depan yuk. Kita nonton film lagi, hari ini ada film kartun baru loh, kita nobar, yuk," ucap sang Bunda sambil tersenyum kecil.

"Wah beneran? Xici mau nonton juga, Kakak Ipar kita nobar, yuk," ajak Xici menoleh pada pemuda yang terdiam sambil menata ulang tumpukan toples-toples itu. Tapi susunan itu selalu dipindah-pindah seakan sedang memainkannya.

"Ann sayang, toplesnya kok dimainin ?" tanya sang Bunda.

Ann menoleh sejenak lalu pandangannya beralih ke arah lain. Lebih tepatnya mengarah pada pintu masuk. Wajahnya cemberut menatap pintu itu, tak lama ia mengambil 3 toples kecil lalu menarik tangan sang Bunda.

"Bunda saus kejunya ada?" tanya Ann dengan wajah cerah. Perubahan yang tiba-tiba itu membuat sang Bunda bingung.

"Eh, rasanya masih ada 1 Sayang, sebentar ya Bunda ambilkan."

Sang Bunda mencari di lemari dan meja. Akhirnya saus keju itu ketemu dan langsung diberikannya. Menerima itu, tentu Ann langsung tersenyum senang dan mendarat kecupan singkat di pipi sang Bunda.

"Makasih banyak ya, Bunda!" ucap Ann langsung lari ke ruang tengah meninggalkan Xici dan sang Bunda yang tersipu malu.

"Duhh, Ann memang pinter banget bikin Bunda malu," gumam sang Bunda sambil menyentuh kedua pipinya.

"Kakak Ipar gemesin banget," tambah Xici lagi sambil tertawa kecil.

Tak berselang lama Xici dan sang Bunda ikut keruang tamu membawa teko jus jeruk dan 1 cup popcorn kecil. Mereka duduk di sofa dan asik menonton film, bahkan Ann tampak sangat antusias dengan film kartun itu.

Pemuda itu duduk manis di lantai berlapis karpet tebal. Sambil terus memakan nastar dengan saus keju, sampai tak terasa Ann sudah menghabiskan 3 toples kecil itu.

"Wah... Ann makan nastarnya banyak juga, ya. Bunda malah jadi khawatir nastarnya kurang," ucap sang Bunda sambil mengusap surai gelap Ann.

"Nastarnya enak, Ann mau ambil lagi," balas Ann semangat.

I'm not Enigma [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang