Sweet Road {} Sungjake O2

552 43 11
                                    

Happy reading and enjoy the story
Have a nice day



















°🦢°

“Elo menang tiket lotre?”

“Hah?”

Melayangkan tatapan curiga, “Beneran dapat lotre ya lo?”

Sedangkan yang ditanya hanya mendengus, mengabaikan tatapan sengit dari sosok Januar. Haidar tak ingin ambil pusing dengan pertanyaan sang sahabat dan memilih kembali fokus ponsel miliknya. Jemarinya bergerak pada benda pipih itu, mengulang pola yang sama setiap video berdurasi 2 menit itu berakhir— rekaman amatir hasil kemarin.

“Ngeliatin apaan sih lo?” Tangan Haidar bergerak cepat mematikan layar ponselnya kala Januar bergerak mencondongkan tubuhnya, berniat mengintip. “Duduk yang bener, ngapain lo gitu?” ajunya sembari sedikit mendorong tubuh Januar kembali pada kursinya.

Januar mendengus, “Lo yang kenapa dari tadi senyum-senyum ngga jelas anjing.” sudah keluar kata-kata mutiara si April, terlanjur kesal akan sikap si Desember.

Sedangkan yang ditanya menggelengkan kepalanya perlahan, “ngga ada apa-apa,” ucapnya yang jelas tak selaras dengan apa yang Januar lihat sedari tadi.

Mengusap wajahnya frustasi, walaupun sudah berteman sedari putih abu terkadang Januar masih terlampau tak mengerti akan Haidar– pria bersurai gelap itu terlalu sering menyimpan sendiri pelit untuk berbagi apa yang dirasa, padahal sudah lama mengenal tetap saja memilih menelan sendiri dan akan mengaku bila dipaksa. Contohnya seperti ini, Haidar biarkan rasa penasaran membunuh Januar, tak pedulikan sang sahabat yang mati-matian berpikir sekiranya apa yang memancing si Sagitarius terus tersenyum padahal sedari pagi sudah ditimpa hal yang menyebalkan.

“Gue– eh! Mau ke mana?”

Langkah Haidar terhenti, saat terasa tangannya ditahan oleh Januar, “Pulang.” ucapnya santai.

Menekuk alisnya bingung, “Pulang? Kerajaan lo belum selesai dar.” Ingat Januar, sebab yang ia lihat sang pemilik mole itu sedari tadi hanya bermain ponsel.

Sedangkan Haidar tersenyum tipis atau malah tak terlihat, “Cek email lo, kerjaan gue udah dari tadi selesai.”

“Udah gue mau pulang.”

“Tungguin gue dulu, bentaran deh,” pinta Januar sembari menggoyangkan tangan Haidar digenggamnya.

Menarik tangannya, mengabaikan permintaan sang sahabat dan memilih tetap membereskan barang-barangnya, “Ogah, gue sibuk mau pergi habis ini.”  Ucapannya berlalu meninggalkan Januar.

“Pergi? Gaya lo paling ngambil laundry ‘kan? Jangan bohong.”

“Beneran mau pergi gue.”

“Dar tega banget, ealah.”

Langkah Haidar terhenti, menatap malas Januar, “Biarin, siapa suruh ngebucin jam kerja— menjeda ucapannya sebelum mendorong pintu kaca itu–dasar bulol.” sambungnya berlalu meninggalkan Januar sendirian dalam ruangan kerjanya.

Sedangkan yang dikatai menatap tak percaya kepergian si Sagitarius, “GUE DOAIN LO BAKAL BULOL!”






°🦢°

Haidar benar-benar tak berbohong, dengan ucapannya pada Januar sebab benar dirinya memang akan pergi ke suatu tempat. Membelokkan kemudi, bila dulu ia akan sangat menghindari jalan ini, mungkin sekarang jalanan ini lah yang akan selalu Haidar gunakan kembali pada apartemen miliknya– memang tergolong lebih dekat, namun tak terhitung dengan macet yang akan setiap hari Haidar dapat pada jalanan itu.

Belamour - Enhypen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang