Fifty

699 74 1
                                    

Important author's note in the end, DON'T SKIP

-----

"Luna, kau harus kembali ke Jersey. Ayahmu sakit. Tolong, Luna,"

Aku sedang ditelfon oleh Mom, yang sedang menangis memintaku pulang.

"Iya, Mom, iya. Aku akan minta Niall pulang sekarang atau aku langsung terbang ke NJ dari sini," aku mulai panik-menyalakan laptopku untuk mencari tiket pesawat dari Edgeworthstown ke New Jersey.

"Kau dimana memang sekarang? Niall? Kalian...?" Aku bisa merasakan Mom menyengir di ujung sana. Dan pipiku memerah.

"Di Irlandia. Yasudah ya Mom aku mau siap-siap. Bye!"

"Waaaah kalian balikan ya? Bagus bagus. Jo pasti senang. Yasudah, Mom tunggu ya. Mom mencintaimu,"

"Aku mencintaimu juga!"

Aku mencari jadwal penerbangan tercepat dan melihat bahwa paling cepat adalah jam 5 sore, dan sekarang baru jam 9 pagi. Aku baru ingin berdiri saat aku merasa ada yang memeluk leherku dari belakang.

"Kau mau kemana?" Suaranya masih serak baru bangun, walaupun ia sebenarnya sudah mandi.

"Jersey. Dad sakit," aku memegang tangan Niall.

"Sakit apa? Kau mau pulang kapan? Sekarang? Kau sudah membeli tiketnya? Beli berapa? Kau serius?" Niall tidak henti-hentinya memburuku dengan pertanyaannya yang banyak itu.

Aku memencet tombol yang ada di halaman website itu. "Pertama-tama, aku belum membelinya. Aku sedang mengecek penerbangan pertama. Kedua, aku tidak tahu Dad sakit apa. Aku tidak sempat menanyakannya," aku mengelus tangan Niall yang masih melingkar di leherku.

Niall mengangguk perlahan, mengenai kepalaku. "Aku ikut ya," bisiknya pelan sebelum menjauh dariku. Aku langsung menengok, dan hampir melihatnya membuka handuk yang terlingkar di pinggangnya.

"Niall!" Aku menjerit. "Kalau mau pakai baju bilang dulu!" Aku kembali menatap layar laptopku.

Niall tertawa terbahak-bahak, membuatku tersenyum karena jujur, tawanya itu amat memesona. Suaranya, gayanya, ciumannya... astaga.

"Tidak lucu," aku kembali memeriksa jadwal penerbangan dari maskapai lain. Dan semuanya rata-rata malam.

"Oh jadi kekasihku yang cantik ini mengambek ceritanya?" Aku memejamkan mataku saat aku merasa Niall bernapas di belakangku. "Tidak usah meram, aku sudah pakai baju, kok,"

Pipiku memerah padam seraya Niall tertawa makin kencang. "Niall, sudahlah. Aku mau memesan tiket ini," aku mencoba menampiknya.

"Oke oke. Pesan dua ya. Tidak usah pesan sekarang, nanti saja tiket go show. Lebih baik sekarang kau mandi," Ia melemparkanku handuk.

"Oh jadi aku bau?" Aku pura-pura marah padanya dan menutup laptopku. "Oke, aku akan mencari kekasih baru yang tidak akan mengeluh karena aku belum mandi," aku berdiri dan mengambil handuk yang ia lemparkan.

Pipi Niall memerah, lalu ia berdeham. "Yasudah, cari saja. Seperti ada yang mau denganmu,"

Aku berbalik badan kearahnya yang sedang menahan tawa sambil menyilangkan lengannya di dada. Aku melemparinya dengan baju-bajunya yang tergantung dan Niall berlari ke atas tempat tidur, berlindung dariku. Aku mengejarnya dan memukulinya pelan-pelan, lalu aku tertawa saat mendengarnya mengeluh kesakitan dari balik selimut.

"Sayang, maafkan aku. Aku tidak bermaksud begitu. Tolong hentikan! Aduh, sakit," ia mengeluh.

"Katakan kata ajaibnya," aku memukulinya dengan bantal.

"Aduh... apa? Luna, cintaku, sayangku, kasihku, tolong hentikan..-aduh sakit!" Ia terus-terusan menjerit, membuat tawaku semakin kencang.

"Tarik perkataanmu kalau tidak ada orang yang mau denganku," aku menarik selimutnya, dan menemukan Niall sedang memejamkan matanya lalu aku tersenyum puas.

"Aku menarik perkataanku. Banyak orang yang menginginkan kekasihku yang cantik tapi jahat ini, tapi sayangnya sudah menjadi milikku," ia menjawab lalu aku kembali melemparinya dengan bantal. "Apa lagi?!"

"Aku kan tidak jahat. Iyakan, sayang?" Aku membuat wajahku terlihat selucu mungkin. Tidak peduli jika rupaku mirip anak anjing sekarang.

Niall tersenyum lalu ia mengacak rambutku. "Kamu jahat juga aku tidak bisa melepasmu dariku, love," Ia tiba-tiba mencium keningku. "Sana mandi, aku akan merapikan baju untuk ke Jersey,"

"Tidak mau ikut?" Aku menggodanya.

"Ini masih pagi, Sayang,"

-----

Aku dan Niall sudah sampai di bandara. Kebetulan saat kami berangkat Maura dan Chris sedang berbelanja, tapi aku sudah menghubungi Maura via telepon. Ia ikut bersedih karena Dad sakit, dan ia juga berharap kami bisa tinggal lebih lama. Tapi ia tahu kalau aku juga memiliki keluarga yang harus aku kunjungi.

"Bengong saja, nanti kemasukan setan loh," Niall menyenggolku, membuatku tersadar dari lamunanku. "Ayo turun,"

Aku memutar mataku. "Aku pesan tiket dulu ya,"

Langkahku terhenti saat Niall menarik tanganku. "Tunggu. Aku saja yang beli. Kau duduk saja dulu. Aku titip koper," Niall berjalan ke arah loket tiket.

"Eh, Niall, kan aku yang mengajak pergi. Sudah aku saja," aku mengikutinya dari belakang.

"Laki-laki macam apa aku kalau membiarkanmu membayar tiketku," Niall tersenyum. "Sudah, sayang. Kamu duduk saja,"

Aku tersenyum karena panggilan darinya itu. Aku duduk di kursi yang disediakan, dan melihat Niall dari jauh membeli tiket. Ia juga berhenti sebentar saat banyak remaja yang meminta untuk berfoto dengannya, dan dengan sopan Niall berfoto dengan mereka.

Aku membuka handphoneku dan mengecek twitter. Beberapa fanbase Niall di twitter yang aku follow banyak yang mengabarkan kalau mereka melihatku dan Niall keluar dari rumah Niall, lalu pergi ke bandara.

Sungguh para directioners ini tidak ada matinya.

Aku berhenti mengscroll timeline saat handphoneku bergetar tanda ada pesan masuk. Aku terdiam saat menyadari pesan itu dari seseorang yang lama tidak berjumpa dan berkomunikasi denganku.

From: Harry
Luna, ibumu mengabarkan ayahmu sakit. Ku harap kau sudah tahu tentang itu. Aku sudah dalam perjalanan ke NJ. Sampai jumpa. xx

Astaga.

~~~~~~~~
Haiii!

Ceritanya seru ga sih? Perlu aku keep/delete? Soalnya kayaknya yang baca lumayan tp yg vote sedikit banget and it truly hurts me karena aku tau emg awalnya ceritanya abal banget tp aku udh siapin beberapa chapters kedepan dan aku janji bakal lebih baik dari ini.

Terus, as you know that ceritaku yang "One Direction?" masuk nominasi untuk wattys2015 so PLEASE PLEASE PLEASE help me RT the link on the chapter and VOMMENTS WILL BE HIGHLY APPRECIATED.

This is all for the A/N, enjoy reading!

Somebody to Love {Niall Horan}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang