Hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh semuanya. Semuanya terlihat semangat, terlepas dari dendam masa kecil, mereka semua sekarang sa~ngat akrab.
Mereka akan berlibur ke villa milik ratu di seberang hutan. Ah, jika Melewati hutan perbatasan itu mereka akan melewati kediaman tuan Allard. Kalian ingat? Dia yang menyelamatkan Dave dan Louis saat kecil.
"Bagaimana jika kita bertamu dirumah tuan Allard? Aku penasaran bagaimana rupa pria itu, aku yakin dia di penuhi kriput di wajah dan tangannya." Ucap Louis dengan semangat.
Dave mengangguk. "Baiklah, mari kita mampir sebentar."
Arabella mengedipkan matanya beberapa kali, coba mengingat siapa tuan Allard itu. Tapi, dia tak tahu siapa yang mereka bicarakan. Begitu juga dengan Seraphim, Alex, dan Alesya.
"Siapa tuan Allard itu? Dan kenapa kita harus bertamu dirumah nya?" Tanya Seraphim dengan lugas. Dia tak mau bertamu jika ternyata tuan Allard adalah rakyat biasa. Kalian tahu? Dia alergi kemiskinan.
"Dia orang yang menemukanku saat kecil dan membantu Louis di saat yang sama." Ucap Dave sambil mengelap rèarmor.
"Ah dia orang yang berjasa." Ucap Alesya kemudian.
"Baiklah semuanya. Ayo kita berangkat." Ucap Arabella semangat. Mereka berencana untuk berangkat dengan lingkaran sihir portal. Diantara mereka ber enam hanya 3 yang bisa menggunakan sihir tingkat tinggi itu. Alesya, Dave, dan Seraphim.
"Aku akan pergi bersama Alesya." Ucap Alex menawarkan diri.
Alesya menggeleng. "Aku akan membawa adikku. Pria-pria ganas itu akan menculiknya jika aku biarkan bersama nya." Tegas Alesya sambil memeluk Arabella yang hanya mengangguk.
Seraphim menghela nafas. "Kemarilah, pergi bersamaku." Ucap nya sambil menatap tajam Alex.
"Bagaimana dengan Louis?" Tanya Alex.
Louis sudah menempel dengan Dave tanpa persetujuan.
"Tapi, aku takut wanita kejam itu akan membuangku di tengah hutan." Rengek Alex pada Alesya yang terlihat tak acuh.
"Oh ayolah, kak sera tak semenakutkan itu." Ujar Arabella meyakinkan Alex.
Alex memelas dengan wajah paling sedihnya. "Kumohon."
Arabella berjalan kesebelah Seraphim. "Baiklah, aku akan pergi bersama kak Sera. Kau pergilah bersama kak Alesya."
Alex bersorak kegirangan.
"Jujur saja, apa wajahku semenyeramkan itu!?" Tanya Seraphim tak terima. Ya wajahnya memang sangat cantik, dia tumbuh dengan baik dan menjadi idaman pria walau tidak di pungkiri dia memiliki wajah yang sedikit mengintimidasi, persis Antagonist.
Arabella menggeleng cepat. "Alex hanya berdalih agar bisa bersama dengan kak Alesya."
Seraphim mengangguk cepat. "Benar juga, cinta memang sebodoh itu."
"Baiklah, semuanya. Mari ke tempat tujuan." Ujar Dave memberi aba-aba.
Dalam hitungan detik, mereka tiba di depan sungai.
"Huaa.... sungai yang cantik." Arabella terlihat sangat kagum.
"Jadi ke arah mana rumah tuan Allard itu?" Tanya Alesya sambil menelisik sekitar. Terlihat pepohonan yang rindang, sungai yang mengalir deras, dan langit yang cerah.
"Sepertinya, ke arah sini?" Ucap Louis mengingat-ingat.
Seraphim menarik kerah baju Louis. "Sepertinya? Jadi kalian tidak mengingat jalan kerumahnya. Tapi mengajak kami melewati hutan yang dipenuhi hewan buas ini?"
"Tenang, sera. Aku ingat jalannya." Ujar Dave menenangkan Seraphim yang tampak emosi.
"Ck, cepatlah tunjukan jalannya." Cetus Seraphim sambil melepas dengan kasar kerah Louis.
"Hah, dia wanita yang kasar." Gumam Louis.
Seraphim melempar batu kecil ke arah Louis. "Aku dengar semuanya bodoh."
Alesya dan Arabella tertawa bersamaan.
.
Sudah tiga jam mereka berjalan.
"Wah, bukankah ini seperti berpetualang. Ini menyenangkan." Arabella berjalan dengan riang gembira tak terlihat lelah. Berbeda dengan lima orang lagi yang terlihat letih lesu.
"Aish, aku lelah. Jiwa remaja memang beda. Kurasa kaki ku yang tua ini sudah lelah. Bagaimana anak itu bisa tertawa riang setiap melihat sesuatu" ujar Alesya sambil berhenti di bawah sebatang pohon yang cukup rindang. "Ayo kita istirahat sebentar, aku cukup lelah. Arabella, duduklah terlebih dahulu."
Semuanya merebahkan tubuhnya bersebelahan di bawah pohon. Ah tidak semuanya, Arabella masih berkeliling melihat tumbuhan yang menurutnya menarik.
"Ah syalan, sebenarnya dimana letak rumah pria itu." Cetus Seraphim sambil menghentak-hentakkan kakinya.
Dave menepuk jidatnya. "Kukira aku ingat jalannya, ternyata.. aku sedikit lupa."
Alex merebahkan tubuhnya. "Aku sangat lelah."
"Ada apa dengan anak itu. Dia tak terlihat lelah, padahal tubuhnya adalah yang paling kecil dan terlihat lemah di bandingkan kita." Louis terus menatap Arabella yang sibuk sendiri.
Setelah beristirahat beberapa menit. Mereka melanjutkan perjalanan, dan menemukan telaga.
"Telaga ini. Aku ingat, ini dibelakang rumah tuan Allard. Ikuti aku, perjalanan ini berakhir." Teriak Dave antusias, begitu juga dengan yang lain.
Tak jauh dari telaga, terlihat kastil yang cukup besar. "Wah, aku merindukan masa kecilku." Gumam Louis.
"Bagaimana bisa ada kastil di tengah hutan. Dan itu sangat besar." Puji Alex.
Seraphim merasa sedikit terpukau. "Ya, tak buruk. Ini cukup layak untuk di tempati."
Ckrek. Dave mencoba membuka gerbang yang ternyata tak terkunci. "Masuk saja, dirumah ini tak memiliki pekerja. Jadi tak akan ada yang membukanya." Jelas nya sambil berjalan masuk.
Arabella dan Alesya memeluk tangan kanan dan kiri Seraphim. "Argh, aku akan membiarkam! kalian kali ini." Ucap Seraphim pasrah, kastil ini walau terlihat bagus tapi aura nya sangat mencekam.
Tidak hanya gerbang, ternyata pintu utamanya juga tidak terkunci. Jadi mereka langsung masuk tanpa sepengetahuan pemilik kastil.
"Permisi, tuan Allard. Apa anda masih berada disini?" Teriak Dave dan suaranya menggema ke seisi ruangan.
Tap.. tap...
Semua melihat ke tangga secara bersamaan. "Ah, anak-anak yang manis. Siapa kalian? Apakah masuk ke rumah orang seperti itu terlihat sopan?" Tanya pria yang mungkin berumur awal 30an itu.
"Maafkan kami, tuan. Kami pikir rumah ini masih dihuni oleh tuan Allard, tapi sepertinya kami salah orang." Jawab Louis dengan sopan.
Dave menatap wajah pria itu lekat-lekat. "Tidak Louis, dia adalah tuan Allard." Ucap Dave dengan kaget.
Louis menatap Dave dengan penuh tanda tanya. "Tapi dia hampir seumuran dengan kita, bagaimana bisa dia tuan Allard yang itu." Ucap Louis bingung.
Arabella, Alesya, dan Seraphim saling berpelukan. Suasana macam apa ini.
"Hahaha, aku memang Allard. Kalian melupakan ku, anak-anak?" Ucap nya sambil berjalan menuruni tangga.
Dave dan Louis saling tatap. "Bagaimana mungkin, anda terlihat sangat muda."
"Aku memang tetap tampan walau dimakan usia, bukan kah benar begitu, lady?" Ucap Allard sambil menarik dan mencium punggung tangan Arabella yang terlihat ketakutan.
Dave dan Louis merasa janggal, namun mereka menerimanya, dan tidak berencana mengungkit hal itu lagi.
"Kami ingin berlibur, jadi kami singgah disini untuk bertemu anda." Ucap Dave menjelaskan maksud kedatangannya.
"Kalian tumbuh dengan baik. Kalian pasti lelah. Bagaimana jika kalian istirahat? Pilihlah kamar sesuka kalian. Semua kamar kosong disini. Sampai bertemu saat makan malam." Ucap Allard lalu berjalan ke arah kamarnya.
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Time Won't Fly : The Place We Can't Be Found [END]
Fiksi SejarahCerita romance historical sederhana yang memiliki alur cerita ringan. Bisa dibaca tanpa emosi dan tidak melelahkan pikiran. Semuanya berjalan sesuai ekspektasi, tebakan dan harapan pembaca. Tidak ada tokoh antagonist yang berarti, tanpa teka-teki da...