9.

73 8 0
                                    

"Nee, Riku, Iori, bagaimana jika kita berkencan seharian?"

Riku dan Iori yang sedang sarapan sontak menoleh ke arah Tenn. Sedangkan Tenn menatap Riku dengan pandangan yang sulit Iori artikan.

"Boleh. Mau berangkat kapan?"

"Sehabis ini bagaimana?"

"Aku ikut kalian saja."

Tenn dan Riku saling melempar senyum sambil melirik Iori yang melanjutkan sarapannya.

Setelah sarapan mereka selesai, Iori membereskan piring dan gelas mereka sedangkan Tenn dan Riku langsung berganti pakaian.

"Iori, ganti pakaianmu."

"Baiklah, Nanase-san."

Iori segera bergegas untuk berganti pakaian. Sedangkan Tenn dan Riku mempersiapkan hal yang akan mereka bawa, lalu menaruhnya di mobil.

"Kalian habis masukin apa di mobil?"

"Rahasia."

Iori mendengus mendengar jawaban Tenn. Mereka berdua segera menarik pelan tangan Iori untuk memasuki mobil. Iori duduk di kursi tengah sedangkan Riku berada di samping Tenn.

Tenn melajukan mobilnya menuju tempat kencan mereka. Dia dan Riku berencana untuk menyatakan perasaan mereka pada Iori di sana.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, mereka sampai di sebuah taman bermain yang tidak terlalu ramai. Riku segera turun dari mobil setelah mobil terparkir untuk memesan tiket.

Tak lama, Tenn dan Iori segera turun dan menyusul Riku. Iori dengan wajah kesalnya yang selalu memperingati Riku agar tidak berlari. Sedangkan Tenn mengambil sesuatu di bagasi mobil sebelum menyusul Riku dan Iori.

"Tenn-nii, cepat! Nanti keburu antri panjang permainannya."

Tenn tersenyum dan segera menghampiri Riku yang hanya tertawa melihat wajah kesal Iori.

"Riku, berhenti menggoda Iori."

"Hee?? Aku tidak menggodanya. Iori saja yang terlalu cerewet."

"Nanase-san!"

"Ha'i ha'i. Lebih baik kita masuk."

Tenn menarik tangan Riku dan Iori. Riku menarik tangannya dari genggaman sang kakak dan beralih ke sisi Iori yang kosong. Dia menggenggam tangan Iori yang satu lagi. Tenn hanya mendengus kecil melihat itu.

Setelah memasuki taman bermain itu, mereka langsung terlarut pada euforia kesenangan. Riku selalu memaksa untuk menaiki wahana ekstrim dan berakhir asmanya beberapa kali kambuh. Riku hanya tertawa saat dimarahi Tenn dan Iori.

Setelah puas mencoba berbagai wahana, mereka memilih untuk menaiki bianglala sebagai wahana terakhir mereka di sana. Sama seperti terakhir kali mereka pergi bertiga, namun akan ada sesuatu yang berbeda dan akan menjadi hari paling bahagia untuk Iori.

Saat bianglala mereka berhenti sejenak di puncak, Iori menatap takjub pada pemandangan yang terlihat dari atas. Tenn dan Riku tersenyum seraya mengeluarkan sesuatu dari saku celana mereka.

"Iori."

Iori sontak menoleh saat namanya di panggil. Dan dia mendapati Tenn dan Riku yang membuka sebuah kotak di depannya.

"Kami berdua tau bahwa kami tidak sempurna. Bahkan awalnya kita sering bertengkar. Entah kau yang membela Riku saat aku berkata jahat padanya atau kau yang berdebat dengan Riku saat Riku mulai memaksakan tubuhnya untuk perform. Kami mencintaimu, Iori."

"Jadi maukah kau menjadi kekasih kami? Kau bisa memilih salah satu."

"Jika kau memilih salah satu, kau bisa mengambil salah satu cincin yang berada di tangan kami. Cincin yang kau ambil, berarti kamu menerima orang yang memegang cincin itu."

Tenn dan Riku tersenyum ke arah Iori. Iori hanya menatap keduanya secara bergantian dengan mata berkaca-kaca. Sejujurnya dia sangat menyayangi mereka berdua sama besarnya.

Perlahan kedua tangannya terangkat untuk mengambil kedua cincin yang berada di masing-masing genggaman Tenn dan Riku sambil tersenyum. Riku dan Tenn terkejut dan menatap Iori dengan pandangan bertanya. Mereka tidak mau berasumi bahwa Iori menerima mereka berdua.

"Iori??"

Iori terkekeh kecil sambil mengusap air mata bahagianya. Dia mengangguk ke arah mereka berdua.

"Aku mau menjadi kekasih kalian. Aku menyayangi kalian sama besarnya. Maaf aku tidak bisa memilih salah satu diantara kalian."

Iori menundukkan kepalanya. Dia merasa bersalah karena tidak bisa menerima salah satu dari mereka karena dia mencintai Tenn dan Riku sama besarnya.

Riku dan Tenn memeluk Iori erat. Mereka memasangkan cincin itu di kedua jari manis Iori. Tak lupa mereka berdua mencium kedua pipi Iori. Iori terkejut mendapat ciuman di kedua pipinya. Wajahnya sontak memerah.

Setelah wahana berhenti, mereka keluar dan berjalan ke arah parkiran. Mereka memutuskan untuk membeli Drive thru sebagai makan malam mereka.

Setelah sampai apartemen pribadi Tenn, mereka langsung makan malam. Mereka bertiga bercanda ria saat makan malam.

Setelah selesai, mereka memutuskan untuk langsung berganti pakaian dan beristirahat. Karena tubuh mereka lelah. Apalagi Iori yang dibuat menangis bahagia oleh si kembar.

Tenn dan Riku berbaring di ranjang. Mereka menunggu Iori yang sedang membereskan kopernya. Iori berdiri saat dirasa kopernya sudah rapi.

"Sini. Saatnya istirahat."

Iori segera menaiki ranjang dan menidurkan dirinya diantara Tenn dan Riku. Tenn dan Riku segera memeluk Iori dan mengecup kedua pipi Iori sebelum mereka bertiga memejamkan mata sambil tersenyum.

"Oyasumi, Iori."

"Oyasumi, Iori-chan."

"Mo oyasumi, Tenn-san, Riku-san."

Riku, Iori dan Tenn tertidur dengan senyuman di wajah mereka. Jangan lupakan semburat merah tipis di pipi Iori saat mendengar panggilan itu dari Tenn.














TBC.

[END] Izumi Iori, Aishiteru-yo (TennIoRiku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang