Chapter 6

21 2 0
                                    

🌹

Setelah mengantarkan Alinka pulang,Zara tidak langsuang kerumahnya tapi ia pergi ke Club untuk menenangkan dirinya.

Zara cukup sering ke Clup hanya untuk menenangkan dirinya dari kebisingan rumah

"Winenya satu bg fan" Zara

"Kemaren kemana aja Lo gak datang kesini?" Bartender yang bernama Refan

"Lagi sibuk latihan basket bg" Zara

"Oh,ada masalah lagi ya" tanya Refan  pada Zara

"Iya bg"

"Masih menyangkut orang tua Lo?"

"Iya,gue sebenernya capek bg dengan keadaan rumah" Zara sambil meneguk winenya

"Sabar aja Za,nanti bakal indah pada waktunya kok" Refan menenangkan Zara

"Tapi sampai kapan bg"

"Suatu saat nanti,tapi gue gak tahu itu kapan"

Setelah mengobrol panjang dengan Refan tak terasa jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam

Zara segera pulang,walau Zara tau ia akan dimarahi papa dan mamanya karena pulang malam dan nilai akademik nya turun,tapi ia akan tetap pulang kerumahnya


Setelah memarkirkan motornya di bagasi,Zara segera masuk ke dalam rumah, sebelum ia membuka pintu ternyata papanya sudah terlalu dahulu membuka pintu

"Bagus yaa,jam segini baru pulang, bukannya belajar, tapi malah keluyuran!!" Papa Zara

Zara tak menjawab ucapan papanya,ia menganggap itu hanya angin lalu saja

"Sini kamu!!!"

Zara di tarik oleh papanya ke dalam rumah menuju gudang,Zara sudah tau apa yang akan di lakukan papanya kepada dirinya,Zara hanya bisa berdoa seboga besok ia masih bisa hidup.

Setelah sampai di pintu gudang,Zara di dorong dengan kasar ke dalam gudang,akibat dorongan kasar tersebut punggung Zara terbentur ke dinding dengan cukup keras sehingga Zara meringis kesakitan.

"Papa sudah bilang nilai akademik kamu harus sempurna,tinggalkan latihan basket kamu, bila perlu keluar dari tim basket kamu!!!"

"Maaf pa,sekali lagi aku gak bisa nurutin kemauan papa" Zara berkata lirih sebab ia takut kepada papanya

"Anak sialan" Aland berjalan mengambil campuk yang ada di dalam gudang itu,lalu mencambuk anaknya sendiri

"Ctar"

"Ctar"

"Ctar"

"Paaa,ampun, ampun paa" Zara memohon kepada papanya dengan suara sangat lirih

"Gak ada ampun untuk anak seperti kamu,kamu gak bisa bangain saya!!!" Aland berkata dengan emosi dan menginjak tangan anaknya

"Paa,sakitt,tangannn aku sakittt,tolong jangan di injak" memohon agar tangan nya tidak di injak oleh papanya

"Dasar anak gak berguna!!" Aland menendang wajah dan perut Zara dengan keras, setelah itu ia pergi meninggalkan Zara yang tergeletak tak berdaya di dalam gudang

AlinkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang