Kali ini Meta merasa bahwa dirinya tidak sanggup lagi mengurus semuanya sendiri, terlalu lelah dan terlalu menguras tenaganya.
Protes dari karyawan kali ini juga menambah beban dipikirannya, jika dipikir lebih jauh lagi sepertinya mempekerjakan mereka di siang hari untuk kali ini saja tidak ada salahnya.
"Ya sudah kalian bertiga nanti gausa pulang, kalian disini sampai sore." Tukasnya.
Ketiganya lalu saling bertatapan dan berusaha menyembunyikan rasa bahagianya, bukan karena lembur namun langkah selanjutnya untuk menguak kebenaran terbuka lebar.
"Baik, Bu." Ucap Ola sambil menunduk hormat.
Semenit kemudian Meta pergi dan meninggalkan mereka disana. "Dari awal kek." Ujar El.
"Yang penting sekarang kita udah dapat kesempatan, kita gak boleh nyia-nyiakan sedetik aja kejadian untuk menguak barang ilegal itu." Ola berujar dengan berapi-api.
Gopal disampingnya sontak kaget, malah El yang lebih kaget lagi sebab Ola secara terang-terangan membeberkan maksudnya dan tujuannya.
"Maksudnya barang ilegal apa ya?" Gopal tanpa pikir panjang menanyakan maksud perkataan Ola.
Sontak Ola langsung menggigit bibir bawahnya karena sudah salah ngomong. Ia melihat kikuk kearah El yang siap-siap ingin menerkamnya.
"Ohh itu.. maksudnya dia siapa tau ada barang seperti itu, kan selama ini kita cuma ngurus barang dalam negeri." El berusaha memberi pengertian.
Gopal mengangguk-angguk, "iya sih kalo dilihat-lihat, tapi semoga gak ada lah ya."
"Iyaa, semoga, hehe." Ola yang kepalang cemas hanya bisa menjawab seadanya.
"Kalo gitu gue balik kesana ya, sampai jumpa nanti siang." Gopal melambaikan tangan dan pergi sambil tersenyum.
Pria itu lalu kembali mengerjakan pekerjaannya, sejujurnya ketika Ola keceplosan tadi hatinya mendadak gemetar, Gopal berharap jika Ola dan El benar-benar ingin menguak keberadaan barang ilegal di perusahaan ini, sebab itulah tujuan sebenarnya ia berada disini.
Gopal lalu menuju ke tempat anak buahnya bekerja, "kalian awasi dua perempuan disana, tampaknya mereka punya tujuan yang sama dengan kita"
"Baik, bos."
Sementara disisi lain Ola berusaha menahan amarah dari El, ia dengan polosnya berkata, "ndoro, kalo mau bunuh gue nanti aja ya sehabis gue jitak palanya si Jordan." Gadis itu menunduk hormat.
El hanya memutar bola matanya malas, "bisa diatur, kalo lo bisa dapat barang bukti yang kita cari, hukuman lo bakal diringankan, gak makan mie selama sebulan keknya hukumannya cukup deh." El tersenyum licik.
"Jangan dong, kalo gitu gue rela mati ketimbang sehari aja gak nyeruput mie, kalo ngasi hukuman yang make sense dong." Pantas jika Ola kesal, sebab ia se-"gila" itu dengan makanan satu itu.
"Sehabis kita temukan barang itu, lo bebas mau makan mie berapa bungkus pun, tapi sebelumnya, kamera pengintai ready kan?" Tanya El sambil menggoda Ola.
Ola tersenyum kecil dan menyeka rambut bagian kanannya ke belakang, pada saat itulah terlihat di bagian kerah bajunya terselip benda amat kecil yang bahkan El tak menyadari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
R.O.S.E
ActionWarning! 🔞 Rhea, Ola, Shenna, dan Eleanna. Mereka tidak akan balas dendam atas luka yang mereka terima, justru mereka akan bertekad dan memastikan tidak ada perempuan-perempuan setelahnya yang akan mendapat luka yang sama. Lalu bagaimana mereka bis...