"Ini dimana ruangannya?" tanya Kenzo kepada ketiga temannya.
Gavin pun berjalan ke arah bagian pendaftaran dan registrasi di depan sana.
"Permisi"
"Iya, ada yang bisa saya bantu?" jawab petugas wanita itu.
"Pasien bernama Daffa Dirgantara ada di ruangan sebelah mana ya?" ujar Gavin.
Wanita itu pun segera mencarinya di sebuah lembaran buku besar di hadapannya, setelah dirasa benar ia pun memberi tau keempat pemuda itu.
"Kalau boleh tau, kalian siapanya pasien ya?" Ujar Wanita itu lagi.
Kenzo pun memutar bola matanya malas.
"Kami teman satu sekolahnya" ujar Gavin.
Wanita itu pun menatap keempat pemuda di hadapannya. "Baik silahkan, tapi tolong tunggu sebentar di depan ruangan pasien ya, karena di dalam masih ada beberapa kerabat yang menjenguk"
Keempatnya pun mengangguk paham dan mulai berjalan melewati lorong demi lorong rumah sakit disana.
---------
"Hahahaha yang benar Tante?"
"Iya benar, jadi dulu itu Daffa pernah ganti-ganti keinginan, liat bulan seketika ingin menjadi astronot terus bisa gambar seketika ingin menjadi komikus dan masih banyak lagi dan Daffa kecil dulu itu bisa dibilang setiap hari selalu tidak bisa diam" ujar Maria dengan sangat antusias.
Tya pun menatap Daffa yang berbaring. "hahaha lucu deh kamu"
Daffa ikut tersenyum melihat interaksi ibunya dan kekasihnya yang terlihat satu frekuensi.
Tak berselang lama terdengar nada dering dari ponsel Gadis itu.
Tinggg.
Tya pun mengecek ponsel yang ia simpan di atas nakas sebelum akhirnya beranjak keluar dari ruangan itu."Tante maaf, Tya keluar sebentar ya"
Ceklek.
"Dek!"
Tya pun menatap selidik ke arah kakak lelakinya.
"Ayo pulang" ujar Bara seraya mencekal lengan adiknya.
"Eh! Abang nggak mau jenguk Daffa dulu?" tanya gadis itu.
Bara pun menatap adiknya malas. "Engga."
Gadis itu menghela nafasnya. " Oke yauda iya tapi tunggu, gue mau pamit"
Ceklek.
Tya pun memasuki ruangan itu kembali dengan wajah yang sedikit muram. "Tante.."
"Iya, ada apa nak?" jawab Maria seraya menghamburkan pelukan hangatnya ke gadis itu.
"Tya pamit pulang ya" ujar gadis itu.
Maria pun membalas tatapan gadis itu. "Iya sayang, hati-hati ya"
Tya pun mengangguk lalu berbalik menatap Daffa yang terduduk di ranjang pasien.
"Aku pulang ya?"
Daffa pun mengusap punggung tangan gadis itu dan mengangguk mengizinkan pulang.
"Al! Van! antar Tya pulang" titah Daffa pada kedua temannya.
"Eh! nggak perlu" timpal gadis itu.
Daffa mengernyitkan dahinya setelah mendengar ucapan gadis itu.
"Abang aku udah ada di depan" ujar Tya.
Daffa pun menghela nafasnya lega. "yauda hati-hati di jalan"
gadis itu pun mengangguk lalu berpamitan dengan Maria dan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I NEED A HOME
Dragoste(On Going) Ini cerita tentang seorang gadis bernama Tya Laura Kiehl yang hidup menjadi anak seorang pengusaha yang cukup terkenal dan yang membuatnya terkejut adalah dimana ia diharuskan untuk menetap di Los Angeles selama 3 Tahun bersama Tantenya. ...