kai kai rescue

493 74 26
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















Semua orang tengah sibuk. Mereka di malam yang gelap yang mana bulan dan bintang saja tak menampakkan diri. Semua begitu sunyi seperti apa yang keluarga ini alami tanpa kabar dari Kaivan.

Tapi di sisi lain semua orang sibuk, ada Chandra dan Leo yang bergerak pergi lawan arah dari orang-orang. Jika yang lain pergi ke pinggiran kota sebelah kanan maka mereka lawan arah sendiri. Bukan semata-mata tidak membantu. Tapi mereka akan membawa dan memperjelas sesuatu.

"Kita bisa tepat waktu gak sih Chan? " Ucap Leo sedikit berteriak pada Chandra di depannya.

"Bisa! Kita positif thinking aja. Intinya kita harus bisa bawa Aera Nishimura buat Riski sama Kaivan atau kerjaan bagas selama ini bakal sia-sia! " Balas Chandra.

"Tapi kita gak mungkin bisa sampai sini lagi malam ini. Bandung itu jauh Chan"

"Bayi juga tau Bandung itu jauh dari sini. Tapi kita harus tetep usaha. Riski perlu ibunya, dan kita perlu saksi buat segala kejahatan Adhitama"

Leonhard hanya diam memikirkan. Kini ia dalam keadaan yang pasti sering semua orang rasakan, iya takut terlambat.

"Udah Le, kalo kita terlambat. Kita tetep bisa bawa saksi, buat jeblosin Adhitama ke penjara. Tapi kalo udah mati duluan sama Om Aska yaa gatau lagi hehe"

"Sempet sempetnya ketawa lo anjing. Udah nyetir yang bener sana. Gue ga mau kita jatoh di jalan"

Dan mereka pun melanjutkan perjalanannya. Dengan misi membawa saksi utama.

.
.
.

Harraz benar-benar ditinggal oleh Bagas. Kini dia yang bingung harus apa. Mau menghubungi keluarga bagas tapi Harraz tak tau bagaimana. Mau mengikuti Bagas, nyalinya sebenarnya tak sebesar itu untuk masuk pada kandang singa.

"Gue kudu gimana cuk? Tuh anak diomongin juga bebal banget heran gue"

Harraz bergumam tak jelas dan menggerutu memisuhi Bagas. "U-udahlah. Gue balik aja, gue cari temen-temen dia" Finalnya.

Harraz pun berbalik namun tiba-tiba dibelakangnya ada seseorang yang menepuk pundaknya.

"Lo? "

"Astaghfirullah-hpphh"

Orang itu membekap mulutnya dan menariknya sedikit menjauh dari sana. "Ssstt! Lo ngapain disini? " Tanyanya sedikit berbisik.

"Hmmpp hmmpp" Harraz pun segera melepaskan tangan yang membekap mulutnya dan lanjut berbicara.

"Bisa ga sih lo gak usah ngagetin? Gue udah jantungan mulu dari tadi gara-gara Kakak lo! " Gerutunya.

"Kakak? Siapa? " Katanya bingung.

"Ya Bagas lah cuy. Siapa lagi yang gue kenal dikeluarga lo Theo! "

Ya, yang melakukan semua itu tadi adalah Theo. Theo juga lah yang membekap mulut Harraz dan menggiringnya menuju yang lain. Awalnya Theo dan yang lain kira Harraz itu orang orang musuh, namun jika benar kenapa anak itu malah bersembunyi di balik semak.

WAY HOME - HUENINGKAI [Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang