Rai berjalan melewati tangga besar yang berada di depan Villa. Tangga yang mengarah kebawah itu membawanya ke sebuah tempat yang bisa disebut rumah para warga sekitar. Beberapa dari rumah warga itu menjual berbagai aneka jenis sayuran, daging mentah dan daging matang, ada juga yang menjual pernak-pernik hiasan yang bisa diberikan sebagai hadiah.
Rai menuju sebuah rumah yang menjual makanan matang, dan memilih makanan yang menurutnya disukai Bella. Lalu tiba-tiba, seorang penghuni rumah tersebut berbicara dengan nada santai "sudah lama Tuan tidak kemari" ucap wanita paruh baya bertubuh kurus
"Iya, saya banyak urusan di luar negri. Apa bahan makanan disini masih cukup?"
"Berkat dana yang Tuan berikan, kami tidak pernah seharipun merasa kelaparan"
Setelah wanita itu membungkuskan beberapa makanan, dia memberikan sebuah buah untuk Rai. "Terima ini, Tuan. Kebun saya berbuah sangat lebat, buah ini bagus sekali untuk kesehatan" ucapnya.
Rai pun menerima lalu membungkukkan badannya. Sebelum dia pergi, dia sempat melirik kesana dan kemari lalu berbisik pada wanita itu "maaf, sebenarnya aku ingin sekali membawa istriku kesini. Tapi aku takut kalian terus memanggilku dengan sebutan 'Tuan'."
Wanita tersebut bertanya dengan wajah terkejut "eh? Anda sudah menikah? Wah selamat, Tuan. Tapi kenapa Tuan harus takut? Tuan sangat berjasa untuk kita semua"
"Masalahnya istriku terlalu sensitif untuk hal-hal seperti itu, aku hanya mau dilihat sebagai suami yang normal dan 'berada dalam jangkauannya'"
"Ahh, begitu. Kalau begitu baik, Tuan. Saya paham maksud Tuan. Saya akan berbicara pada penduduk lain. Kami juga akan menyiapkan kejutan yang indah sebagai ucapan selamat untuk Tuan dan Istri Tuan"
"Terima kasih banyak. Kalian tidak perlu repot-repot "
"Tidak, Tuan. Para penduduk lain pasti merasa senang"
"Baiklah"
Setelah merasa aman, Rai kembali ke Villa dan melihat Bella masih duduk di sofa memandang Hpnya dengan serius.
"Ngeliatin apa sih sampe segitunya?" Tanya Rai melirik Bella sambil menaruh lauknya di meja dan menatanya dengan rapih. Bella tidak menjawabnya dan fokus pada Hpnya untuk waktu yang sangat lama.
Karena penasaran, Rai pun menghampirinya dan melihat pesan yang sedang Bella baca,
"Kamu Bella, kan?"
"Kamu betul Bella kan, Nak?"
"Ini ayah. Maaf ayah baru menghubungi kamu setelah sekian lama"
"Ayah sedang berada dalam kesulitan, dan kebetulan menemukan berita tentang keadaan kamu"
"Kamu baik-baik saja, Nak?"
"Ayah sangat rindu padamu"
"Maafkan ayah, Nak."
"Apa kamu bisa menghubungi ayah?"
"081*********. Ini nomor ayah, Nak"Rai merampas Hp Bella setelah melihat pesan itu. Dia menarik nafas panjang lalu menghembuskannya perlahan, berusaha mengatur emosinya yang hampir saja meluap.
Pandangan Bella menjadi kosong.
Rai menaruh Hpnya di meja makan, lalu menyodorkannya makanan pada Bella dan memintanya untuk makan "makan dulu" tapi Bella hanya mengambil piringnya tanpa menyuapkan sesendok nasi pun.
Rai pun berinisiatif menyuapkankannya, tapi Bella menolak.
"Oh, hampir lupa. Tadi aku liat berita aneh di sosmed" ucap Bella teringat sesuatu sambil menyuap nasinya
"Berita aneh apa?"
Bella mengambil Hpnya lalu menunjukkan pada Rai berita yang dia lihat, dengan ekspresi datar Rai menutup videonya dan meminta Bella untuk tidak menghiraukannya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband is Perfect
RandomKarena perceraian orang tuanya, Bella merasa tidak percaya diri dalam menjalani pernikahan. Ketakutan akan rasa cinta yang lama-kelamaan pudar selalu menghantui pikirannya, membuatnya menjadi pribadi yang keras dan tidak konsisten dalam hubungan. Hi...