1. Lah, kok?

291 17 3
                                    

"Ini beneran aku jadi muda lagi?"

Seorang gadis terus memperhatikan dirinya di depan sebuah cermin besar yang terpajang di dinding kamarnya.

"Perasaan kemarin aku baru aja melahirkan, terus dokter bilang hanya bisa menyelamatkan salah satunya. Apa aku yang mati?" Keningnya kembali berkerut.

"Tapi kalau aku mati ini semua apa? Aku mimpi?"

Tok..tok..

"Ada orang" Ucapnya sedikit tersentak.

"Masa sih mimpi bisa tertata gini alurnya, biasanya kan kalau aku mimpi suka aneh-aneh gitu." Gumamnya.

Gadis itu berjalan perlahan menuju pintu yang terus-menerus di ketuk dari luar. Rasa bingungnya masih mendominasi, tetapi Ia tidak bisa mengabaikan suara di luar sana yang terdengar seperti seorang wanita paruh baya.

"Adek, kenapa lama banget buka pintunya? Bunda jadi takut" Ucap seorang wanita di depannya, setelah beberapa detik gadis itu membukakan pintu.

Wanita tersebut membawa sepiring roti panggang dan susu panas dengan sebuah nampan yang berada di genggamannya.

Sementara itu gadis yang berdiri di depannya justru melotot sempurna. Baru saja Ia ingin menampik bahwa semua ini hanyalah mimpi belaka, namun semuanya terasa semakin nyata dengan kehadiran sosok wanita paruh baya tersebut. 

"Ibu ini siapa?" Hanya kalimat itu yang mampu keluar dari mulutnya. Meskipun banyak pertanyaan yang berkecamuk di pikirannya.

Wanita tersebut tampak bingung, Ia segera meletakan nampan yang dibawanya ke atas nakas, di samping pintu.

"Sayang, kamu baik-baik aja kan?" Ia berjalan mengikis jarak antara keduanya, seraya mengangkat sebelah tangan untuk meraih wajah sang putri.

Gadis yang semulanya terdiam dengan segala isi pikirannya itu, kini ikut menyentuh tangan wanita yang terus mengelus pipi kirinya.

"Apa anda Ibu dari anak ini?" Ucapnya pelan, takut membuat wanita tersebut tersinggung.

Terlihat jelas kerutan di dahinya yang menandakan bahwa wanita itu sangat kebingungan dan panik seperti dirinya.

"Apa yang--" Ucapannya terpotong kala seseorang datang menghampiri mereka.

"Aini, dokter bilang mau bicara dengan kita berdua di ruang tamu."

Pria paruh baya yang menghampiri mereka terlihat cukup khawatir. Sepertinya mereka suami istri, pikir gadis itu.

"Kamu tunggu di sini ya, nanti Bunda balik lagi."

Mereka pergi meninggalkan gadis itu seorang diri, lagi.

"Bentar deh, ini kok kayak ada yang salah. Yang aku inget aku ini Ibu rumah tangga yang punya dua anak perempuan, terus akan melahirkan anak ke tiga dengan jenis kelamin laki-laki. Makanya suami aku seneng banget sampai minta cuti dua minggu buat ngurusin aku di rumah sakit. Masa aku hidup kembali jadi anak gadis ini?" Monolognya seraya mengusap wajah gusar.

"Nggak, ini gak mungkin nyata"

Ia kembali mencoba mengingat semua kejadian sebelum dirinya masuk ke dalam tubuh gadis remaja yang mungkin masih berusia belasan tahun ini.

Hal yang pertama diingatnya adalah saat dirinya berada di rumah sakit. Ia tengah berjuang melawan maut untuk melahirkan anak ke tiga dari pernikahannya dengan seorang TNI angkatan laut bernama Martian. Dirinya sendiri bernama Laura Ningsih di kehidupan sebelumnya.

Dokter mengatakan bahwa Ia tidak bisa melahirkan secara normal karena posisi bayinya yang terbalik (sungsang). Akhirnya pihak keluarga besar dan suaminya memutuskan untuk mengambil jalur operasi. Sesaat sebelum operasi dilakukan dokter kembali memanggil keluarganya, meskipun dalam keadaan setengah sadar akibat obat bius Ia masih dapat mendengar apa yang disampaikan oleh dokter tersebut.

New Life, New Soul Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang