Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB. Yang artinya sudah 2 jam sejak Ibu Aini, oh ralat! Bundanya Liona meninggalkan kamar itu.
Laura yang sekarang sudah mulai menerima takdirnya, bereinkarnasi menjadi sosok gadis cantik bernama Liona.
Tak kunjung memejamkan matanya, Laura masih bergelut dengan seluruh isi kepalanya. Mengingat kembali berbagai hal mengenai gadis ini yang diceritakan oleh bunda Aini, yang akan Ia anggap sebagai bundanya sendiri mulai sekarang.
"Nama lengkap, Iliona Zevanya Nugraha. Umur 16 Tahun, beberapa bulan lagi ulang tahun ke 17. Wah dia belum ngerasain sweet seventeen dong, kasian banget." Laura mulai memperhatikan sekelilingnya yang masih berantakan.
"Bunda Aini bilang Liona itu anaknya manja, keras kepala seperti Ayahnya, cuek, dingin, irit bicara, apalagi ya? Oh, suka sama sesuatu yang berkilauan. Kayak perhiasan atau aksesoris. Suka fashion juga, pantesan koleksi perhiasan, tas, sepatu, pakaian, dan benda-benda mahal lainnya banyak."
Kemudian Ia beralih menatap cermin- cermin besar di samping tempat tidurnya, teringat kembali ucapan Aini beberapa saat lalu. "Kamu itu sebenarnya sangat pemalu, introvert yang gak punya banyak temen waktu balita sampai SMP. Tapi tertutupi sama sikap kamu yang cuek dan bodo amat, jadi pas SMA kamu ikut banyak ekskul biar punya banyak temen. Setau Bunda kamu juga ikut OSIS."
"Terus semua cermin yang ada di kamar aku ide siapa, Bunda?"
"Ya kemauan kamu sendiri. Itu aja kamu sempat berdebat sama Bunda sampai gak mau makan." Ucap Aini seraya tersenyum kecil.
"Saking pemalunya, kamu dari kecil gak bisa jauh-jauh dari cermin atau kaca. Jadi selalu bawa kaca kecil di tas sekolah kamu. Dulu Bunda pernah bawa kamu ke konseling anak, katanya itu hal yang wajar tapi lama kelamaan bisa menjadi kebiasaan yang gak baik. Kamu akan cenderung jadi anak yang mudah tersinggung, insecure berlebihan, overthinking dengan hal-hal kecil dan segala sesuatu yang gak baik untuk mental kamu." Ucapnya menjelaskan lebih spesifik.
"Dulu Bunda menganggap itu masalah sepele dan mengabaikan kamu, karena terlalu sibuk ngurus resto dan butik. Sampai akhirnya kamu beranjak remaja dan semua sifat yang disebutkan psikiater anak itu bener. Kamu tumbuh jadi anak yang rentan terhadap perkataan orang lain, selalu menjauh dari Ayah dan Bunda, bahkan jarang keluar kamar." Setelah mengatakan itu, Aini kembali meneteskan air mata.
Laura menatap pantulan dirinya di cermin yang kini telah menjadi sosok Liona. "Ternyata sifat kita berbanding terbalik. Kamu yang dingin dan tidak tersentuh oleh siapapun, sedangkan aku terlalu ramah dan mudah bergaul. Belum lagi recehnya minta ampun. Gimana caranya aku hidup sebagai kamu, Liona?"
Laura memejamkan mata sejenak.
"Oke, mulai sekarang ayo hidup jadi diri sendiri aja. Utamakan kebahagiaan sendiri baru urusin orang lain. Mau itu sebagai Laura ataupun Liona, aku harus merubah sifat-sifat yang terlalu merugikan diri sendiri."Gadis itu menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jari-jarinya.
"Pertama, kita mulai ubah dari sifat pemalas. Are you ready, Liona? READYY!" Ucapnya berbicara sendiri.
Dengan raga Liona yang masih segar bugar dan jiwa Laura yang sudah berpengalaman menjalani kehidupan kejam ini, gadis itu bertekad untuk manjalani kehidupan kali ini dengan bahagia, aman, tentram, damai, dan sejahtera.
Tentunya Ia tidak akan mengulangi kesalahan di kehidupan sebelumnya.
***
Author POV:
Liona♡
Nama lengkap: Iliona Zevanya Nugraha
Usia: 16/17 tahun
Tb/Bb: 172/48 Kg
Status: Siswi kelas 11 di Batavia High school.
Keluarga: Ayah, Bunda, dan 1 Kakak.
Hobi: Yoga, fitness, berbelanja, makeup, bernyanyi.
Peran di Novel: Sebagai teman pemeran utama protagonis perempuan. Atau biasa disebut dengan 'figuran'.
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life, New Soul
أدب المراهقينBaca aja dulu, siapa tau suka. Menceritakan tentang seorang perempuan bernama Laura yang sudah memilki 2 anak, bertransmigrasi menjadi gadis remaja di dalam novel yang ia baca sebelum melakukan operasi Caesar. Gadis itu bernama Liona. Dia adalah t...