"Masa semalem aku ketemu kodok mukanya mirip Herris""Terus pas lewatin pohon mangga di depan rumahnya pak Mamat aku dihadang loh Shan" Gracia menoleh kearah Shani yang masih diam dengan muka datar namun sepertinya masih mendengarkan ocehannya.
Gracia kini tengah membawa Shani menuju kantin sesuai amanat dari bestie bidadari ini tadi.
"Di dekat semak-semak aku liat ada dua mata hijau dari kegelapan. Aku kan jadi ketar-ketir yak tapi masa seorang Shania Gracia calon ayangnya Shani Indira takut sama hantu. Jadi aku beraniin buat maju eh pas maju ternyata yang hadang aku anabul item. Karena kesel aku sentil deh idungnya, eh malah telunjuk aku yang dicakar." Gracia berhenti lalu menunjukkan telunjuk tangan sebelah kirinya dengan bibir yang sudah ia manyunkan beberapa senti.
Shani menahan senyumnya ketika melihat Gracia yang mengadu padanya seperti ini. Muka Shani sedikit memerah akibat menahan rasa gemasnya terhadap Gracia yang seperti bocil polos itu.
"Harusnya yang dicakar itu muka lo bukan telunjuk doang." ucapan sarkas itu membuat Gracia tersenyum lebar.
"Akhirnya ngomong juga, udah selesai silent treatment nya?" tanya Gracia tengil.
"Ck, apaan sih" Shani nyelonong begitu saja meninggalkan Gracia yang langsung mengejar bidadari itu hingga berada disampingnya.
"Tapi aku beneran dihadang mba unti lho Shan pas lewatin pohon bambu" Gracia kembali bercerita.
"Terus aku tanya kan 'mau ape? gue bukan tukang sate yang bisa kasih 100 tusuk sate ayam kalo mau sate noh di gang depan ada yang jual sate kambing' terus mba unti nya jawab gini 'aku maunya kamu hihihi' terus aku spontan jawab 'tapi gue maunya Shani' eh si mbanya malah ngamuk ngejar aku yang langsung gas ngeng. Entah karena aku yang terlalu jago atau emang si mbanya yang kepentok dahan pohon, pas sampe rumah aku udah ga dikejar lagi." cerita Gracia lagi-lagi membuat Shani menahan diri untuk tidak tertawa sekarang juga.
"Kira-kira mba kuntinya nyangkut di batang pohon belimbing apa rambutan ya Shan?"
"HAHAHA" Shani sudah tidak bisa lagi menahan gelak tawanya ketika mendapat sebuah pertanyaan random Shania Gracia.
Gracia tersenyum lebar ketika melihat Shani tertawa lepas terlebih itu disebabkan oleh dirinya.
Shani menoleh kearah Gracia dengan sepersekian detik mengganti ekspresinya kembali datar namun kemudian beralih lagi tersenyum tipis.
Gracia hanya bisa cengo menyaksikan perubahan ekspresi itu.
Shani kembali berjalan terlebih dulu diikuti Gracia dibelakangnya.
"Ci Shani!" Ashel melambaikan tangannya kepada Shani dan Gracia yang baru saja memasuki kantin.
"Kamu mau pesen apa? biar aku pesenin" ucap Gracia ketika mereka sudah sampai pada meja.
"Terserah" jawab Shani tak acuh lalu duduk disamping Ina.
"Wilona mana?" pertanyaan Gracia mengambil atensi Shani yang langsung menajamkan pendengarannya.
"Udah ke kelas duluan" jawab Ara.
"Loh sama siapa?"
"Tadi ada Kathrina yang nyamperin, mereka temen lama yaudah dia ke kelas duluan bareng Atin" jelas Herris membuat Gracia mengangguk lalu pergi memesan makanan.
"Wilona siapa?" tanya Chika pada Ara.
"Siswi baru di kelas kita, nak pindahan Aussie" jawab Ara.
"Kakak-kakak cantik free ga nanti malem?" tanya Adel pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amtrak (PENDING)
Teen FictionSebuah kisah klasik tentang anak-anak remaja yang mengejar cintanya. Namun petualangan tak terduga pun hadir membawa ketegangan, aksi, serta rasa cinta yang perlahan muncul dari setiap insan seiring dengan berjalannya petulangan yang mereka lalui. B...