Chapter sebelumnya telah ditarik
Baca selengkapnya di akunku Valent C di Dreame atau Innovel.
Happy reading
❤️🌸❤️🌸❤️🌸❤️
.Rasa lapar yang amat sangat sudah begitu sering dirasakan Kimmy. Lama-lama dia menjadi kebal. Godaan makanan yang beraroma menggiurkan tak lagi menggugah hatinya. Kimmy terus bersemedi, matanya terpejam tanpa timbul keinginan untuk melirik aroma sedap makanan apa yang disediakan untuknya. Lama kelamaan aroma sedap makanan itu menghilang.
Kimmy baru bersemedi dengan tenang, sudah muncul gangguan lainnya. Sesosok makhluk astral datang mengusik.
“Hihihihi ... jadi kau lah yang dimaksud Kang Genderuwo?”
Kimmy mengabaikan makhluk itu, namun dia yakin sosok itu adalah makhluk halus. Perkiraannya tak salah, yang berdiri di hadapannya sekarang adalah kuntilanak bermata merah. Makhluk itu tengah menatap Kimmy tajam.
“Kamu ndak tahu Kang Genderuwo? Dia yang tinggal di atas bukit. Dulu dia menyukaiku. Sejak kamu datang, dia mengalihkannya padamu!” desis Kuntilanak geram.
Kimmy tak menyahutinya, dia telah dipesan tak boleh bereaksi walau apa pun yang terjadi. Kimmy terus bersemedi.
“Aku akan membunuhmu!’ pekik Kuntilanak geram. Makhluk astral itu melompat kearah Kimmy, siap menghabisi gadis itu.
BLUUUSH!
Kuntilanak itu menghilang bagai asap begitu menyentuh tubuh Kimmy. Suasana kembali lenggang, Kimmy bisa lebih fokus bersemedi. Rasa penat dan lapar tak lagi dirasakannya. Pikirannya terpusat pada semedinya. Dia dapat merasakan aliran energi yang masuk ke tubuhnya entah darimana.
“Kimmy, bangunlah. Ndak seharusnya kamu melakukan ini. Aku ndak mau kamu bersekutu dengan roh sesat itu!”
Suara itu? Ingin sekali Kimmy bangun untuk melihatnya. Satryo datang! Satryo-nya masih hidup. Jantung Kimmy melonjak tak karuan. Ingin sekali dia bangun dan memeluk kekasihnya. Tapi entah mengapa dia tak langsung melakukannya. Kimmy bimbang, dia teringat akan pesan Nyai Dasimah ... apapun yang terjadi jangan membuka mata, tetap lah bersemedi.
Apakah Satryo benar-benar hadir atau ini termasuk godaan yang harus dihadapinya? Kimmy tak bisa memastikan. Dia menunggu, ingin melihat apa yang dilakukan oleh Satryo yang ini.
Satryo bergerak mendekatinya, dan memeluknya dari belakang. Aneh, bukan kehangatan yang melingkupinya, tapi terasa dingin menyergap. Kimmy membiarkan kekasihya melakukan apa pun padanya. Satryo mengelus perutnya, meraba dadanya. Dia berusaha menahan geli ketika Satryo mengendus di tengkuknya. Tak ada hembusan nafas hangat seperti biasanya. Aneh. Dan saat Satryo mengecupnya tak menyebabkan gelenyar di kulitnya. Kimmy merasa heran.
“Mengapa kamu mengabaikanku? Apa kamu sudah ndak menghendaki diriku? Jawab Kimmy!” tuntut Satryo.
Kimmy ingin sekali menjawabnya, namun lidahnya terasa kelu. Sulit sekali digerakkan untuk mengatakan isi hatinya. Bahkan matanya seakan dilem sehingga tak bisa terbuka.
“Baiklah, kalau kamu ndak menginginkanku lagi ... aku pergi dan ndak akan kembali lagi. Selamat tinggal untuk selamanya.”
Terasa sedih mendengarnya. Tangan Kimmy mengepal. Ingin sekali dia menghambur untuk mengejar dan menahan Satryo. Namun Kimmy tak bisa melakukannya. Dia terus berdiam sampai suara itu hilang, terasa sunyi seketika. Kimmy kembali memusatkan konsentrasinya untuk bersemedi.
Telinganya yang sensitif mendengar suara gua dibuka, lanjut dengan suara langkah kaki mendekat. Kimmy tahu siapa orang yang mendekat dari langkah kaki yang terseok-seok itu. Tebakannya tak meleset. Terdengar suara parau perempuan tua menegurnya.
“Kau boleh membuka matamu, Nduk. Masa semedimu telah selesai.”
Hanya Nyai Dasima yang bisa mengakhiri masa semedinya, Kimmy telah diberitahu tentang hal ini. Perlahan dia membuka matanya yang terasa berat.
“Apa aku berhasil?” tanya Kimmy lirih. Tenaganya telah terkuras habis karena harus bersemedi dan tak makan minum selama tiga hari. Dia nyaris pingsan.
Nyai Dasima tersenyum misterius. “Kita akan tahu sebentar lagi.”
Kimmy mengangguk lemah. Dia tak yakin, tapi sangat berharap usaha yang telah dilakukannya tak sia-sia.
“Berdirilah,” pinta Nyai Dasima.
“Tapi Nyai ....” Tubuhnya sangat lemas, dia tak memiliki kekuatan untuk berdiri.
“Berdirilah!” titah Nyai Dasima.
Dengan memaksakan diri, Kimmy berdiri. Dia sempat sempoyongan sebelum bisa mendapatkan keseimbangannya dan berdiri persis di depan Nyai Dasima. Perempuan tua itu menipiskan jarak di antara mereka. Kini mereka berhadapan muka dengan jarak tak lebih dari sejengkal.
“Kita mulai ritual penyatuan,” cetus Nyai Dasima dengan suara parau.
Kimmy mengangguk. Dia tahu ini adalah bagian terpenting dari perubahan dirinya. Kimmy mendengarkan dengan seksama perintah Nyai Dasima.
“Apa pun yang terjadi, jangan beranjak dari tempatmu sekarang. Matamu harus terus terbuka. Ngerti toh?”
Kimmy mengangguk lagi, bahkan untuk menjawab dia sudah tak memiliki tenaga. Gadis itu berusaha tegak berdiri. Nyai Dasima menaruh tangannya di bahu Kimmy dan menekannya dengan keras. Terasa berat sekali namun Kimmy menahannya sedapat mungkin.
Ada hawa panas yang mengalir dari tautan tangan itu, Kimmy mengernyit menahannya. Semakin lama semakin panas membakar. Peluh membasahi wajah dan tubuh Kimmy.
“Nyaiii ....”
“Diam! Apapun yang terjadi jangan bertanya!” bentak Nyai Dasima.
Kimmy sontak menutup mulutnya. Dia menahan segalanya, demi tujuannya tercapai. Pikirannya tertuju pada Satryo yang mungkin telah berada di alam baka.
Sat ... aku akan membalaskan dendammu dan menolong orang yang menderita karena ulah iblis tua itu!
Nyai Dasima memejamkan mata dengan wajah mendongak keatas, mulutnya terbuka lebar. Kimmy dapat melihatnya dengan jelas karena Nyai Dasima memintanya untuk selalu membuka mata lebar-lebar. Dia bisa mendengar Nyai Dasima merapalkan kata-kata yang tak dimengertinya, mungkin dari bahasa jawa kuno. Beberapa saat kemudian wajah Nyai Dasima berubah memerah dan terus memerah hingga nyaris kehitaman.
Kimmy tersentak ketika perempuan tua itu melolong keras. Dari mulutnya yang terbuka lebar, keluar asap merah kehitaman. Dari asap itu terlihat mata semerah darah, Kimmy terkesiap melihatnya. Mata itu memandangnya dengan jahat, Kimmy jadi ragu. Mengapa firasatnya mendadak tak enak? Makhluk apa yang dibiarkan akan memasukinya? Apakah iblis?
Belum sempat Kimmy melakukan apa pun, asap itu telah melesat memasuki tubuhnya melalui mulut, hidung, telinga dan matanya. Dia membeliak lebar, tubuh Kimmy terasa kaku seketika dan bergetar hebat. Nyai Dasima menurunkan wajahnya, menatap proses itu dengan senyum puas tersungging di wajahnya. Namun senyum itu tak bertahan lama, Nyai Dasima memandang tak percaya ketika tubuh Kimmy menolak penyatuan roh yang dijalaninya. Asap hitam itu tertarik keluar dan kembali masuk ke tubuh Nyai Dasima. Perempuan tua tersentak kaget kemudian tubuhnya bergetar sangat keras. Matanya mendelik ketika menyadari sesuatu.
“Kamu ... kamu ....” Dia menuding Kimmy dengan tatapan ngeri.
Kimmy yang kembali pulih namun dengan keadaan sangat lemah menatap kebingungan. Ada apa dengan dirinya? Mengapa penyatuan roh yang dijalaninya gagal?
“Ada apa dengan saya, Nyai?”
“Kamu hamil! Benih siapa itu? Apa milik Satryo?” pekik Nyai Dasima geram.
Kimmy terkejut, sangat syok. Dia hamil! Dan dia sendiri tak tahu siapa bapak janinnya. Apakah Satryo atau ... Bhanaspati?
“Saya ... saya tak tahu,” sahut Kimmy bingung.
Nyai Dasima menggeram kesal. “Janinmu menolak penyatuan roh kita! Dia harus diambil supaya tujuan kita berhasil.”
Kimmy sontak mundur mendengar ucapan Nyai Dasima. Tidak! Dia tak ingin mengorbankan anaknya untuk tujuan gilanya! Janin miliknya tak berdosa. Apalagi, mungkin janin ini adalah peninggalan Satryo yang amat berharga baginya.
“Tidak, tidak ... tidak boleh,” racau Kimmy gugup.
Nyai Dasima terus mendekatinya dengan sikap mengancam. “Terlambat mundur! Kau sudah menyepakati perjanjian ini. Apapun yang terjadi, penyatuan roh harus terjadi ... walau dengan tumbal anakmu!”
Kimmy terhenyak dengan mata mendelik.
Tuhan, selamatkan anaknya ....==== >(*~*)< ====
KAMU SEDANG MEMBACA
41. MISTERI NYAI RONGGENG
HorrorCERITA INI TELAH TERBIT DI DREAME / INNOVEL. DAPATKAN VERSI LENGKAP DISANA. AKUN VALENT C Desa Gayam adalah desa terkutuk, tak boleh ada pementasan tari Ronggeng disana. Ada kisah tersembunyi tentang Nyai Ronggeng yang sebelum terbunuh melancarka...