25. Persatuan Murid

28 3 0
                                    

***

SMA Z...

Suasana kelas yang diajar Yara hari ini cukup tenang, para siswa sibuk mengerjakan latihan yang dijabarkan di papan tulis dan beberapa sudah mengumpulkan buku tulis termasuk Jusuf dan Haris.

"eh.. paket dari lu udah nyampe." Ujar Jusuf. "kaget gue, lukisan lo keren banget."

"hahaha itu masih dasar, Suf." Haris tersenyum sedikit tersipu. "tapi cocok kan sama kepribadian lo?"

"yaaa kurang lebih, aestetik banget sampe gue posting nih di sosmed gue." Jawab Jusuf. "lo... punya workshop buat ngelukis gitu ya? lain kali mau dong main kesana."

"bukan punya pribadi sih, gabungan sama komunitas... tapi boleh-boleh aja." Haris mengangguk antusias dan tiba-tiba kepala mereka dilempar oleh serpihan kertas.

"jangan berisik." Tegur Yara dengan lirikan tajam. "yang lainnya belom selesai, obrolan kalian bisa ganggu mereka."

Jusuf meluncurkan jurus manyunnya sambil bersungut-sungut sementara Haris mengulum senyum menatap Yara di meja guru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jusuf meluncurkan jurus manyunnya sambil bersungut-sungut sementara Haris mengulum senyum menatap Yara di meja guru. Laki-laki itu antusias karena mungkin hanya dia yang tahu sosok Yara di luar sekolah seperti apa.

Bu Yara juga sama seperti wanita lain yang memiliki sosok hangat dan ramah; sosoknya yang saat ini hanya setelan khusus siswa SMA Z.

.

"oi."

Haris menoleh ketika Calvin memanggilnya sepulang sekolah, ia saling menukar tatap dengan Jusuf memastikan apakah berinteraksi dengan Calvin adalah hal baik.

"datengin aja." Jawab Jusuf. "ada gue ini, tenang."

Haris melangkah mendekati Calvin, dilihat dari gerak-gerik Calvin nampaknya ia tak mau membuat keributan. "kenapa?"

"ini seriusan lo yang lukis?" Calvin menunjukkan hasil lukisan Haris yang mendapatkan banyak likes dari pengikut media social Jusuf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ini seriusan lo yang lukis?" Calvin menunjukkan hasil lukisan Haris yang mendapatkan banyak likes dari pengikut media social Jusuf. "keren banget bro, aestetik gimana gitu."

Haris tertegun sebentar kemudian tertawa lega. "haha... iya gue suka melukis juga buat ngisi waktu luang dan nambah uang jajan."

"oh... gue kira lo atlit panahan waktu SMP?" Calvin merangkul Haris; membuat laki-laki itu tertegun sesaat.

"oh iya... gue cedera jadi banting setir buat ngelukis. Hehe... hehe." Haris tertawa canggung lantaran Calvin bersikap baik padanya.

"lain kali gue request ya buat ultah bokap gue.... Kira-kira beberapa bulan lagi sih." Pinta Calvin. "bokap gue udah banyak yang dia punya... mungkin lukisan bakal bermakna buat beliau."

Haris mengangguk, "boleh-boleh... bisa diatur, lo save aja nomer gue."

Sesaat mereka bertukar nomor, tiba-tiba Jusuf mendekat. "sorry ganggu bisnis kalian... tapi kayaknya Bu Yara butuh bantuan kita."

"kita?" Calvin sedikit terkejut. "gue juga?"

"ya iyalah, apalagi elu! Kan elu yang ototnya gede!" ucap Jusuf gemas, "dia kaya ditarik-tarik paksa gitu ama cowok!"

Haris sontak berlari, ia membatin... Bu Yara yang dingin dan jutek sampai tak berdaya oleh seseorang... bisa berarti sosok itu berbahaya.

"ini di sekolah, tolong jangan paksa saya." Terdengar suara lantang bu Yara dari depan gerbang.

"apaan sih saya-saya? Biasanya lo gue juga." Cetus laki-laki itu. "ayo pulang, ini gue kesini bela-belain buat jemput lo."

"ngga mau." Yara menepis tangan laki-laki itu. "please.... Saya bukan siapa-siapa kamu lagi."

"bullshit gue ngga peduli lo mau ngomong apa!" seru sosok itu, merasa situasi semakin berbahaya akhirnya Haris mendekat seraya menggapai lengan Yara.

"sorry bang, ada urusan apa sama wali kelas saya?" ucap Haris, Yara terkejut melihat kehadirannya sekaligus kontak fisik yang Haris lakukan. "beliau ngga nyaman sama perlakuan abang, biar saya aja yang anter pulang."

"Haris, jangan ikut-ikut." Bisik Yara gentar. "beliau mantan saya, dia ngga pernah segan-segan mukul anak sekolah."

"oh ada jagoan mau belain gurunya." Cetus sosok yang ternyata Khalil. "gue pacarnya jadi gue berkewajiban nganter dia pulang, sekarang lo minggir ato gue bikin muka ganteng lo ngga berbentuk."

"mending abang pergi aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"mending abang pergi aja." Sahut Calvin yang ternyata membawa teman-temannya. "kita bisa lapor polisi karena abang bikin keributan di wilayah sekolah dan ganggu guru kita."

***

Apa kabar readers FREQUENCY?
Finally author kembaliii
Doakan smg lancar nyelesein draft FF ini huhu~

FREQUENCY • SKZ Seungmin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang